Belakangan ini, warganet media sosial sedang ramai membahas pengadaan tempat sampah pemerintah provinsi DKI Jakarta yang dengar-dengar sampai menghabiskan dana Rp9,6 miliar! Meski mungkin jumlah segitu udah melalui proses pertimbangan matang, tapi bagi kita ‘sobat kismin’, tempat sampah yang harga 1 bijinya dibanderol Rp3 jutaan itu tetap aja bikin kejang-kejang. Apalagi kalau dilihat sekilas bentuknya nggak beda jauh sama yang harganya ratusan ribu doang. Ya, nggak sih?
Masalah sampah ini memang jadi problematika umum kota besar kayak Jakarta. Setiap harinya entah berapa ton sampah yang dibuang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yang ujung-ujungnya cuma menambah tinggi gunungan sampah di sana. Belum lagi sampah-sampah itu bisa menimbulkan bau dan mencemari lingkungan sekitar. Tapi sebenarnya, apa sih alasan pemprov membeli tempat sampah buatan Jerman yang mahalnya nggak ketulungan itu? Nih, Hipwee News & Feature sudah merangkumnya buat kamu. Simak kuy~
ADVERTISEMENTS
1. Tempat sampah yang dibeli Dinas Lingkungan Hidup (LH) lewat e-catalog ini kabarnya udah sesuai standar internasional
Pengadaan tong sampah merek Weber buatan Jerman ini dilakukan lewat e-catalog Lembaga Kebijakan Penyediaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan didatangkan ke Jakarta oleh PT. Groen Indonesia sebagai importir. Katanya sih tong sampah ini adalah satu-satunya produk berstandar internasional yang ada di e-catalog LKPP. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji, seperti dikutip Kompas, mengatakan kalau sekiranya ada produk lokal yang sudah berstandar internasional, pasti sudah dibeli.
ADVERTISEMENTS
2. Tempat sampah ini sebenarnya berpasangan dengan truk compactor yang udah dibeli bertahap sejak 2016 silam
Tempat sampah made in Germany ini sebenarnya sudah mulai dibeli secara bertahap sejak 2016. Nah saat itu pemprov ternyata juga membeli ‘pasangan’nya, yakni truk compactor untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah ke TPS sejumlah 91 unit. Dengan adanya truk ini, petugas kebersihan nggak perlu lagi mengangkat tong sampah satu per satu untuk dimasukkan ke dalam truk. Ini karena truk sudah dilengkapi katrol yang bisa mengangkat tempat sampah secara otomatis. Selain itu, truk compactor juga bisa memadatkan sampah, membuat air lindi atau air sampah nggak lagi berceceran di jalanan.
ADVERTISEMENTS
3. Adanya truk compactor lengkap dengan tempat sampahnya itu membuat pengelolaan sampah di Jakarta udah mirip sama di luar negeri
Isnawa juga mengatakan kalau pengadaan truk compactor dan tempat sampah Jerman itu merupakan cara pemerintah untuk memodernisasi pengelolaan sampah di Jakarta. Kalau dilihat, memang selama ini distribusi sampah dari rumah-rumah ke TPS dan TPST masih pakai bak terbuka. Selain bau, kemungkinan sampah tercecer juga lebih besar. Menurutnya ini sangat nggak efektif. Kalau pakai sistem baru ini, warga tinggal mendorong tong sampahnya sampai ke truk untuk kemudian dikaitkan ke kait hidrolik. Sampah-sampah jadi bisa dituang dengan mudah ke dalam truk.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau soal harga, kabarnya harga segitu udah tergolong murah lho guys! Segitu aja murah, terus mahalnya seberapa dong?!
Nah, kalau bicara soal harga, meskipun bagi kita biaya segitu termasuk mahal banget, apalagi cuma buat tempat sampah doang, tapi menurut Isnawa harga itu udah termasuk murah. Dilansir Detik, sebagai perbandingan, di situs e-catalog LKPP, terdapat 11 produk dengan kategori tempat sampah, 3 buatan Cina (Aoto), 4 buatan Jerman (Weber), dan 4 buatan lokal (Panjaya). Dengan kapasitas 660 liter, tong sampah Aoto dihargai Rp3.444.402/unit, sedangkan Weber Rp3.535.716/unit. Untuk Panjaya kebetulan stok yang 660 liter sedang habis. Kalau melihat merek lokal lain, Krisbow, harganya malah berkisar antara 4.390.000 – Rp5.888.900 per unit.
ADVERTISEMENTS
5. Berbagai spesifikasi tong sampah buatan Jerman ini juga dipercaya jadi alasan pemprov DKI bela-belain menggelontorkan dana miliaran buat membelinya
Dengan harga Rp3,5 juta, sebenarnya pembeli juga sudah mendapat manfaat dari berbagai spesifikasi yang ada. Seperti dikutip Detik, wadah besar berwarna hijau ini bisa memuat 660 liter atau 270 kg sampah. Ia dibuat dari bahan high-density polyethilene (HDPE) sehingga tahan dari beku, panas, hingga reaksi kimia, Kabarnya produk keluaran Weber ini juga bisa menangkal radiasi sinar UV. Roda berbahan karet di bagian bawahnya bisa berputar 360 derajat dan ada sistem pengereman agar roda nggak mudah bergerak. Terus, biar nggak gampang korosi, pada bagian yang terbuat dari metal juga dilapisi zinc.
Hmm, cukup oke sih ya, tapi sebaiknya nggak cuma infrastrukturnya aja yang diperbaiki, tapi juga mental penduduknya yang mana mayoritas masih belum begitu paham pentingnya mengelola sampah dengan baik. Kan runyam kalau udah beli alat mahal-mahal tapi warganya sendiri nggak ngerti gimana cara mengoperasikannya atau memanfaatkannya dengan maksimal. Bisa-bisa percuma~