Media sosial sekarang sudah semakin ‘kejam’. Komentar pedas yang menjatuhkan bertebaran di akun media sosial milik orang-orang terkenal di Indonesia. Seolah jadi terkenal itu harus rela memiliki haters dan kebal dengan komentar mereka yang seolah nggak punya hati nurani. Salah satunya, yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah komentar negatif tentang Asian Games 2018.
Komentar negatif sempat mewarnai akun Instagram atlet yang gagal menjadi juara beberapa waktu lalu sampai muncul ajakan untuk memberikan dukungan pada atlet yang berlaga di Asian Games 2018. Misalnya aja di akun Instagram Jonatan Christie, atlet bulu tangkis Indonesia ini, salah satu postnya terdapat komentar negatif yang menghina performanya lho. Nggak hanya itu saja, Via Vallen, penyanyi lagu Asian Games 2018 juga sempat mendapatkan hujatan karena lipsync di acara pembukaannya. Meskipun sudah dijelaskan panjang lebar oleh Via Vallen mengenai keputusannya untuk lipsync, sayangnya haters itu masih nggak mau tahu. Tetapi, kabarnya, para haters yang memenuhi akun para atlet dan Via Vallen ini menggunakan akun palsu untuk menyerang mereka dengan komentar buruk. Dan parahnya, kita malah makin memberinya panggung. Kok bisa? Begini ulasan dari Hipwee News & Feature
ADVERTISEMENTS
1. Benar sih kata akun Instagram @kodit3 bahwa komentar negatif di media sosial punya andil buat memecah belah bangsa
Banyaknya komentar buruk di akun media sosial ini dikupas habis oleh Instagram @kodit3 di Instagram Story. Pada unggahannya, dia menceritakan mengenai media sosial yang bisa jadi alat pemecah belah bangsa dan cara yang efektif untuk mengatasinya. Ulasannya tentang itu masuk akal sih mengingat banyaknya komentar negatif yang saat ini mulai meresahkan. Seolah warganet yang mengetik komentar tersebut nggak pernah mikir panjang sebelum menyentuh tombol ‘kirim’.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau diamati lebih lanjut, sebenarnya akun yang menuliskan komentar negatif itu adalah akun palsu yang nggak pernah mengunggah posting-an sama sekali
Akun Instagram @kodit3 juga menganalisa top comment pada gambar di Instagram @jonatanchristieofficial. Hasilnya, komentar buruk yang masuk sebagai komentar teratas ini berasal dari akun palsu yang ketika dibuka, akun tersebut nggak pernah mengunggah post sama sekali dan jumlah pengikut ataupun yang diikuti juga sedikit. Ternyata, akun tersebut nggak hanya menuliskan komentar buruk di akun atlet bulu tangkis Indonesia itu, tetapi juga di postingan foto Wishnutama, Creative Director pembukaan Asian Games 2018 pada Instagram @katakitaig.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Yang dilakukan akun-akun tersebut sebenarnya polanya sama yaitu memprovokasi dengan menyebarkan komentar negatif
Memang sih, satu ponsel bisa punya sekitar 5 akun media sosial Instagram di dalamnya. Hal ini menguatkan dugaan bahwa satu orang dengan satu ponsel bisa mengkoordinasi 5 akun Instagram sekaligus untuk menyebarkan komentar-komentar negatif lho. Yang mereka lakukan sebenarnya sama yaitu menyebarkan kebencian yang bisa menyebabkan orang lain jadi terprovokasi. Nah, mereka itulah yang membuat kita berpikir bahwa ada banyak warganet yang kurang ajar dan ‘bodoh’.
ADVERTISEMENTS
4. Masalahnya, warganet membalas komentar negatif itu dan akhirnya jadi komentar terpopuler lalu menenggelamkan komentar positif yang ada di post tersebut
Jumlah mereka, yang suka menebarkan kebencian itu sebenarnya nggak banyak kok. Tetapi, salahnya, kita yang lebih bijak ini malah membuat komentar mereka makin eksis dengan memberikan tanggapan pada komentar. Tanggapannya bahkan bisa sampai ratusan lho. Karena itulah komentar itu masuk dalam top comment dan muncul di bagian awal. Komentar baik yang di tulis oleh warganet yang bijak pun tertutup oleh komentar jahat itu. Dan jelas, itu menjadikan mereka makin eksis seolah diberi ‘panggung’ dengan kita yang ikut bersorak. Memang sih cara orang jadi terkenal dan viral itu ada dua yaitu dengan kebaikan atau kejahatannya kan~
ADVERTISEMENTS
5. Mulai sekarang, lebih baik diam aja deh menanggapi komentar jahat. Semakin diladeni, mereka akan semakin eksis lho
Diam adalah emas
Nasihat ini yang tampaknya perlu untuk diterapkan oleh warganet yang bijak untuk menggunakan media sosial. Walaupun gemes dan kesal, tetapi komentar negatif nggak perlu ditanggapi. Kalau sudah nggak tahan, mending balasannya dikirim melalui direct message aja deh daripada bikin komentar jahat seperti itu jadi lebih eksis. Selain itu, jangan lupa juga untuk selalu menyebarkan hal positif termasuk komentar positif di media sosial, ya~