Kamu mungkin satu dari sekian banyak orang yang sering lihat serangga, entah kecoa, kumbang, lalat, jangkrik, atau bahkan laba-laba, yang mati dengan posisi terbalik; punggung di bawah dan kaki-kaki melayang di udara. Mungkin menurut kalian itu cuma kebetulan aja. Tapi tahu nggak sih kalau hampir semua serangga yang mati selalu berakhir dengan posisi terbalik lho guys?!
Tentu saja hal ini bukan terjadi tanpa alasan. Ada fakta-fakta ilmiah yang menjelaskan soal itu dan berhubungan dengan kondisi tubuh si serangga itu sendiri. Bahkan ‘keunikan’ ini masih jadi perdebatan para ahli ilmu serangga lho. Kali ini Hipwee News & Feature sudah mengumpulkan sederet alasan kenapa serangga hampir selalu ditemukan mati dalam posisi terbalik. Daripada penasaran, langsung simak bareng aja yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Bisa dibilang posisi terbalik itu merupakan posisi relaks serangga saat kehilangan kekuatan pada kaki-kakinya. Mungkin kayak kita yang jatuh saat kaki mendadak lemas
Penjelasan paling umum soal kenapa serangga selalu mati dengan posisi terbalik ini disebut dengan istilah ‘position of flexion‘. Selayaknya manusia, yang akan jatuh ketika kaki mendadak nggak bisa menyangga beban tubuh. Pada serangga, mereka akan terjatuh dengan posisi terbalik, setiap kali kehilangan kekuatan pada kaki-kakinya. Ini juga disebut posisi relaksnya mereka, dan udah jadi semacam insting natural gitu. Sama halnya ketika kita menaruh lengan di meja dengan bertumpu pada siku, lalu telapak tangan terbuka ke atas, saat kita relaks, jari-jari akan otomatis menekuk ke dalam pelan-pelan.
ADVERTISEMENTS
2. Saat serangga mati, aliran darahnya akan berhenti, seluruh anggota tubuh termasuk kakinya nggak lagi menerima asupan darah
Ketika serangga mati, sistem peredaran darah di tubuhnya akan terganggu. Akibatnya aliran darah akan berhenti dan sebagian besar anggota tubuh akan berhenti menerima asupan darah, termasuk kaki-kaki yang menyangga tubuhnya. Akhirnya kaki-kakinya akan lemas dan nggak mampu lagi menopang tubuhnya. Kalau kakinya udah bermasalah, otomatis ia akan berubah ke posisi terbalik tadi. Balik lagi ke penjelasan pertama.
ADVERTISEMENTS
3. Pestisida atau semprotan serangga juga sengaja dibuat untuk melemahkan sistem saraf di kaki-kakinya. Akibatnya mereka nggak lagi bisa menyangga tubuhnya sendiri dan ‘jatuh’ dengan posisi terbalik
Nah, sebenarnya cara kerja semprotan serangga, dimana-mana tuh ya buat ‘menyerang’ sisi lemahnya ini. Pestisida atau semprotan anti serangga apapun, ketika mengenai serangga akan mengganggu neurotransmiter dalam tubuhnya. Akibatnya sistem sarafnya akan mati. Sebagian pestisida bahkan bisa membuat serangga kejang-kejang, bergerak tak terkontrol, yang pada akhirnya berakhir dengan posisi ‘terlentang’ dan nggak bisa balik lagi sampai mati.
ADVERTISEMENTS
4. Kemungkinan lain bisa jadi karena mereka awalnya cuma jatuh dan berakhir pada posisi terbalik. Tapi karena di sekelilingnya nggak ada objek yang bisa membantu mereka ‘berdiri’, akhirnya lama-lama ya mati
Posisi badan menghadap atas ini memang sebetulnya bukan posisi terbaik serangga. Soalnya kalaupun dia nggak disemprot pestisida atau dipukul pakai benda, misalnya cuma lagi iseng jalan-jalan terus jatuh dengan posisi terbalik, kemungkinan buat balik lagi ke posisi semula bakal susah banget. Kecuali di sekelilingnya ada akar pohon, dedaunan, atau benda apapun yang bisa membantunya ‘bangkit’. Tapi kalau jatuhnya kayak di lantai licin, atau benda datar lain yang di sekitarnya nggak ada objek apapun, bakal susah. Kalau udah begitu, dia bakal kekurangan makan dan air, dan nggak bisa melindungi diri dari serangan predator. Lama-lama ya jadi bisa mati sendiri.
Jadi sebenarnya, tiap kali ada kecoa masuk rumah nggak perlu susah-susah nyemprot pakai semprotan anti serangga yang malah bisa mengganggu pernafasan kita. Kalau kamu punya nyali, cukup dengan membalikkan badannya dengan posisi punggung di bawah dan kaki di atas aja. Tanpa makanan dan air, lama-lama dia bakal mati juga kok~