Tidak bisa dimungkiri bahwa seorang perempuan yang sedang hamil lebih rentan terhadap bahaya yang mengintai di sekitarnya. Bukan hanya bahaya yang terlihat secara fisik saja. Bukan cuma jangan sampai terjatuh, dilarang mengangkat beban yang terlalu berat, sampai pada tidak boleh terlalu kelelahan, namun juga bahaya yang tak kasat mata seperti adanya penyakit yang disebabkan oleh infeksi baik dari virus maupun bakteri.
Infeksi yang terjadi tidak akan menimbulkan dampak serius jika diderita oleh mereka yang tidak sedang dalam keadaan hamil, namun akan sangat membahayakan jika ibu hamil yang mengalaminya. Namun sialnya, tidak semua ibu hamil peka (dan mengetahui) bahwa apa yang dideritanya bisa menyebabkan janin yang dikandungnya lahir prematur, cacat bawaan, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Karena faktanya, gejala yang dialami memang seperti layaknya sakit meriang biasa atau bahkan tak memperlihatkan gejala alias tersembunyi atau tak diketahui (asimptomatik).
Lalu, infeksi apa saja yang tidak boleh dianggap enteng jika diderita ibu hamil? Berikut Hipwee News & Feature telah merangkumnya untukmu.
ADVERTISEMENTS
1. Infeksi akibat virus Rubella (Campak)
Banyak orang menyebut virus ini dengan sebutan gabagen atau campak. Jika diderita di luar kehamilan, Rubella tak akan jadi suatu masalah serius. Namun ternyata, infeksi virus ini dapat menyebabkan janin yang dikandung terlahir dengan risiko mengalami  Congenital Rubella Syndrome (CRS), yaitu kumpulan gejala berupa cacat fisik akibat infeksi Rubella, beberapa diantaranya seperti gangguan pendengaran/tuli, kerusakan otak, gangguan jantung dan pembuluh darah. Selain itu, bayi dengan CRS berisiko lebih besar untuk terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dan gangguan syaraf (pan-encephalitis).
Menurut data dari WHO, setiap tahun terjadi sekitar 236.000 kasus CRS di negara-negara berkembang dan meningkat sampai 10 kali lipat saat terjadi epidemi. Nggak heran kalau pada bulan Agustus – September 2017 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan gerakan vaksin MR serentak secara gratis untuk anak-anak usia 9 bulan – kurang dari 15 tahun. Meski ditujukan untuk anak-anak, diharapkan gerakan ini dapat mencegah meningkatnya penderita penyakit Rubella sehingga juga meminimalisir penularan terhadap ibu hamil yang dapat membahayakan janin.
ADVERTISEMENTS
2.Infeksi akibat Virus Cytomegalovirus (CMV), yaitu virus yang membawa herpes, virus Epstein-Barr, dan varicella zoster (penyebab cacar air dan shingles/cacar ular)
Virus ini adalah salah satu virus yang gejalanya tersembunyi atau tak diketahui (asimptomatik). Beberapa golongan yang berpeluang terinfeksi CMV diantaranya adalah; gay, pasien dengan transplantasi organ, dan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Orang dengan peluang tersebut adalah yang harus melakukan tes darah untuk mengetahui apakah janin yang dikandungnya positif terjangkit infeksi virus tersebut atau tidak. Untuk uji lanjut, tes air ketuban juga perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Sekitar 10% bayi yang terinfeksi CMV akan mendapatkan dampak yang sangat fatal seperti keterbelakangan mental dan kerusakan pendengaran. Infeksi pada janin juga dapat menyebabkan microcephaly, hydrocephalus, cerebral palsy, bahkan kematian.
ADVERTISEMENTS
3. Infeksi karena virus Zika yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Virus Zika sebenarnya sudah ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda, pada tahun 1947. Virus ini kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954. Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak di Brazil. Penyebaran virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Pemerintah setempat bahkan sampai menghimbau para wanita di sana untuk tidak hamil dulu karena virus ini sedang sangat merebak. Di Indonesia sendiri, telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun 2015.
Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Jika terinfeksi virus ini, gejala yang dialami tidak jauh berbeda dengan gejala penyakit dengue dan chikungunya, seperti demam, nyeri sendi, konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Infeksi dari virus Zika pada wanita hamil bisa menyebabkan cacat lahir kepala bayi berukuran kecil (microcephaly) dan kelainan otak lainnya pada bayi. Itu sebabnya, wanita hamil dianggap paling berisiko karena virus ini dapat menyebabkan cacat lahir parah.
ADVERTISEMENTS
4. Infeksi Toksoplasma yang ternyata bukan salah kucing semata
Banyak orang beranggapan bahwa Toksoplasma disebabkan oleh virus. Padahal, Toksoplasma merupakan infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang ditularkan melalui daging dan kotoran hewan yang terinfeksi. Janin yang dikandung sangat mungkin terinfeksi jika si ibu sering mengkonsumsi daging atau makanan yang tidak dimasak sempurna, dan tidak menjaga kebersihan lingkungan, terutama bagi mereka yang mempunyai hewan peliharaan atau bekerja di lingkungan peternakan, maupun mereka yang gemar berkebun.
Toksoplasma menjadi salah satu penyebab kemandulan yang tidak hanya dialami oleh wanita saja, tapi juga kaum pria. Toksoplasma akan membuat radang dan menginfeksi saluran sperma, sehingga membuat saluran meyempit dan tertutup, begitu juga pada saluran sel telur pada wanita. Paling berbahaya, virus ini dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Beberapa infeksi di atas akan berdampak lebih parah jika diderita di trimester awal kehamilan dimana risiko kecacatan bisa mencapai 30 – 50 %, sedangkan trimester kedua 6,8 %, dan trimester akhir hanya sekitar 5,3 %. Mengingat efek yang diberikan terhadap janin sangat besar, ada baiknya sebelum program hamil perlu dilakukan beberapa tes kesehatan termasuk vaksin pra-nikah agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.