Rokok sudah lama jadi bagian hidup manusia. Dari zaman ketika cuma bangsawan-bangsawan Eropa yang bisa menikmati rokok pipa, sampai kini bisa dinikmati berbagai kalangan, banyak orang yang tidak bisa lepas dari candu rokok. Bahkan ketika semakin banyak penelitian medis membuktikan dampak negatif rokok terhadap kesehatan, seperti menyebabkan kanker dan penyakit jantung, angka perokok masih tinggi. Terutama di negeri kita ini, jumlah perokok aktif di Indonesia menurut riset Atlas Tobbaco mencapai 90 juta orang — peringkat ketiga dari negara dengan perokok terbanyak di dunia!
Lalu muncul rokok elektrik atau vape, yang perlahan-lahan tapi pasti, mulai menggeser popularitas rokok batangan tradisional. Pasar rokok elektrik bahkan diperkirakan bakal terus meningkat sebanyak 20% tiap tahunnya. Banyak orang beralih dari merokok biasa ke vaping karena berbagai alasan, dari lebih praktis sampai punya banyak rasa. Cuma yang berbahaya sebenarnya adalah ketika banyak orang serta merta percaya 100% bahwa vape itu alternatif yang lebih sehat daripada merokok, padahal persoalan itu hingga kini masih diperdebatkan oleh para pakar.
Bahkan beberapa ahli yakin kalau vape-pun juga punya bahaya dan risiko tersembunyi yang tidak disadari banyak orang. Lalu, apa bedanya dengan rokok ya? Yuk baca bersama Hipwee News & Feature~
ADVERTISEMENTS
1. Vape menggunakan arus listrik untuk mengubah cairan vape menjadi uap, sedangkan rokok memakai api untuk membakar rokok tersebut untuk menghasilkan asap
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Karena itu, pengguna vape harus selalu membawa baterai dan mengisi ulangnya. Sedangkan perokok konvensional nggak boleh lupa bawa korek
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Vape tersedia dalam berbagai rasa mulai dari buah-buahan sampai kue-kue yang enak. Kalau rokok sih rasanya cuma tembakau atau paling ada tambahan mentolnya
ADVERTISEMENTS
4. Asap yang dihasilkan oleh rokok punya bau khas seperti daun terbakar, kalau uap dari vape memiliki bau yang mirip dengan rasa cairan vapenya
5. Vape memang bisa dibilang lebih sedikit menghasilkan sampah, karena bisa dipakai berkali-kali. Tidak seperti batangan rokok yang cuma sekali hisap
6. Nah karena vape menggunakan cairan vape yang bisa diisikan pada alatnya, maka kita bisa mengatur seberapa banyak konsumsinya. Kalau rokok ‘kan ya mengikuti panjang rokok
7. Makanya kadar nikotin vape-pun bisa disesuaikan dan di-customized dalam racikan cairan. Biasanya sih kadar nikotin dalam cairan vape memang lebih kecil dari rokok biasa
8. Kandungan bahan kimia pada rokok konvensional lebih banyak dibandingkan vape. Tapi, sebenarnya keduanya sama-sama berbahaya lho bagi kesehatan~
Meski sekilas vape terlihat lebih ‘sehat’ karena lebih sedikit mengandung zat berbahaya dibandingkan rokok, apakah itu berarti kita boleh bersikap lebih lunak terhadap pengunaan vape? Sekarang saja banyak orang yang sebenarnya sudah berniat berhenti merokok, tapi memilihi menghisap vape — dikiranya akan menghilangkan dampak negatif rokok. Bahkan tidak sedikit orang yang terang-terangan berani menghisap vape di dalam ruangan karena percaya asapnya tidak begitu berbahayanya dibanding dampak rokok terhadap perokok pasif. Ada juga fenomena semakin banyak anak muda yang lebih tergoda mencoba vape karena dinilai lebih aman dan tidak berbahaya.
Yang jelas sih, jauh lebih baik lagi kalau kita tidak menghisap apa pun ke dalam tubuh. Banyak ahli juga mengimbau bahwa masih banyak yang tidak kita ketahui soal vape yang terhitung fenomena baru ini. Bisa jadi ada bahaya-bahaya tersembunyi yang belum kita ketahui. Hati-hati juga kalau menganggap segala masalah dan risiko merokok akan hilang jika beralih ke vape~