Sejak Januari 2021 Pemerintah Indonesia mulai menggencarkan program vaksinasi COVID-19. Program ini mendapat respons yang beragam dari masyarakat. Ada yang antusias untuk segera mendapatkan vaksin, ada pula yang ragu-ragu.
Buat yang antusias, program ini dianggap sebagai kesempatan penting untuk mengurangi risiko penularan atau infeksi COVID-19. Sementara bagi yang ragu, mereka punya beberapa alasan yang terungkap dalam survei global yang ditampilkan pada dasbor covidbehaviors.org, yang dikembangkan oleh Johns Hopkins Center for Communication Program periode 16-31 Mei 2022.
Apa saja alasannya? Yuk, simak.
ADVERTISEMENTS
1. Khawatir akan efek samping
Ini adalah alasan terbesar mengapa masih banyak orang yang ragu divaksinasi COVID-19. Hasil survei JHCCP menunjukkan 54 persen masyarakat secara global yang belum divaksinasi ragu karena alasan efek samping ini. Di Indonesia, jumlah masyarakat dengan status belum divaksinasi yang beralasan sama adalah sebanyak 40 persen.
Sebenarnya ini merupakan kekhawatiran yang wajar, mengingat segala hal tentang COVID-19 termasuk vaksinnya adalah sesuatu yang baru. Namun, kamu nggak perlu khawatir sampai enggan divaksinasi karena efek samping vaksin COVID-19 ini sama dengan jenis vaksin lain yang bersifat ringan hingga sedang.
Yup, buat kamu yang belum tahu, efek samping vaksin COVID-19 bersifat ringan hingga sedang seperti nyeri, kemerahan atau bengkak pada lokasi suntik, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, mual hingga demam yang dapat mereda dan hilang dalam beberapa hari.
Nah, efek samping tersebut juga bisa kamu ringankan dengan istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, mengompres pada lokasi suntikan menggunakan kain bersih yang direndam air dingin, dan minum obat penurun panas sesuai anjuran. So, nggak ada yang perlu diragukan, kan?
ADVERTISEMENTS
2. Tidak merasa butuh vaksin
Alasan ini cukup banyak ditemukan, terlebih saat ini ketika kondisi pandemi sudah kian terkendali. Nggak sedikit yang merasa tidak butuh vaksin karena dia masih berusia muda dan memiliki tubuh yang sehat serta bugar.
Survei mencatat masyarakat secara global dengan status belum divaksinasi yang mengaku tidak merasa butuh vaksinasi adalah sebanyak 36 persen. Sementara di Indonesia, dalam hasil survei yang sama diketahui jumlah masyarakat belum divaksinasi yang merasa tidak butuh vaksinasi sebanyak 23 persen.
Sejatinya, nggak peduli umur atau kebugaran tubuh, setiap orang yang memenuhi kriteria layak perlu mendapatkan vaksinasi COVID-19. Ini karena vaksinasi COVID-19 sendiri berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengurangi risiko terpapar virus baru.
Nggak hanya itu, setiap orang dengan kriteria layak juga perlu melakukan vaksinasi karena dapat mengurangi dampak berat dari COVID-19 jika sewaktu-waktu terpapar. Yup, perlu dicatat kalau vaksin COVID-19 tidak serta merta membuat manusia kebal dari virus, melainkan membuat tubuh lebih siap menghadapi virus sehingga tidak berdampak berat.
ADVERTISEMENTS
3. Belum yakin kalau vaksinasi akan efektif menangkal COVID-19
Ini juga menjadi alasan yang cukup banyak diamini oleh orang-orang untuk menunda melakukan vaksinasi COVID-19. Berdasarkan hasil survei, masyarakat secara global yang ragu divaksinasi karena belum yakin akan efektivitas vaksin COVID-19 adalah sebanyak 28 persen, sementara di Indonesia sebanyak 21 persen.
Faktanya, menurut World Health Organization (WHO), beberapa vaksin COVID-19 yang sejauh ini telah disetujui penggunaannya, bahkan diharapkan minimal dapat memberikan sebagian perlindungan terhadap varian baru virus Corona.
Nggak hanya itu, studi efektivitas vaksin COVID-19 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI terhadap tenaga kesehatan di DKI Jakarta pada periode Januari – Juni 2021 lalu membuktikan bahwa vaksinasi mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-19, mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, kamu nggak perlu ragu akan efektivitas vaksinasi COVID-19. Sebab, para ahli di seluruh dunia pun terus menguji efektivitas vaksin, dan meningkatkan efek perlindungannya seperti dengan pemberian booster. Itu makanya melakukan vaksinasi dosis lengkap hingga booster saat ini adalah penting.
ADVERTISEMENTS
4. Masih belum yakin bahwa vaksin aman
Alasan yang dikemukakan 21 persen masyarakat secara global dan 28 persen dari masyarakat Indonesia yang belum divaksinasi ini biasanya datang berbarengan dengan kekhawatiran akan efek samping vaksin COVID-19. Ketidakyakinan ini juga bersifat wajar, mengingat pengembangan vaksin COVID-19 diupayakan berjalan secepat mungkin.
Nah, meski pengembangannya diupayakan berjalan secepat mungkin, tapi vaksin COVID-19 yang beredar saat ini dengan persetujuan WHO, telah melalui serangkaian uji klinis ketat, loh. Uji klinis ketat ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian vaksin dengan standar internasional dalam hal keamanan dan efektivitasnya. Sekali lagi, kamu nggak perlu khawatir sampai ragu divaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENTS
5. Merasa bahwa orang lain lebih membutuhkan vaksinasi
Alasan ini tepat dikemukakan pada tahun 2021, pada masa-masa awal program vaksinasi digencarkan. Sebab, pada masa tersebut kapasitas produksi vaksin terbatas, sehingga vaksin yang tersedia pun mesti diprioritaskan untuk kelompok rentan, seperti tenaga kesehatan, lansia, dan pekerja di sektor esensial.
Akan tetapi sekarang, di saat produksi dan ketersediaan vaksin sudah stabil, alasan ini sayangnya masih bisa ditemukan. Persentasenya tidak tinggi memang, survei JHCCP mencatatkan di angka 11 persen secara global dan 19 persen di Indonesia.
Produksi serta ketersediaan vaksin yang saat ini sudah stabil, ditambah program vaksinasi dari pemerintah masih berjalan, seharusnya menjadi alasan bagi kamu untuk segera mendapatkan vaksin bersama dengan orang lain yang dikategorikan lebih membutuhkan karena profesi dan kondisi kesehatannya.
Nah, itu dia sejumlah alasan besar dari orang-orang yang masih ragu untuk divaksinasi. Setelah mengetahui penjelasan dari keraguan di atas, kamu sudah siap untuk segera mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap, kan? Ingat, kondisi pandemi saat ini memang sudah jauh lebih terkendali. Namun, perlu dicatat kalau pandemi belum benar-benar hilang.
Satu-satunya cara untuk segera mengakhiri pandemi ini hanyalah dengan melakukan vaksinasi dosis lengkap dan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan dan menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta mengenakan masker terutama jika kondisi tubuh sedang tidak fit.