Dunia hiburan internasional kembali berduka, kali ini datang dari keluarga besar komik legendaris Marvel. Stan Lee, sosok pria yang menciptakan karakter-karakter superhero populer seperti Spider-Man, Captain America, Iron Man, Thor, dan lain-lain itu dikabarkan meninggal dunia di usia 95 tahun. Kematiannya cukup mengguncangkan dunia hiburan, mengingat pengaruhnya dalam industri film yang sangat amat besar. Banyak seleb Hollywood, terutama yang terlibat dalam film-film Marvel, menyampaikan duka mendalam pada keluarga Stan Lee.
Meski sampai sekarang penyebab pasti kematiannya belum diketahui publik, tapi Stan Lee dilaporkan sudah menderita pneumonia sejak lama. Mungkin banyak dari kalian yang masih asing dengan penyakit satu ini. Padahal pneumonia jadi salah satu penyakit kronis yang mengintai penduduk di negara-negara dengan polusi tinggi lho. India, Cina, dan Indonesia bahkan masuk sederet negara dengan angka kematian tertinggi akibat pneumonia. Untuk bisa mengenal lebih jauh soal penyakit ini, simak dulu deh ulasan Hipwee News & Feature kali ini!
*Video Stan Lee saat mengakui dirinya sedang berjuang melawan pneumonia
ADVERTISEMENTS
1. Di Indonesia, pneumonia juga disebut dengan istilah ‘paru-paru basah’. Pneumonia terjadi saat kantong-kantong udara dalam paru-paru membengkak karena terisi cairan atau nanah
Istilah ‘paru-paru basah‘ mungkin lebih familiar di telingamu dibanding pneumonia. Padahal seperti dilansir Alodokter, kedua istilah ini merujuk pada kondisi yang sama, yakni dimana kantong-kantong udara di dalam paru-paru membengkak akibat terisi cairan atau nanah. Umumnya penderita penyakit ini akan mengalami batuk-batuk, demam, nyeri dada, dan kesulitan bernafas. Kalau sudah kronis, bisa berujung sampai kehilangan nyawa.
2. Banyak kuman yang bisa jadi penyebab pneumonia, tapi umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri
Pada dasarnya pneumonia itu disebabkan oleh kuman, umumnya dari virus atau bakteri seperti Streptococcus pneumoniae. Sekitar 50% kematian bayi pneumonia di Indonesia berasal dari bakteri itu lho. Sedangkan 30%-nya akibat jamur dan virus, dan sisanya karena virus influenza tipe B. Sebetulnya penyebab patogen tiap kelompok usia juga berbeda-beda. Misalnya bakteri Streptococccus, E. Coli, L. monocytogenes, CMV, dan HSV lebih rentan menyerang bayi usia kurang dari 1 bulan. Kalau virus, S. pneumoniae, afebrile pneumnia patogen, dan S. aureus banyak menjangkit bayi usia 1-3 bulan. Dan M. pneumoniae, S. pneumoniae, dan C. pneumoniae akan rentan terkena balita 3 bulan sampai 5 tahun.
Nggak cuma itu, kabarnya buruknya kualitas udara juga jadi salah satu faktor pendorong munculnya pneumonia lho guys! Nah, lho, perhatikan kualitas udara di kamarmu ya, sudah bagus atau belum?
ADVERTISEMENTS
3. Pneumonia sebetulnya bisa dialami siapa saja, tapi ada beberapa orang yang lebih berisiko terjangkit penyakit ini, salah satunya bayi di bawah 2 tahun, dan lansia di atas 65 tahun
Sebenarnya pneumonia bisa menyerang siapa saja. Tapi umumnya kasus ini memang ditemukan pada usia kelompok tertentu saja, seperti bayi di bawah 2 tahun (karena sistem imunnya belum sempurna), lansia di atas 65 tahun, perokok, orang yang kekebalan tubuhnya rendah (misalnya penderita HIV atau pasien kemoterapi), pengidap asma atau penyakit paru kronis, dan pasien di rumah sakit terutama pengguna ventilator.
ADVERTISEMENTS
4. Di Indonesia, kematian balita akibat pneumonia diperkirakan sudah lebih dari 147 ribu. Katanya setiap jam setidaknya ada 2-3 balita meninggal karena pneumonia
Berdasarkan data dari UNESCO tahun 2015, Indonesia masuk 10 besar negara dengan angka kematian balita akibat pneumonia tertinggi. Jumlahnya mencapai 147 ribu! Bisa jadi sekarang sudah lebih dari itu. Kalau data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, pneumonia paling banyak menjangkit bayi usia 12-23 bulan, presentasenya mencapai 21,7%! Dari data yang sama, beberapa provinsi dikabarkan paling banyak ‘menyumbang’ penderita pneumonia; NTT, Aceh, Bangka Belitung, Sulawesi Barat dan Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENTS
5. Pencegahan penyakit ini sendiri sebenarnya cukup mudah, tinggal mengikuti vaksin lengkap seperti anjuran dokter dan memberikan ASI eksklusif
Dr. Nastiti Kaswandani, spesialis anak konsultan respirasi dari FKUI/RSCM, membeberkan tips pencegahan penyakit pneumonia pada balita. Menurutnya dengan vaksinasi lengkap terutama vaksin pneumonia, campak, dan pertusis, penyakit ini sudah bisa diminimalisir. Selain vaksin, juga bisa didukung dengan ASI eksklusif 6 bulan, imunisasi lengkap, serta membekali diri dengan pengetahuan soal pneumonia dan bagaimana cara menghadapi kabut asap.
Tanggal 12 November kemarin, pas banget diperingati sebagai Hari Pneumonia sedunia lho. Semoga saja pencegahan dan penanganan pneumonia di Indonesia bisa semakin baik setiap harinya ya. Dan untuk Stan Lee, may you rest in peace…