Di musim penghujan seperti sekarang, kita memang harus lebih waspada terhadap setiap penyakit yang mungkin datang. Soalnya selama ini, musim hujan memang identik dengan flu, tipes, sampai demam berdarah. Kalau nggak betul-betul menjaga kebersihan, kita semua bisa saja terserang penyakit-penyakit tersebut.
Selama ini, mungkin kita seperti sudah terbiasa dengan adanya wabah penyakit yang muncul di musim penghujan, bahkan DBD aja kadang kita sepelekan. Tapi untuk kali ini, sepertinya kita nggak bisa meremehkannya. Persebaran DBD sejak awal tahun kemarin dilaporkan terus meningkat. Korbannya pun terus bertambah. Apalagi belum lama ini, ada juga dua wabah penyakit lain yang menjangkit wilayah di Indonesia. Sama-sama bahayanya lo!
ADVERTISEMENTS
1. Sepanjang Januari 2019 saja kabarnya sudah ribuan kasus DBD yang terjadi di Indonesia. Katanya paling banyak ada di Jawa Timur, Guys
Demam Berdarah Dengue (DBD), sudah sejak lama jadi penyakit yang cukup mematikan di dunia. Kalau nggak benar-benar ditangani, penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini bisa menyebabkan kematian. Dikutip dari National Geographic, terhitung hingga 11 Februari kemarin, sudah ada sekitar 19 ribu orang di seluruh Indonesia yang terjangkit DBD. Dari jumlah itu, 188 diantaranya meninggal dunia. Provinsi yang diketahui paling banyak ‘menyumbang’ pasien DBD adalah Jawa Timur.
Hipwee pernah merangkum 10 provinsi di Indonesia dengan kasus DBD tertinggi. Cek di sini, kalau kamu penasaran apakah tempat tinggal kamu termasuk di antaranya.
ADVERTISEMENTS
2. Selain DBD, belum lama ini ratusan orang di sejumlah wilayah Indonesia juga terserang virus rabies. Bahkan sampai memakan korban meninggal
Selain DBD, Indonesia juga sedang darurat rabies. Kementerian Kesehatan menyebutkan setidaknya ada 628 orang terinfeksi rabies di seluruh Indonesia sepanjang Januari-Februari, dikutip dari The Jakarta Post. Dari jumlah itu, 12 di antaranya meninggal dunia; 6 orang di Nusa Tenggara Barat (NTB), 3 di Sumatera Utara, dan sisanya di Sulawesi Tengah dan Utara. Wabah penyakit ini disebabkan karena pemberian vaksin baik kepada anjing rumahan maupun anjing liar di sejumlah daerah masih rendah.
Di Dompu, NTB, pemerintah bahkan sampai menetapkan status darurat. Jumlah populasi anjing di wilayah itu memang cukup banyak, yakni sampai 9.000 ekor, dengan 4.000 di antaranya adalah anjing rumahan. Saat ini sekitar seribu di antaranya sudah diamankan, biar virus rabies nggak semakin menyebar.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Tak hanya itu, leptospirosis –penyakit yang bersumber dari kencing tikus juga sedang menghantui provinsi Kalimantan Utara. Wabah ini sudah menelan 2 korban meninggal
Leptospirosis mungkin masih asing di telinga sebagian dari kita. Tapi kalau sudah menyebut penyakit kencing tikus, kemungkinan banyak yang sudah pernah mendengar. Leptospirosis ini merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia lewat kencing tikus, anjing, atau kucing. Januari lalu, 3 orang masyarakat Kaltara dilaporkan terjangkit penyakit ini. Dua di antaranya sampai meninggal dunia. Temuan korban meninggal akibat leptospirosis ini membuat Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), dilansir dari Liputan6.
Meski di tahun 2019 ini, laporan terkait penyakit leptospirosis baru datang dari Provinsi Kaltara, tapi tahun 2018 kemarin leptospirosis dikabarkan ‘menyerang’ 7 provinsi di Indonesia lo. Kasus tertinggi ditemukan di Jawa Tengah, dengan 427 kasus dan 89 kematian. Jadi, meski kamu nggak tinggal di Kaltara, ada baiknya tetap waspada akan persebaran penyakit ini!