Hai, guys! Bagaimana Ujian Nasionalnya kemaren, lancar? Ya, seperti yang telah kita ketahui Indonesia belum lama ini melaksanakan pengejangan otak lewat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara serentak, mulai dari tingkat SD hingga SMA. Banyak dari mereka, siswa SMA, yang mengeluhkan betapa sulitnya soal ujian khususnya matematika. Banyak di antaranya meluapkan kekesalan tersebut di pelbagai media sosial. Dilansir dari Viva, ada sekitar 8,1 juta peserta didik yang mengikuti UNBK di tahun 2018 ini. Angka ini meningkat 116 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,7 juta peserta didik. Hm, banyak juga, ya?
Tapi, kalian penasaran nggakk sih dengan ujian nasional di negara lain? Apakah sistemnya sama dengan di negara kita? Dan, apakah ujian nasional sangat efektif bagi pembetukkan kualitas anak didik di Indonesia? Atas dasar ke-kepo-an yang tinggi, tim kece Hipwee News & Feature sudah merangkum segala jawaban dari pertanyaan-pertanyaanitu dilansir dari America CTGN. Yuk, kita intip aja ulasannya!
ADVERTISEMENTS
1. Dunia pendidikan di Jepang tidak mengenal kesempatan kedua, ini yang diterapkan National Center Test
National Center Test atau “Senta Shiken” adalah sebuah tes kelulusan bagi siswa SMA kelas 3 yang ingin masuk ke perguruan tinggi di Jepang. Enaknya dari tes ini, kamu tidak perlu mengikuti Senta Shiken bila tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Sadisnya, tes ini hanya memberikan satu kali kesempatan bagi peserta tes dalam setahun. Jadi, pesiapan untuk mengikuti tes ini harus benar-benar matang, ya guys.
ADVERTISEMENTS
2. Ujian Nasional di Korea biasa dikenal dengan istilah “Suneung”. Bahkan peserta tes yang datang terlambat akan dikawal polisi untuk sampai ke sekolah
Sistem ujian Suneung hampir mirip dengan SNMPTN di Indonesia. Uniknya, ketika Suneung berlangsung semua pihak ikut memberi support, seperti frekuensi kereta bawah tanah akan beroperasi lebih awal dari hari biasanya. Dan, bagi peserta tes yang datang terlambat tidak perlu khawatir karena pihak polisi pun turun tangan untuk mengantarnya sampai ke sekolah. Hm, kalau gini sih pasti semangat ikut ujian nasional.
ADVERTISEMENTS
3. Kontradiktif dari negara Jepang dengan Senta Shiken-nya, Amerika Serikat justru memberi 6 kali kesempatan agar dapat masuk perguruan tinggi
ACT atau American College Testing merupakan tes ujian masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat. Selai ACT juga ada SAT atau Scholastic Aptitude Test yang menguji prestasi lewat penilaian kemampuan belajar siswa. Dari kedua tes ini, kebanyakan dari calon mahasiswa menggunakan ACT untuk bisa masuk perguruan tinggi sesuai keinginan. Enaknya nih guys, kamu bisa mengulang tes ini sebanyak enam kali untuk mendapat skor tertinggi.
ADVERTISEMENTS
4. Agar dapat masuk ke perguruan tinggi siswa di Perancis akan diberi dua pilihan jenis lembaga pendidikan: Universitas atau Lembaga Kompetitif
Untuk bisa lanjut ke perguruan tinggi, Perancis menawarkan sebuah program bernama Baccalaureate. Program ini memberikan sebuah topik kepada peserta tes dan diminta untuk menyelesaikan essay atau sejenis makalah sebanyak 4.000 kata. Agar dapat menyelesaikan soal ini harus dilakukan riset ilmiah terlebih dahulu. Selain itu ada Theory of Knowledge (TOK) di mana peserta tes akan menyampaikan argumen sesuai bidang yang telah dipelajarinya.
ADVERTISEMENTS
5. Tidak beda jauh dengan Jepang, di China ada Gaokao yang dinilai kejam oleh berbagai kalangan di dunia
Gaokao terkenal karena kekejaman sistem ujian pelaksanaannya. Bayangkan saja untuk bisa lulus Gaokao, peserta tes harus mengikuti ujian selama sembilan jam selama dua hari berturut-turut. Bukan hanya tipe soal pilihan ganda saja, Gaokao juga ada soal esai dengan jawaban 800 karakter. Pantas saja, ada istilah belajarlah sampai ke negeri China. Gimana, kamu tertari sekolah di China?
ADVERTISEMENTS
6. Kamu tidak akan menemui ujian nasional di Finlandia. Meskipun siswa akan dinilai dari segala aspek akademik maupun non akademik
Finlandia dinobatkan sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik dunia. Di negara ini tidak ada yang namanya ujian nasional sebagai syarat kelulusan siswa. Yang ada hanya penilaian yang dilakukan oleh guru bersangkutan, baik itu dari segi attitude maupun laporan ilmiah yang yang memang sudah menjadi tugas utama. Tidak heran jika profesi guru di negara ini sangat dihormati dan diagungkan.
7. Selain Finlandia, ujian nasional tidak berlaku di negara India, Brazil, dan Inggris
Di ketiga negara ini, India, Brazil, dan Inggris tidak akan ditemui ujian nasional di akhir masa pendidikan. Ujian masuk perguruan dari ketiga negara ini hanya melihat pada kriteria nilai akademik sehari-hari. Ketiga negara ini ini mengangap bahwa prestasi akademik sekolah adalah faktor utama dibandingkan dengan nilai ujian atau kredensial lainnya.
Dari semua penjelasan di atas setiap negara memiliki kebijakan masing-masing pada sistem pendidikannya. Ambil contoh dari negara China, meski terkesan kejam yang mengharuskan pelajar mengikuti ujian selama sembilan jam dalam dua hari, sisi baiknnya adalah bahwa untuk mencapai sesuatu dibutuhkan perjuangan yang keras.
Mungkin Indonesia bisa mengadaptasi sistem pendidikan dari berbagai negara maju. Yang terpenting dari ulasan ini semua adalah nilai akademik tidak akan memiliki arti jika tidak diimbangi dengan nilai budi pekerti, tanggung jawab, serta menjunjung tinggi sebuah kejujuran.