Masih ingat saat virus corona mulai menyebar di Indonesia? Saat itu bulan Maret. Berawal dari dua pasien positif, lama-lama virus ini menyebar ke banyak orang. Masyarakat pun heboh dan panik. Muncul berbagai informasi yang simpang siur dan bikin bingung. Untuk mengatasinya, pemerintah menunjuk Achmad Yurianto sebagai juru bicara penanganan Covid-19.
Sejak itulah sosok Pak Yuri muncul setiap hari di layar televisi kita. Dengan gayanya yang tenang dan berwibawa, pria berusia 58 tahun ini menjelaskan satu per satu informasi seputar corona. Sosoknya jadi terasa dekat dengan kita selama beberapa bulan terakhir. Tetapi, kini Pak Yuri sudah berhenti dari tugasnya!
ADVERTISEMENTS
Setelah empat bulan bertugas, Achmad Yurianto mulai hari ini resmi berhenti jadi juru bicara Covid-19. Padahal banyak banget orang Indonesia yang sudah terbiasa mendengarkan update-an Pak Yuri
Terhitung sejak Senin (20/7), Pak Yuri nggak menjadi jubir corona lagi. Kabar ini bikin banyak orang kaget. Pasalnya, sampai sekarang pandemi masih mengkhawatirkan. Orang-orang masih butuh informasi seputar corona supaya sehat dan aman. Tetapi kenapa Pak Yuri berhenti?
Ternyata ini berhubungan dengan keputusan Presiden Joko Widodo yang membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tempat Pak Yuri bertugas selama ini. Lalu gugus itu digantikan oleh Komite Kebijakan dan atau Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Orang-orang yang berada di dalamnya pun diganti, termasuk Pak Yuri…
ADVERTISEMENTS
Baru sehari diganti, begitu banyak orang sontak langsung menyuarakan rasa kangennya. Rasanya sudah terbiasa melihat sosoknya setiap sore di televisi, lihat saja curhatan warganet ini
Selama pandemi, Pak Yuri adalah sosok yang paling ditunggu orang-orang. Setiap hari muncul di televisi pukul 15.30 WIB. Biasanya beliau memakai kemeja batik dan masker bermotif senada. Lalu dengan suara yang tenang dan tegas, Pak Yuri menjelaskan info terbaru seputar Covid-19 demi kita semua. Beliau juga sabar menghadapi kritik yang berdatangan.
Setelah tugasnya berakhir, Pak Yuri menyampaikan terima kasih pada berbagai pihak yang sudah mendukung. Pria ini juga mengungkap arti penting menjadi jubir bagi dirinya.
“Tugas negara adalah kehormatan dan saya sangat terbantu oleh dukungan teman-teman,” kata Pak Yuri seperti dikutip dari Kompas.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Namun bagi banyak orang, sosok Pak Yuri mungkin nggak akan tergantikan. Dari nada bicara sampai pembawaannya yang kalem, sudah melekat di benak orang-orang
Sejak 9 Juni, Pak Yuri bekerja sama dengan Dokter Reisa untuk menyampaikan info seputar corona. Meskipun sang dokter mempunyai penampilan dan pembawaan yang menarik, banyak orang yang mengaku tetap lebih suka menonton Pak Yuri.
Namun, kini Pak Yuri sudah berhenti menjadi jubir. Beliau digantikan oleh Prof. drh. Wiku Adisasmito, yaitu Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia. Sosoknya sudah terpercaya karena pernah menjabat sebagai Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19. Tetapi, beliau mungkin masih terasa asing bagi masyarakat.
ADVERTISEMENTS
Namun tenang aja, kita masih bisa melihat Pak Yuri berjuang di tempat lain. Banyak masalah kesehatan yang membutuhkan uluran tangannya
Meskipun telah berhenti menjadi jubir corona, Pak Yuri tetap berkiprah di bidang kesehatan. Beliau akan kembali fokus di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) yang turut menangani Covid-19. Ada pula masalah-masalah lain yang ingin diselesaikan olehnya; seperti TBC, DBD, malaria, HIV, dan lain-lain.
Semoga pekerjaannya lancar terus ya Pak! Terima kasih sudah menyampaikan berbagai informasi penting seputar Covid-19 selama empat bulan terakhir. Sebelum bekerja lagi, jangan lupa istirahat dulu Pak~