Selebriti "dihilangkan" dari internet | Ilustrasi oleh Hipwee via www.hipwee.com
Di dunia nyata maupun maya, selebritas adalah sosok yang selalu mendapat sorotan masyarakat. Gerak-gerik mereka terpantau dan terukur, baik melalui media massa, karya, maupun media sosial. Hanya saja, di Tiongkok hal ini sepertinya sudah nggak berlaku. Atensi penggemar kepada sejumlah selebritas kini justru mulai dibatasi pemerintah, setidaknya sampai nama Vicki Zhao ramai diperbincangkan.
Vicki Zhao atau Zhao Wei adalah salah satu aktris besar Tiongkok. Di Indonesia, namanya bersinar berkat film “Shaolin Soccer”. Nah, pada bulan Agustus lalu, Zhao menjadi perbincangan hangat lantaran segala hal yang berkaitan dengan dirinya dihapus dari internet oleh pemerintah Tiongkok.
Bukan akun media sosialnya saja yang dilenyapkan, diberitakan oleh Fortune pada Senin (30/8), berbagai platform streaming video populer di Tiongkok seperti Tencent Video dan iQiyi, diminta untuk menghapus semua film dan serial yang dibintangi Zhao tanpa diberikan alasan. Perintah penghapusan tersebut dikeluarkan oleh regulator hiburan yang dikelola negara, National Radio and Television Administration (NRTA).
Selain itu, situs informasi film pun turut menghapus nama Zhao dari credit untuk karya-karya yang pernah ia garap. Nggak ketinggalan, halaman penggemar tidak resmi Zhao di Weibo, media sosial mirip Twitter bikinan Tiongkok, juga ikut dihapus. Tagar alias hashtag tentang Zhao pun tak luput dari sensor.
ADVERTISEMENTS
Alasan semua hal yang berkaitan dengan Zhao dihapuskan dari internet sebenarnya kurang begitu jelas
Sampai saat ini belum ada alasan pasti mengapa akun Zhao dihapus sedemikian rupa dari internet. Surat kabar pemerintah Tiongkok, The Global Times, seperti dilansir BBC, Selasa (7/9) juga mengatakan tidak ada alasan resmi untuk tindakan tersebut. Satu hal yang pasti dari kasus ini hanyalah, hal ini dilakukan oleh pemerintah Tiongkok di tengah kampanye melawan budaya penggemar dan selebritas.
Beberapa pihak beranggapan Zhao dihapus dari internet karena melanggar sesuatu yang diyakini pemerintah lewat kampanye tersebut. Selain itu, ada pula yang berspekulasi kalau Zhao dihapus dari internet karena sejarah transaksi bisnis kontroversial atau persoalan lain yang melibatkannya di masa lalu. Diketahui, Zhao beberapa kali memang pernah mendapat tudingan serius.
Variety mencatatkan, pada tahun 2001 Zhao pernah mendapat kritik keras lantaran mengenakan gaun yang tampaknya terbuat dari bendera militer Jepang. Tahun 2016, ia dituduh mendukung separatisme Taiwan karena tampil dalam sebuah film bersama aktor Leon Dai. Sementara pada tahun 2018, Zhao dan sang suami dilarang masuk pasar sekuritas selama lima tahun setelah memberikan informasi palsu.
ADVERTISEMENTS
Pemerintah Tiongkok merasa budaya penggemar dan selebritas dapat timbulkan kekacauan
Ilustrasi penggemar | Photo by Anthony DELANOIX on Unsplash
Pemerintah Tiongkok menggencarkan kampanye melawan budaya penggemar dan selebritas karena merasa budaya tersebut dapat menimbulkan ‘kekacauan.’ Kekacauan yang dimaksud dijelaskan dalam sepasang pemberitahuan terkait langkah lebih lanjut pengendalian budaya penggemar dan selebritas pasca kasus Zhao, yang dikeluarkan The Cyberspace Administration of China (CAC) akhir Agustus lalu.
Dalam pemberitahuan pertama, pemerintah akan mengambil tindakan hukum terhadap penyebaran informasi berbahaya dalam grup penggemar selebritas. Disebutkan pula, bahwa akan ada kemungkinan untuk menutup saluran diskusi penggemar. Analis media Tiongkok, Kerry Allen kepada BBC mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok punya kekhawatiran karena grup penggemar dapat memobilisasi protes untuk idola mereka.
Seperti diketahui, grup dan para penggemar seperti K-poper punya kemampuan mengatur aksi mengesankan. Tahun lalu warganet dibikin takjub oleh aksi K-poper yang sengaja memborong tiket kampanye Donald Trump untuk tidak digunakan agar acara tersebut sepi. Penggemar dan grup K-pop juga seringkali dengan mudah mengumpulkan uang untuk mempromosikan idola mereka.
Sementara dalam pemberitahuan kedua disebutkan kalau pemerintah akan mengumumkan rancangan peraturan untuk algoritma rekomendasi internet. Dalam hal ini, pemerintah Tiongkok ingin menghentikan algoritma yang mendorong pengguna internet menghabiskan uang dalam jumlah besar atau “membelanjakan uang dengan cara yang dapat mengganggu ketertiban umum”.
Nggak dijelaskan secara rinci membelanjakan uang seperti apa yang dapat mengganggu ketertiban umum. Namun, diketahui para penggemar BTS di Tiongkok sempat melakukan penggalangan dana melalui Weibo demi mempersonalisasi sebuah pesawat untuk ulang tahun Park Ji-Min yang ke-26. Untuk itu, Weibo, seperti dikutip dari BBC mengatakan aksi tersebut merupakan “penggalangan dana ilegal”.
ADVERTISEMENTS
Tak cuma Zhao, selebritas Tiongkok lainnya juga terkena dampak penghapusan akun media sosial
Kasus-kasus “penghilangan” selebritas dari internet | Tata letak dan teks oleh Hipwee
Seperti yang telah disebutkan, Zhao bukan selebritas Tiongkok pertama yang ‘dihapus’ dari internet. Beberapa minggu sebelumnya, aktor Zhang Zhehan mengalami hal serupa. Nama Zhang dihapus dari internet karena sebuah swafoto yang menampakkan dirinya tengah berpose di Kuil Yasukuni, Jepang. Swafoto tersebut dianggap menyakiti perasaan orang Tiongkok. Seperti Zhao, film dan serial TV yang menampilkan Zhang pun dihapus.
Kasus Zhao disusul penghapusan Kris Wu berikut jejak digitalnya dari internet. Akun Weibo resmi dan label dari penyanyi sekaligus aktor ini dihapus sebagai respons atas tuduhan pemerkosaan yang ia lakukan. Sebagian besar platform streaming juga ikut menghapus lagu-lagu Kris Wu.
Melansir Kompas.com, Weibo bahkan turut menghapus akun dan grup yang diketahui membela Kris Wu. Mobilisasi protes dari penggemar dalam hal ini dinilai keliru. Untuk diketahui, Kris Wu menyangkal tuduhan terhadapnya. Tercatat hingga tanggal 1 Agustus 2021, Weibo telah menghapus sebanyak 108 akun dan 789 grup penggemar Kris Wu yang dinilai melanggar pedoman komunitas.
Kasus menghilangnya pesohor dari pandangan publik juga sempat melibatkan bos Alibaba dan Ant Group, Jack Ma. Ia menghilang setelah berpidato mengkritik sistem keuangan pemerintah Tiongkok yang sudah usang pada Oktober 2020 lalu. Sejak ditetapkan menghilang, Jack Ma sempat beberapa kali muncul di publik. Namun, lokasi keberadaannya nggak diketahui secara pasti.
Sebagian orang kini berspekulasi kasus yang menimpa Zhao berkaitan dengan hubungan dekatnya bersama Jack Ma. Diketahui, Zhao dan sang suami merupakan pemegang saham terbesar kedua di Alibaba Pictures.
ADVERTISEMENTS
Platform media sosial lain juga pernah melakukan penghapusan seperti yang dilakukan Weibo
Tiongkok memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki aturan ketat terkait konten, mulai dari video game, film, hingga musik. Pemerintah negara tersebut nggak segan menyensor apapun yang diyakini melanggar nilai-nilai inti sosialis. Tiongkok juga menganggap media sosial telah tumbuh terlalu besar, melanggar privasi pengguna, mendorong opini vulgar, dan individualisme.
Namun, praktik semacam penghapusan akun dan pemblokiran tagar juga dapat ditemukan di beberapa negara lain. Facebook pada akhir April lalu sempat bikin heboh warganet India, lantaran memblokir tagar #ResignModi yang menyerukan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mengundurkan diri.
Nggak sedikit warganet yang berspekulasi pemblokiran tagar tersebut merupakan permintaan pemerintah India. Sebab, sebelum diblokir tagar tersebut tersemat pada lebih 12.000 unggahan kritis terkait sikap pemerintah terhadap kondisi pandemi. Pemblokiran tersebut berlangsung beberapa jam hingga Facebook memberikan klarifikasi bahwa hal tersebut terjadi secara tidak sengaja, bukan atas permintaan pemerintah India.
Masih terkait dengan Narendra Modi, akun Twitter aktris Bollywood Kangana Ranaut ditangguhkan secara permanen karena dinilai telah berulang melanggar aturan tentang perilaku kebencian dan perilaku kasar. Seperti dilansir dari Reuters, salah satu cuitannya pada tanggal 3 Mei 2021 berisi desakan kepada Modi agar menggunakan taktik gangster untuk ‘menjinakkan’ kepala Menteri Benggala Barat, Mamata Banerjee.
Di Jepang, Twitter dan Twipple Japan membungkam nama asli V BTS, Taehyung, untuk menjadi tren karena penyebutan setiap acara dan kata kunci yang berkaitan dengan V terlalu sering dan banyak. Lain lagi di Pakistan, bukan platform media sosial yang berulah, melainkan sikap pemerintah setempat terhadap sebuah papan reklame.
Dilansir dari NME, pada tanggal 1 September lalu, penggemar Jungkook BTS memesan papan reklame untuk menampilkan foto sang idola yang tengah berulang tahun ke-24. Tak berselang lama, seorang politisi lokal menghapus reklame tersebut karena dinilai ‘mempromosikan homoseksualitas.’
Praktik penghapusan selebritas dari internet seperti beberapa kasus di atas tak jarang ditujukan untuk sesuatu yang cukup masuk akal. Namun, praktik seperti itu juga tak luput dari kritikan. Sebagian orang berpandangan praktik tersebut secara langsung melarang kebebasan berpendapat. Dengan kata lain, harus ditemukan solusi jitu untuk tetap bisa melanjutkan tujuan yang masuk akal bagi khalayak, sekaligus menghormati kebebasan berpendapat orang banyak.