Selamat Hari AIDS Sedunia!
Sebagian besar dari kalian pastinya pernah mendengar yang namanya HIV/AIDS, salah satu virus yang dianggap paling berbahaya karena telah menginveksi lebih dari 40 juta orang di dunia. Jumlah kematian terkait HIV/AIDS juga sebenarnya lebih besar dibandingkan perang-perang bersenjata. Maka dari itu, tiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia sebagai pengingat bahwa umat manusia masih harus ‘memerangi’ wabah yang satu ini.
Jadi hari ini jelas bukan cuma soal memviralkan logo pita merah di media sosial. Ada baiknya kalau kita semua tahu apa yang benar-benar kita perangi dan sudah seberapa jauh sebenarnya perjalanan manusia menaklukkan pandemi HIV/AIDS?! Meskipun pastinya sudah pernah dengar, yuk ketahui seluk-beluk HIV/AIDS lebih dalam. Soalnya kayaknya banyak juga lho yang belum tahu kalau HIV dan AIDS itu sendiri berbeda. Atau sebenarnya dari mana sih virus ini berasal pertama kali? Dan bagaimana persebarannya di Indonesia ya? Jangan khawatir, di sini Hipwee News & Feature sudah merangkum segala info pentingnya buat kamu! Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
1. HIV dan AIDS seringkali disandingkan sehingga membuat orang menganggap dua hal tersebut sama. Padahal mereka berbeda
HIV dan AIDS adalah dua kondisi berbeda meski sering disebut bersamaan. HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Ia merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan membuatnya nggak bisa bekerja seperti seharusnya. Berbeda dengan virus jenis lain, sistem imun dalam tubuh kita nggak bisa menyerang balik HIV. Secara umum, ada 3 tahap gejala infeksi virus ini.
Pertama: penderita akan mengalami gejala mirip flu yang akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Masa ini disebut serokonversi. 8 dari 10 orang terinfeksi akan mengalami serokonversi. Gejala ini biasanya bertahan 1 hingga 2 bulan, bahkan bisa lebih lama.
Kedua: Periode ini disebut sebagai masa inkubasi, atau masa laten. Dalam masa ini virus ‘sibuk’ menyerang sistem kekebalan tubuh. Tapi anehnya, penderita biasanya nggak merasakan apapun, meski tetap bisa menginfeksi orang lain. Lama periode ini bisa berjalan sekitar 10 tahun.
Ketiga: Kalau nggak ditangani, dalam tahap ini virus HIV mulai melemahkan dan merusak sistem imun. Kondisi ini disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Orang yang sudah terkena AIDS nggak bisa sembuh dari infeksi sesederhana influenza. Mereka juga rentan terkena tuberkulosis, radang paru-paru, jamur, hingga kanker.
ADVERTISEMENTS
2. Virus HIV terdiri dari HIV-1 dan HIV-2. Keduanya ternyata berasal dari hewan mamalia jenis primata lho
Virus HIV sendiri ada dua jenis, HIV-1 dan HIV-2. Dilansir dari CNN, para ilmuwan telah menemukan asal mula HIV-1 lewat sederet penelitian. Setengah dari garis keturunan jenis utama virus HIV-1 ternyata berasal dari gorila. Sedangkan untuk HIV-2 terbatas pada Afrika Barat saja. Virus ini dinilai lebih ‘jinak’ dan lambat perkembangannya dibanding HIV-1. HIV-2 mulanya ditularkan dari monyet mangabey di Afrika Barat. Belum jelas kapan pastinya virus HIV ditularkan ke manusia. Tapi kebanyakan ilmuwan sepakat kalau semua itu terjadi sebelum 1931 sebagai dampak perburuan liar yang dilakukan orang zaman dahulu.
Seperti kebanyakan virus lainnya, HIV awalnya nggak sebahaya sekarang lho. Sistem imun manusia masih bisa mengatasinya. Tapi sejak 1980-an, virus ini mulai berevolusi jadi makin kuat dan akhirnya bisa berujung pada kematian.
ADVERTISEMENTS
3. HIV bisa ditularkan dengan mudah melalui cairan dalam tubuh seperti sperma, cairan vagina, darah, atau cairan anus
Virus HIV bisa ditemukan dalam cairan tubuh orang yang terinfeksi, entah itu darah, ASI, sperma, cairan vagina, atau anus. Anak dalam perut ibu yang terinfeksi HIV juga kemungkinan besar akan terdampak. Persebaran lainnya bisa dari pergaulan bebas, bergantian jarum suntik saat memakai narkoba, penggunaan alat bantu seks bergantian, transfusi darah, atau pemakaian suntikan dan peralatan lain yang terkontaminasi. Di Indonesia sendiri faktor penyebab dan persebaran paling banyak berasal dari seks bebas dan pemakaian narkoba lewat jarum suntik secara bergantian.
ADVERTISEMENTS
4. Meski belum bisa disembuhkan, tapi para ilmuwan telah menciptakan obat yang bisa memperlambat pertumbuhan virus HIV
Zaman dulu, diagnosis HIV atau AIDS berarti pertanda maut. Kini, meski belum ditemukan obat yang bisa benar-benar menyembuhkan, para peneliti telah menemukan langkah pengobatan yang cukup efektif. Obat yang dikenal dengan nama antiretroviral (ARV) bekerja dengan cara menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Obat yang harus dikonsumsi seumur hidup ini bisa membantu memperpanjang usia harapan hidup penderita AIDS dan dibantu dengan menjalani pola hidup sehat. Obat dalam bentuk tablet itu juga bisa mengurangi risiko pasien terserang penyakit berbahaya lainnya.
ADVERTISEMENTS
5. Gaetan Dugas sering ‘dituduh’ sebagai pasien pembawa virus HIV pertama kali di AS. Tapi ternyata bukan
Istilah ‘patient zero‘ digunakan untuk merujuk pada orang yang dianggap pertama kali menyebarkan suatu penyakit. Gaetan Dugas banyak disebut para ilmuwan sebagai patient zero penyakit AIDS di Amerika. Dugas adalah seorang pramugara yang meninggal karena AIDS pada 1984. Profesinya sebagai pramugara sering membawanya bepergian dari satu negara ke negara lain. Ini membuatnya ‘dituduh’ membawa virus HIV dari Haiti, Afrika ke Amerika karena Dugas juga sering keluar masuk prostitusi gay. Namun peneliti menemukan fakta bahwa virus HIV sebenarnya sudah masuk AS bahkan sebelum Dugas menjadi pramugara dan banyak mendatangi klub gay pada 1974.
Temuan lain mengatakan kalau orang Amerika pertama yang dilaporkan meninggal karena AIDS adalah remaja dari Missouri bernama Robert Rayford, tahun 1969. Ada juga yang mengatakan persebaran AIDS dibawa donor plasma massal dari Haiti ke AS tahun 1971. Jadi intinya, belum benar-benar jelas siapa orang yang pantas disebut patient zero penyakit AIDS ini.
ADVERTISEMENTS
6. Di Indonesia sendiri virus HIV teridentifikasi masuk pertama kali pada tahun 1987. Pulau Bali jadi provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV
Sejak ditemukan pertama kali tahun 1987, HIV di Indonesia tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Bali jadi provinsi pertama yang diketahui terdapat infeksi virus ini. Hingga tahun 2015, sebagaimana dikatakan UNAIDS, di Indonesia terdapat sekitar 690 ribu orang pengidap HIV, dengan 50%-nya berusia 15-49 tahun. Perempuan usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan HIV ada sekitar 250 ribu jiwa. Sedangkan angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, mengatakan daerah paling banyak terdampak virus ini adalah Indonesia bagian timur.
Meski penyakit ini sangat mengerikan tapi pasti suatu hari nanti kita bisa menemukan obat untuk ‘mengalahkan’ HIV/AIDS. Selain terus mendukung perkembangan penelitian tentang penyembuhan HIV, kita juga tentu harus melakukan berbagai tindakan preventif untuk mencegah persebaran yang makin luas. Salah satunya dengan meningkatkan akses generasi muda ke edukasi atau pendidikan tentang seksualitas yang memadai supaya tidak terjerumus ke perilaku seks bebas yang berisiko dan tidak aman.