Kematian seringkali menjadi topik yang dihindari untuk didiskusikan. Tapi diakui atau tidak, hal ini secara pasti akan terjadi dan menghampiri semua makhluk hidup, termasuk manusia. Percakapan mengenai hal yang satu ini pun tak pernah mudah, apalagi ketika seorang dokter harus memberitahu perihal kematian pasiennya kepada keluarga atau bahkan memberi perkiraan umur langsung kepada pasien yang bersangkutan. Tapi, bagaimanapun bukankah sesuai etikanya seorang dokter harus mengatakan kebenaran? Ketahui 5 fakta mengenai kematian di bawah ini yang mungkin saja tak pernah dikatakan secara jujur oleh doktermu.
ADVERTISEMENTS
Walau waktu persis kematian tidak bisa ditentukan, tapi seperti ibu hamil yang merasakan tanda-tanda umum jelang persalinan, sejatinya ada beberapa kondisi umum yang bisa diukur jadi tanda
Siapapun pasti akan diliputi rasa khawatir ketika merawat orang tua atau kerabat yang sudah lanjut usia ataupun sedang sakit parah. Agar kamu lebih siap mental dan waspada, maka ada baiknya mengenali waktu-waktu hidup terakhir seseorang. Umumnya, mereka akan mengalami perubahan secara fisik dalam beberapa hari atau jam jelang kematiannya. Lebih sering lelah dan mengantuk misalnya. Sebab, perubahan metabolisme akan membuat pasien jadi tidak bertenaga, lelah dan mengantuk. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur dan bisa jadi malah tak sadarkan diri dalam tidurnya.
Mereka pun akan cenderung menolak makanan dan atau minuman karena merasa kesulitan dalam mengonsumsinya melalui mulut. Hal itu terjadi karena tubuh memang tak lagi sanggup memproses makanan dengan baik. Mengolesi bibir pasien dengan cairan atau lip balm bisa sedikit membantu.
ADVERTISEMENTS
Ketika perubahan napas sudah terjadi, itu berarti kematian telah dekat. Entah napas jadi melambat atau bahkan jadi sangat cepat
Beberapa penelitian menyebutkan, napas seseorang akan berubah jadi lebih cepat, lebih dalam, dan lebih tidak teratur jelang kematiannya. Bisa jadi pula terdapat jeda beberapa waktu di sela tarikan napas. Selain itu, tubuh secara alami juga akan memproduksi dahak dalam sistem pernapasan. Dahak ini pun secara alami akan terbuang melalui batuk. Namun, kalau tubuh pasien sudah tidak mampu bergerak banyak dan mendekati kematian, dahak akan menumpuk dan menimbulkan bunyi pada tarikan napas.
Untuk membantu pasien, kamu bisa meletakkan bantal di bawah kepalanya dan memiringkan kepada ke salah satu sisi. Bisa juga mengunakan oksigen atau penyejuk udara, atau bantuan medis yang bisa membuat pasien bernapas dengan lega.
ADVERTISEMENTS
Dalam dunia kedokteran, ada dua istilah kematian. Yaitu, mati klinis dan mati biologis. Ketahui perbedaannya ya..
Seorang pasien dinyatakan mati klinis kalau saat dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, itu artinya sistem pernapasan dan sistem sirkulasi darah terhenti. Seringkali ketika hal ini terjadi, dokter akan memberikan kesempatan kedua bagi sistem tubuh untuk berfungsi kembali. Pasien masih memiliki kesempatan sekitar 4-6 menit sebelum kerusakan otak mulai terjadi. Kalau tidak segera diatasi, maka kematian biologis akan terjadi.
Mati biologis sendiri berarti kematian sel. Terjadi karena terganggunya pasokan oksigen dan zat makanan ke sel-sel yang menyusun jaringan tersebut. Kalau seseorang sudah dinyatakan mati biologis, itu artinya sudah tak bisa dipulihkan lagi. Pada manusia, kematian biologis paling cepat terjadi pada sel otak, yaitu berkisar 8-10 menit setelah henti jantung. Otak bisa kamu pahami sebagai pusat pengatur kegiatan seluruh tubuh manusia, kalau sudah mati, akan berakibat fatal pada bagian tubuh lainnya.
ADVERTISEMENTS
‘Pendengaran’ merupakan organ tubuh yang luar biasa. Inilah organ tubuh terakhir manusia yang akan berfungsi jelang kematian
Tak hanya organ tubuh pertama yang bekerja ketika manusia dihidupkan, tapi pendengaran juga organ tubuh terakhir yang berfungsi jelang kematian. Ketika seorang bayi lahir ke dunia, dia akan langsung bisa mendengar. Berbeda dengan mata yang baru bisa berfungsi setelah kurang lebih 40 hari pasca kelahirannya. Sedangkan jelang seseorang meninggal dunia, umumnya pasti akan dibisikkan doa-doa di telinganya, sebab memang itulah satu-satunya organ yang masih aktif bekerja walau mata tak bisa melihat dan bibir tak sanggup berkata-kata.
ADVERTISEMENTS
Asal kamu tahu, dulu sebelum mesin ventilator ditemukan, mendefinisikan kematian tidak sesulit sekarang. llmu kedokteran modern telah memungkinkan dokter memanipulasi tubuh seseorang
Mesin ventilator sendiri merupakan suatu mesin yang berguna membantu pernafasan. Dulu, ketika jantung berhenti berdetak, maka tak lama kemudian seseorang akan mati. Sekarang sudah berbeda lagi, akan banyak kamu temui pasien yang otaknya sudah mati tetapi jantungnya masih tetap berdenyut. Ilmu kedokteran modern telah memungkinkan dokter memanipulasi tubuh sehingga fungsi-fungsi vital pasien tetap berfungsi selama beberapa minggu bahkan dalam hitungan bulan. Akibatnya, konsep kematian konvensional yang beranggapan bahwa mati adalah berhentinya fungsi pernapasan dan fungsi jantung kini tidak memadai lagi.
Kalau ada seorang pasien terlihat seperti tidur nyenyak, masih teraba hangat, seperti sedang bernapas (dengan bantuan ventilator), jantungnya masih berdetak, dan layar pemantau kondisi pasien masih terbaca tekanan darahnya. Namun demikian dia dinyatakan sudah mati, apa hal ini cukup memungkinkan? Penghentian perawatan akan disarankan dokter kepada pihak keluarga kalau pasien diketahui telah mengalami kematian otak. Dilema, tapi inilah yang terjadi dalam ilmu kedokteran masa kini.