Belakangan warganet dibuat kesal sekaligus iba berjamaah dengan adanya kisah viral bertajuk ‘layangan putus’ di media sosial. Kisah itu dibagikan oleh seorang wanita yang ditinggal suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Padahal kala itu mereka sudah punya 4 anak yang masih kecil-kecil. Keputusan suaminya untuk berselingkuh itu mendapat kecaman dari tak sedikit warganet yang merasa kasihan dengan kondisi si wanita itu.
Kita selama ini selalu cukup puas dengan jawaban yang menganggap orang selingkuh itu karena sudah tabiatnya, atau karena memang hubungannya nggak harmonis. Tahukah kamu kalau sebenarnya, alasan orang berselingkuh ini bisa dijelaskan secara ilmiah lo, bahkan katanya faktor genetik juga bisa berpengaruh. Wah, gimana ya penjelasan detilnya?
ADVERTISEMENTS
1. Jangan skeptis duluan, faktanya selingkuh itu memang ada dalam gen sebagian manusia. Yang membedakan adalah kadar banyak-sedikitnya
Gen manusia yang sungguh kompleks itu bisa berpengaruh ke banyak hal, salah satunya kecenderungannya untuk berselingkuh. Percaya atau nggak, menurut penelitian di University of Pennsylvania, sebagian orang yang pernah berselingkuh ternyata punya orangtua yang dulunya juga pernah mendua. Hal ini bisa dijelaskan lewat suatu gen bernama DRD4. Gen ini tugasnya untuk memproduksi hormon dopamin yang bisa bikin manusia bahagia.
Orang dengan alel DRD4 lebih panjang, perlu stimulasi lebih banyak untuk melepas dopaminnya –dengan kata lain untuk bisa bahagia. Sebaliknya, orang yang alel DRD4-nya pendek, nggak perlu ribet untuk bisa bikin dia bahagia, alias 1 pasangan aja cukup. Ada juga gen lain yang berpengaruh, namanya AVPR1A. Katanya, 40% wanita yang punya gen ini punya kecenderungan berselingkuh.
ADVERTISEMENTS
2. Alasan ilmiah lain, sebenarnya manusia itu secara alami kesulitan menjalani hubungan monogami lo, walau di awal pernikahan nggak ada niat sama sekali untuk mendua
Saat baru menikah, pasti nggak ada orang yang kepikiran untuk selingkuh. Namun dilihat dari kacamata sains, manusia secara umum sebenarnya kesulitan untuk menjalani hubungan monogami. Ditambah banyak budaya atau ajaran agama yang menganggap poligami bisa diterima. Tapi kondisi ini tetap nggak bisa menutup kemungkinan orang buat setia dan berkomitmen sama 1 pasangan aja sih.
ADVERTISEMENTS
3. Selain itu, sistem otak juga bisa berpengaruh pada keputusan orang berselingkuh. Ini termasuk pada kemampuan mereka mengontrol pikirannya
Setiap manusia mempunyai 3 sistem otak berbeda terkait dengan hubungannya dengan lawan jenis. Pertama perasaan cinta romantis, kedua dorongan seksual, ketiga perasaan keterikatan. Tapi faktanya, dari ketiganya itu belum tentu saling berhubungan satu sama lain. Secara sederhana, bisa saja sistem otak pertama bekerja dengan memikirkan seseorang, tapi belum tentu sistem otak kedua dan ketiga bekerja dengan memikirkan orang yang sama. Inilah yang memicu seseorang selingkuh.
Walau bisa dijelaskan lewat sains, tapi bukan berarti kamu jadi bisa menghalalkan perselingkuhan lo ya. Biar gimana pun, yang bisa setia sama satu pasangan dan bahagia selama-lamanya itu tetap yang terbaik. Kalau pun dapat pasangan yang buruk, selingkuh juga tetap nggak bisa jadi jalan keluar.