Layar kaca Indonesia sekarang banyak dipenuhi wajah artis-artis blasteran. Sebut aja Cinta Laura, Hamish Daud, Mike Lewis, Pevita Pearce, Kimberly Ryder, atau Yuki Kato. Mereka semua mewarisi gen campuran dari kedua orangtuanya. Kebanyakan dari mereka memiliki warna kulit dan mata yang lebih terang layaknya ‘bule’ gitu. Popularitas orang blasteran, baik di ranah hiburan atau kehidupan nyata, jelas berhubungan sama standar umum kecantikan yang masih banyak mendewakan karakteristik fisik orang Barat seperti kulit putih, mata besar, atau hidung mancung. Entah harus bangga, miris, atau biasa aja, tapi kalau dilihat-lihat artis blasteran di Indonesia ini kayak lebih sering muncul di TV, mungkin emang ada pengaruhnya sama persepsi umum masyarakat yang menganggap wajah blasteran itu lebih menarik ya…
Secara tidak langsung –meski mau bersikap seidealis apapun bahwa fisik bukan segalanya– tapi kenyataannya orang-orang yang dianggap menarik secara general ini punya karir yang lebih sukses, hubungan asmara yang lebih langgeng, atau keuangan yang lebih stabil. Tidak semua memang, tapi kebanyakan begitu. Jadi apa sih yang melatarbelakangi persepsi umum masyarakat terhadap pemilik wajah blasteran itu? Kenapa menurut kita, mereka hampir selalu lebih menarik dibanding keturunan asli pribumi? Simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini~
ADVERTISEMENTS
1. Kalau ilmuwan sama pemikir sosial malah mengaitkan fenomena ini sama era pasca penjajahan. Karena dulu Indonesia dijajah orang Eropa, masyarakat jadi memandang orang kulit putih itu lebih tinggi derajatnya
Sebetulnya alasan yang satu ini bukan melihat paras cantik atau ganteng secara fisik sih, tapi lebih ke arah tatanan sosial saat masa penjajahan. Dulu orang Eropa (penjajah) derajatnya dianggap lebih tinggi dari pribumi. Jadi secara tidak langsung orang yang berparas kebule-bulean itu akan tampak lebih baik. Dan ini terbawa sampai sekarang. Pas lihat wajah blasteran pasti langsung tertarik karena dianggap lebih baik.
ADVERTISEMENTS
2. Ada juga yang menghubungkan sama masifnya persebaran kebudayaan Amerika di Indonesia, mulai dari film, musik, sampai fashion, semua kiblatnya Amerika
Zaman sekarang tidak sulit mencari produk-produk buatan Amerika di Indonesia. Buka Instagram keluarnya foto-foto model iklan brand Hollywood. Nonton TV munculnya film-film besutan Amerika. Buka YouTube juga kebanyakan yang muncul video klip band atau penyanyi luar negeri. Karena terbiasa nontonin wajah-wajah bule, secara tidak sadar standar cantik atau ganteng masyarakat Indonesia jadi ikut berkiblat ke negara barat. Yang menarik ya yang parasnya mendekati paras seleb-seleb luar negeri gitu lah~
ADVERTISEMENTS
3. Persepsi soal “blasteran lebih menarik” ini ternyata tidak cuma dirasakan orang Indonesia aja lho. Bahkan bule-bule, kalau lihat orang dari non-rasnya bakal merasa mereka lebih cantik atau ganteng
Fakta ini didukung sama penelitian yang pernah dilakukan di Amerika. Meskipun populasi multiras di negeri Paman Sam itu banyak banget –yang artinya orang asli sana udah terbiasa lihat blasteran– tapi menurut penelitian dalam The Journal of General Psychology, baik pria maupun wanita di Amerika mengaku lebih tertarik pada cowok blasteran (yang warna kulitnya tengah-tengah) dibanding orang-orang kulit putih saja atau hitam saja. Para blasteran inilah yang mereka sebut berkulit eksotis. Hmm, pantes banyak bule yang suka orang sini ya…
ADVERTISEMENTS
4. Tapi yang bikin miris, ada lho penelitian yang melibatkan orang-orang kulit hitam di Amerika, mereka yang ngaku blasteran bakal lebih disukai dibanding yang 100% Afrika!
Mungkin ini masih ada hubungannya sama polemik warna kulit di Amerika sejak dahulu kala, di mana black people dianggap lebih rendah derajatnya dibanding white people. Jadi di sana ‘kan emang banyak orang kulit hitam, tapi sebagian dari mereka tuh blasteran Afro-Amerika. Pernah nih ada penelitian yang melibatkan 3.200 orang kulit hitam. Sebagian ada yang asli Afrika, sebagian lagi campuran Afrika-Amerika. Hasilnya, orang-orang dengan darah campuran punya skor daya tarik lebih tinggi dibanding yang asli kulit hitam, meskipun sama-sama berkulit gelap.
ADVERTISEMENTS
5. Kalau boleh berasumsi sih, kayaknya alasan-alasan di atas jadi faktor pendorong kenapa jumlah pernikahan campuran makin ke sini makin populer deh. Sering ‘kan denger celetukan “Ya buat memperbaiki keturunan dong”
Barangkali ada di antara teman atau saudaramu yang ketika ditanya “Kenapa sih mau pacaran sama bule?”. Jawabannya “Buat memperbaiki keturunan lah!”.
Emang ada yang salah ya dengan keturunan pribumi?
Entah beneran atau bercanda, tapi anggapan (atau lelucon) itu bisa jadi disebabkan oleh persepsi umum soal blasteran yang udah kadung mendarahdaging. Sejak tahun 60-an sampai sekarang, jumlah pernikahan antar ras ini emang mengalami peningkatan lho. Sebanyak 29% orang Asia, dilaporkan memilih menikahi orang dari ras berbeda.
Mungkin ini juga ya yang jadi alasan kenapa orang Indonesia sering terlihat mengemis foto bareng bule setiap tidak sengaja bertemu. Biasanya momen seperti ini sering terlihat di pantai-pantai di Bali. Kapan lagi ‘kan bisa foto bareng orang ganteng atau cantik? Ya meskipun mereka bukan Taylor Swift atau Justin Bieber, yang penting foto bareng bule~ hehe~