Menurut para pakar kesehatan, tidur adalah cara paling baik dan efektif untuk mengembalikan kondisi tubuh. Sementara, kurang tidur bisa mengakibatkan penurunan kemampuan konsentrasi, produktivitas, hingga kreativitas. Namun, lantaran dianggap bisa baik bagi tubuh, kita sengaja memaksimalkan waktu supaya bisa tidur lama-lama.
Tidur terlalu lama atau disebut oversleeping justru bisa berakibat buruk bagi kondisi tubuh. Rata-rata orang dewasa butuh tidur selama 7-9 jam setiap malam, dan 8 jam dinilai sebagai waktu yang paling ideal. Tidur lebih dari 9 jam akan mengakibatkan kerusakan sel-sel tubuh sehingga mengurangi harapan hidup hingga 17%.
Nah lho, apa kamu termasuk yang punya hobi tidur? Ataukah sering “balas dendam” ketika akhir pekan dan saat liburan untuk tidur seharian? Jika iya, mungkin kebiasaanmu harus mulai diubah sejak saat ini, ya!
ADVERTISEMENTS
1. Ubah kebiasaan tidur terlalu lama! Berat badanmu bisa “menggila” karenanya.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Quebec selama 6 tahun membuktikan bahwa waktu tidur bisa berpengaruh pada berat badan seseorang. Mereka yang waktu tidurnya terlalu lama atau terlalu singkat akan mudah mengalami pertambahan berat badan daripada mereka yang biasa selama 7-8 jam setiap malam.
Dalam penelitian tersebut, orang-orang yang tidur antara 9-10 jam punya resiko 25% lebih besar mengalami pertambahan berat badan sebanyak 5 kilogram. Fakta ini pun berlaku sekalipun mereka yang kelebihan tidur sudah mengimbanginya dengan mengontrol asupan makanan dan rutin berolahraga. Maka, semakin lama kamu tidur, semakin besar pula resiko berat badanmu bertambah bahkan hingga obesitas. Duh!
ADVERTISEMENTS
2. Tidur siang ampuh menggenjot produktivitas, tapi tidur tanpa batas akan mengakibatkan sakit kepala yang justru mengganggu aktivitas.
Bukan hanya imsomnia atau kesulitan tidur yang bisa jadi bencana, kebanyakan tidur pun sama. Sebagai dari kita mungkin terbiasa menambah waktu tidur per hari dengan tidur siang. Pasalnya, beberapa penelitian memang menyebutkan bahwa tidur siang bisa berakibat positif bagi kesehatan dan produktivitas kerja.
Namun, jika lama waktu tidur siang tidak dikontrol atau bahkan terlalu lama, besar kemungkinan kamu akan mengalami gangguan tidur saat malam hari. Akibatnya, kamu pun akan bangun di esok paginya dengan sakit kepala yang pasti mengganggu aktivitasmu. Sebaiknya, cukupkan tidur siangmu selama 20 menit, dan di malam harinya kamu bisa tidur selama 7 jam saja.
ADVERTISEMENTS
3. Rasa lelah dapat hilang dengan tidur 8 jam saat malam. Lebih dari itu, nyeri di punggung malah akan kamu rasakan!
Saat tubuh terasa lelah dan pegal lantaran banyaknya pekerjaan, tidur dianggap bisa memulihkan kondisi tubuh agar kembali bugar. Anggapan tersebut memang benar, tapi lamanya waktu tidur juga harus sesuai. Terbiasa tidur terlalu lama dengan alasan menghilangkan lelah dan pegal pada tubuh justru berakibat nyeri punggung. Selain itu, kebiasaan sering berbaring atau tidur-tiduran juga akan berakibat hal yang sama.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau gak mau pikun di usia muda, sebaiknya ubah kebiasaan tidur terlalu lama sekarang juga.
Nah, kalau kamu nggak mau otakmu terlalu cepat menua, ubahlah kebiasaan tidurmu yang keliru sejak sekarang. Pasalnya, kelebihan tidur akan berakibat pada perlambatan dan kerusakan fungsi otak sehingga mengakibatkan munculnya tanda-tanda kepikunan. Hal ini didasarkan pada penelitian di tahun 2012 pada beberapa wanita lanjut usia. Mereka yang tidur lebih dari 9 jam ternyata mengalami kondisi otak yang menua kurang lebih 2 tahun.
Jika kamu mudah lupa saat menaruh barang atau ketika janjian dengan teman, kamu wajib mulai memperhatikan kebiaan tidurmu. Jangan-jangan, kamu memang kelebihan tidur sehingga kerja otakmu tak lagi sebaik dulu. Sekalipun usiamu masih 20-an, kebiasaan tidur terlalu lama membuat kemampuan mengingatmu sama dengan mereka yang sudah lanjut usia. Nah lho, bisa jadi kamu dipanggil nenek atau kakek juga, dong! Hehehe.
ADVERTISEMENTS
5. Waktu tidur yang “normal” mampu memperkecil kemungkinan stres dan depresi.
Seseorang yang menderita stres atau depresi seringkali mengalami gangguan tidur. Namun, kebiasaan tidur terlalu lama ternyata juga berkaitan dengan stres dan depresi, lho! 15% penderita depresi terbukti terlalu banyak tidur. Sementara, sebuah penelitian di tahun 2014 menyebutkan bahwa mereka yang biasa tidur 7-9 jam setiap malam punya resiko depresi sebanyak 27%, sedangkan yang tidurnya 9 jam atau lebih resikonya mencapai 49%.
Hasil penelitian tersebut menyadarkan banyak pihak betapa pentingnya punya waktu tidur yang “normal”. Dalam kasus penderita depresi, kebiasaan tidur teratur dengan lama waktu yang pas adalah cara paling ampuh demi mempercepat proses pemulihan diri.
ADVERTISEMENTS
6. Jantungmu juga layak disayangi. Jangan biasakan tidur atau guling-guling di kasur lebih dari 8 jam per hari.
American College of Cardiology di tahun 2012 mengumumkan tentang kaitan lama waktu tidur dan penyakit jantung. Ada lebih dari 3 ribu orang diikutsertakan dalam penelitian. Hasilnya, peserta yang terbiasa tidur lebih dari 8 jam punya resiko dua kali lipat menderita serangan jantung.
Sementara, penelitian yang melibatkan 72 ribu orang wanita oleh Nurses’ Health Study di Amerika juga memperoleh hasil yang hampir sama. Para wanita yang tidur lebih dari 11 jam setiap malam punya resiko 38% lebih tinggi mendapat serangan jantung daripada mereka yang tidur 8 jam saja. Namun, perihal keterkaitan kebiasaan tidur dan penyakit jantung masih belum diteliti lebih mendalam lagi.
7. Jika kelak ingin cepat-cepat punya anak, jangan menghabiskan waktu dengan tidur yang terlalu banyak.
Di tahun 2013, tim peneliti di Korea mengamati kebiasaan tidur 650 wanita yang tengah mengikuti program bayi tabung. Hasilnya, angka kehamilan tertinggi terjadi pada mereka yang jam tidurnya “normal”, yaitu 7-8 jam setiap malamnya. Sementara, angka terendah dipegang oleh mereka yang terbiasa tidur antara 9-11 jam.
“Kebiasan tidur akan mempengaruhi ritme sirkadian, siklus menstruasi, dan kondisi hormon. Namun, kaitan antara waktu tidur dan ketidaksuburan seseorang masih perlu penelitian mendalam.” – Dr. Evan Rosenbluth
8. Kurang tidur atau kebanyakan tidur bisa sama-sama berbahaya. Pastikan waktu tidurmu cukup, tapi tak terlalu lama.
Penelitian yang melibatkan 9 ribu orang membuktikan keterkaitan kebiasaan tidur dengan penyakit diabetes. Orang yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam punya resiko lebih besar daripada mereka yang tidur 7 jam saja. Resiko yang sama juga dialami mereka yang tidur kurang dari 5 jam setiap malam. Hasil ini hampir sama dengan penelitian di Quebec, bahwa kebiasaan tidur lebih dari 8 jam memperbesar kemungkinan menderita penyakit diabetes tipe 2.
9. Kamu tentu ingin hidup lebih lama di dunia. Jangan kebanyakan tidur karena resikonya mati muda!
Dari 16 penelitian berbeda di tahun 2010, diambil satu kesimpulan bahwa kurang tidur atau kebanyakan tidur akan sama-sama memperbesar resiko mati muda. Mereka yang tidur lebih dari 9 jam punya resiko mati muda lebih tinggi daripada mereka yang tidur 8 jam setiap malam. Ditambahkan oleh para peneliti, depresi dan status sosial atau ekonomi yang rendah erat kaitannya dengan kebiasaan tidur terlalu lama yang mengakibatkan kematian.
Nah, gimana? Masih ingin menghabiskan waktumu dengan tidur dan bermalas-malasan di kasur?