Usai penyelenggaraan Asian Games 2018, Indonesia juga mendapat kehormatan untuk jadi tuan rumah dari ajang olahraga internasional lain yaitu Asian Para Games 2018. Pembukaannya sudah berlangsung hari Sabtu (6/10) yang lalu dan akan berakhir satu minggu kemudian (13/10). Asian Para Games adalah pesta olahraga yang istimewa karena melibatkan atlet yang juga istimewa. Atlet yang berlaga adalah teman-teman yang difabel alias memiliki different abbility (kemampuan yang berbeda).
Karena atletnya istimewa, maka dalam penyelenggaraannya, persiapannya pun istimewa. Ada beberapa hal yang dirancang dan dibangun khusus untuk memaksimalkan potensi para atlet yang berlaga. Yuk intip apa saja yang sengaja dibuat istimewa demi Asian Para Games 2018 di Indonesia bersama Hipwee News & Feature~
ADVERTISEMENTS
1. Medali Asian Para Games 2018 sengaja punya bunyi gemerincing dan dilengkapi huruf braille agar atlet tuna netra bisa ikut merasakan euforia kemenangan
Pertama di ajang #AsianParaGames2018 diluncurkan medali dg efek bunyi gemerincing dan tingkat kenyaringan berbeda untuk medali emas, perak, perunggu. Jenis medali ini akan membuat para atlet disabilitas netra merasakan sensasi kemenangan. Keren!! #ParaInspirasi @asiangames2018 pic.twitter.com/Q408KHtN1K
— Femina Indonesia (@FeminaMagazine) October 5, 2018
Medali Asian Para Games 2018 dibuat istimewa. Dikutip dari Kompas, agar ramah difabel, maka medali dilengkapi dengan huruf braille yang biasanya digunakan oleh teman-teman yang tunanetra. Selain itu, terdapat bunyi gemerincing dari bola-bola di dalam medali ketika medali digerakkan. Antara medali emas, perak, dan perunggu, bola-bola isian medalinya berbeda sehingga bunyi yang dihasilkan juga berbeda. Ini ditujukan agar teman-teman tunanetra tahu medali apa yang didapat dan bisa ikut merasakan euforia memenangkan medali tersebut
ADVERTISEMENTS
2. Pada Pembukaan Asian Para Games 2018, penonton diajarkan mengenai bahasa isyarat terlebih dahulu untuk bertepuk tangan dan mengucapkan terima kasih
Karena ada atlet dan penonton yang tunarungu, maka bahasa isyarat jadi salah satu hal wajib yang harus dilakukan. Bahkan, saat pembukaan Asian Para Games 2018 lalu, para penonton diajarkan bahasa isyarat sederhana terlebih dahulu lho. Dikutip dari Kompas, dibantu dengan layar raksasa, pemandu acara mengajarkan cara bertepuk tangan dan mengucapkan terima kasih ala teman-teman difabel.
ADVERTISEMENTS
3. Kamar di Wisma Atlet Kemayoran yang digunakan untuk menginap para atlet dirombak agar lebih ramah untuk para atlet yang difabel
Kamar-kamar di Wisma Atlet Kemayoran memang sengaja dirombak. Kebanyakan yang dirombak adalah kamar yang nantinya akan digunakan untuk para atlet dengan kursi roda. Akses masuk kamar mandi diberi landaian dan dekat toilet diberi pegangan khusus. Ini semua demi kenyamanan para atlet selama menginap di sana.
ADVERTISEMENTS
4. Penambahan banyak ramp alias landaian di lokasi pertandingan diharapkan bisa membantu para atlet yang menggunakan kursi roda sebagai pengganti tangga
Kebanyakan lokasi pertandingan menggunakan tangga untuk akses keluar dan masuk. Pengguna kursi roda sudah jelas nggak bisa melakukannya kan. Maka dari itu, di lokasi pertandingan dan juga tempat menginap para atlet dibangun ramp alias landaian. Kemiringannya juga diperhitungkan agar teman-teman yang menggunakan kursi roda bisa mengaksesnya sendiri, tanpa bantuan orang lain.
ADVERTISEMENTS
5. Bus yang digunakan untuk mengangkut atlet Asian Para Games menuju lokasi pertandingan sudah didesain khusus dengan jenis low deck
Bus jenis low deck dengan desain khusus sengaja disiapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menunjang pelaksanaan Asian Para Games 2018. Bus ini sengaja isinya dikosongkan agar memuat sampai 10 kursi roda. Nggak hanya itu, bus ini dilengkapi juga dengan stopper dan seat belt bagi para atlet.
Semoga fasilitas yang ramah untuk teman-teman difabel nggak berhenti sampai penyelenggaraan Asian Para Games 2018 ini saja ya~