Sebagai negara yang rawan alami bencana alam, telah sepatutnya informasi dan edukasi seputar penanggulangan dan evakuasi bencana alam didapatkan oleh seluruh warga Indonesia sejak masih di bangku sekolah dasar. Sebagai contoh, di negara seperti Jepang sendiri edukasi untuk selalu siaga hadapi bencana sudah jadi bagian dari kurikulum anak sekolah sejak dini. Bahkan, sebagai tempat dimana anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu, Jepang sampai menetapkan peraturan khusus untuk pembangunan sekolah yang tahan gempa lo.
Menanggapi kebutuhan warga Indonesia untuk lebih peka dan siaga hadapi bencana alam, sejumlah daerah di Indonesia ternyata sebenarnya sudah punya program Sekolah Siaga Bencana yang digagas pemerintah di daerah-daerah tertentu, terutama di daerah yang memang sangat rawan alami bencana alam seperti gempa bumi dan banjir. Nah, seperti apa sih bentuk Sekolah Siaga Bencana ini? Simak ulasannya kali ini di Hipwee News and Feature ya.
ADVERTISEMENTS
1. Baru-baru ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, menggagas sebuah wadah pendidikan berbasis kesiapsiagaan terhadap bencana, yakni Sekolah Siaga Bencana (SSB) di daerahnya
Dilansir dari laman Kompas (09/11/2018), banjir yang terjadi setiap tahun saat sungai Rongkong meluap akibat intensitas curah hujan tinggi di wilayah hulu menggugah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara untuk menggagas sebuah wadah pendidikan berbasis kesiapsiagaan terhadap bencana, yakni Sekolah Siaga Bencana (SSB) tahun ini.
ADVERTISEMENTS
2. Seperti dilansir dari laman Kompas, Sekolah Siaga Bencana di sejumlah daerah Luwu Utara kabarnya akan melakukan sosialisasi rawan banjir kepada sejumlah perwakilan dari beberapa sekolah
Melalui Kompas, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Luwu Utara, Alauddin Sukri mengatakan bahwa akan dilakukan sejumlah kegiatan Sosialisasi Pembentukan SSB di beberapa wilayah, utamanya di wilayah yang rawan bencana khususnya banjir, seperti desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta dan desa-desa lainnya. “Sosialisasi dilakukan di daerah rawan bencana banjir dengan mengundang perwakilan dari SD, SMP, dan SMA, dan guru serta komite sekolah sebagai peserta, termasuk para relawan PMI dan Pramuka,” ungkapnya, pada hari Kamis lalu (08/11/2018).
Nah, sebagai informasi, Sekolah Siaga Bencana (SSB) ini merupakan program berbasis sekolah dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di Indonesia. Program SSB ini bertujuan untuk menggugah kesadaran seluruh unsur, baik secara individu maupun kolektif, di lingkungan sekolah maupun di luarnya agar memahami dan siap menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu mungkin belum tahu, kalau Sekolah Siaga Bencana sebenarnya sudah ada di sejumlah daerah sebelumnya seperti di Bengkulu, Banda Aceh, Cilacap, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bahkan Cilegon
Merespons kebutuhan masyarakat tentang cara menanggulangi dan melakukan evakuasi diri saat keadaan darurat, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan sekolah menggagas berdirinya sejumlah Sekolah Siaga Bencana. Meski namanya sekolah, SSB lebih berupa sosialisasi, simulasi dan pelatihan kepada sejumlah perwakilan sekolah, Pramuka dan relawan PMI untuk lebih tanggap bencana. Nah, harapannya sih, akan lebih banyak lagi SSB di Indonesia, mengingat ada begitu banyak daerah yang sangat rawan bencana alam dan butuh kesiagaan lebih dari para warganya. Bahkan, jika memungkinkan SSB dapat menjadi bagian dari pembelajaran anak sekolah sejak dini.
ADVERTISEMENTS
4. Bukan sembarang berdiri, ada beberapa hal yang patut jadi sorotan saat akan mendirikan SSB di suatu daerah. Komitmen dari Kepala Sekolah dan komunitas sekolah salah satunya
Dilansir dari laman Lentera Kecil, ada sejumlah syarat dari suatu sekolah untuk turut berpartisipasi menjadi Sekolah Siaga Bencana, seperti komitmen dari kepala sekolah dan komunitas sekolahnya sampai dukungan dari Dinas Pendidikan dan organisasi terkait di wilayah tersebut. Selain itu, ada pula paramater dan indikator yang menjadi fasilitas pendukung dan gol untuk keberhasilan program SSB ini.
ADVERTISEMENTS
5. Alangkah lebih aplikatif lagi kalau program SSB ini disisipkan ke materi kurikulum anak sekolah, agar sejak dini para anak sekolah sudah mendapat edukasi yang layak tentang tanggap bencana
Jika di Jepang, simulasi dan pelatihan tanggap bencana sudah menjadi bagian dari pembelajaran sekolah sejak masih di bangku dasar, di Indonesia sendiri program semacam ini masih sangat terbatas dan belum menyentuh masyarakat luas, bahkan di daerah yang rawan bencana seperti gempa bumi, tsunami sampai kebakaran hutan. Seandainya suatu saat nanti pemerintah dapat mengaktifkan pelatihan semacam ini sebagai bagian dari kurikulum sekolah yang dilaksanakan secara reguler, mungkin saja generasi masyarakat Indonesia selanjutnya dapat lebih peka, aktif dan memahami apa saja tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam.
Sekolah Siaga Bencana telah menjadi langkah awal yang sangat baik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sejak dini, tentang bahayanya dan cara tepat menanggapi bencana di daerah yang berpontesi tinggi. Namun, mengingat masih terbatasnya jangkauan dari SSB ini, tentu akan lebih efektif lagi jika program semacam ini diperluas dan diimplementasi sampai ke materi pembelajaran di sekolah. Ya, supaya wawasan masyarakat Indonesia lebih terbuka sejak dini dan bencana dapat ditangani dengan lebih bijaksana. Semoga saja ya!