Mengalami luka di tubuh memang seharusnya lekas diobati. Meski luka tersebut tergolong luka ringan dan tidak akan menyebabkanmu kehabisan darah, namun luka yang tidak segera disembuhkan bisa berpotensi menimbulkan infeksi lho. Infeksi pun bisa bermacam-macam, mulai dari meriang hingga area sekitar luka yang membusuk.
Seorang wanita di India memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan akibat luka. Luka di beberapa area kepalanya tak kunjung sembuh kemudian dihinggapi banyak belatung. Ia pun mengerang kesakitan dan meminta pertolongan. Selain karena luka yang tak buru-buru disembuhkan, krisis kesehatan publik di India memang sudah tergolong memprihatinkan. Yuk kita kulik kenapa sih ini bisa terjadi, simak uraian Hipwee News & Feature berikut ya!
ADVERTISEMENTS
Preeti Devi, seorang wanita tunawisma menjerit kesakitan ketika kepalanya digerogoti banyak belatung
Dilansir melalui Daily Mail, seorang wanita India mengalami luka-luka di kepalanya setelah diserang oleh segerombolan orang. Setelah selamat dari serangan, ia mengalami trauma dan melarikan diri dari rumahnya selama 6 bulan. Preeti pun menjadi tunawisma dan tidak mampu mengobati lubang di kepalanya. Akibat dibiarkan tanpa diobati, luka tersebut kemudian membusuk dan digerogoti belatung.
Sebenarnya banyak tunawisma di India yang seringkali mengalami masalah kesehatan akibat lingkungan yang tidak higienis dan kondisi cuaca tropis di India. Bahkan kasus infeksi serupa nggak sekali ini terjadi. Dua bulan lalu, seorang wanita India juga mengalami kondisi mengenaskan ketika gusinya membusuk dan digerogoti belatung. Video yang memperlihatkan kondisi di dalam mulut wanita itu pun tersebar di internet dan cukup ‘mengganggu’ warganet di seluruh dunia.
ADVERTISEMENTS
Untungnya, relawan Aphna Ghar di India menolong dan menyelamatkan nyawanya. Bahkan Preeti menyebut mereka sebagai ‘malaikat’
Para relawan yang tergabung dalam organisasi kemanusiaan Aphna Fhar menolong Preeti Devi dengan mengeluarkan seluruh belatung dari kepalanya. Lubang di kepalanya bukan hanya satu, melainkan ada banyak. Sehingga seluruh binatang parasit tersebut harus seluruhnya dikeluarkan terlebih dahulu dari kepala Preeti. Setelah dibersihkan, Preety pun diberikan obat dan dirawat. Tak hanya menyembuhkan lukanya, relawan Aphna Ghar juga memberikannya makanan dan pakaian layak untuk perawatan. Organisasi ini memang berkonsentrasi membantu imigran, homeless, dan korban kekerasan seksual di wilayah Asia Selatan.
ADVERTISEMENTS
Setelah lima bulan pemulihan, akhirnya Preeti Devi sehat kembali. Luka di kepalanya perlahan tertutup
Penanganan yang diberikan oleh relawan Aphna Ghar tidak sia-sia. Setelah lima bulan, kondisi berangsur pulih.
“Kebaikan mereka telah mengembalikan kepercayaanku akan umat manusia. Aku hampir meninggal perlahan di pinggir jalan (ketika itu)” Preeti Devi, Daily Mail.
Apa yang dialami Preeti Devi merupakan myasis, kondisi ini terjadi ketika larva/belatung hidup menghinggapi bagian tubuh yang terluka atau terinfeksi. Menurut CDC, myasis terjadi akibat larva yang dibawa lalat atau nyamuk dan kondisi lingkungan kurang bersih. Seringnya myasis tumbuh subur di daerah iklim Tropis dan Subtropis. Begitu pula dengan kisah wanita yang mulutnya penuh dengan belatung yang sempat viral beberapa waktu lalu, ia juga mengalami oral myasis atau myasis yang terjadi di dalam mulut. Tentu saja penyakit semacam ini harus segera ditangani dokter dan mendapat perawatan intensif.
ADVERTISEMENTS
Kesehatan publik di India memang kerap jadi sorotan, kasus ini hanya satu dari sekian masalah kesehatan di sana
Sebagai negara berkembang dengan penduduk yang amat padat, penanganan kesehatan di India ada pada level yang mengkhawatirkan. Hindustan Times menuliskan jika dirata-rata, setiap satu dokter resmi negara diperuntukkan untuk 10,189 orang. Satu kasur di rumah sakit diperuntukkan 2,046 orang, dan satu rumah sakit negara untuk melayani setiap 90,343 orang. Jumlah tersebut sangat tidak seimbang. Di India sendiri, jumlah tenaga dokter terpelajar juga sangat jarang, inilah yang membuat negara ini mengalami krisis kesehatan. Bahkan kasus kematian seorang anak akibat dimutilasi anjing seringkali ditolak oleh rumah sakit karena ribuan kasus serupa juga terjadi. Kesehatan merupakan ‘PR’ besar untuk pemerintah India dan menjadi perhatian khusus WHO.
Tidak heran, permasalahan kesehatan ekstrem serupa tidak hanya satu dua kali terjadi di India. Terutama bagi mereka, kaum papa dan tunawisma yang tak memiliki cukup biaya untuk menjalani pengobatan dirumah sakit dengan biaya mahal. Tidak sedikit yang akhirnya harus meregang nyawa di jalanan karena infeksi yang sebenarnya sederhana dan tidak mematikan jika mereka punya akses ke pengobatan maupun sanitasi dasar. Disamping fasilitas kesehatan, sanitasi seperti ketersediaan toilet umum yang bersih juga masih sangat kurang sehingga tunawisma seperti Preeti rentan dengan infeksi esktrem seperti ini. Ngeri ya guys!