Berita tentang boikot Starbucks yang beredar baru-baru ini memang menghasilkan dua pendapat di antara warganet. Pendapat pertama adalah bagaimana pemboikotan ini masuk akal dan layak dilakukan. Pendapat yang kedua adalah pemboikotan ini sudah ketinggalan jaman. Kali ini Hipwee mengumpulkan tiga fakta yang menjelaskan boikot Starbucks dari sudut pandang beda. Yuk, baca!
1. Baru viral dan heboh sekarang, ternyata Starbucks udah menyatakan dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis sejak 5 tahun lalu.
Fakta bahwa Starbucks mengeluarkan pernyataan mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis sebenarnya udah ada sejak Januari 2012. Seperti yang dilansir dari The Seattle Times, salah satu jajaran direksi Starbucks pada saat itu yaitu Executive Vice President of Partner Resources, Kate Holmes, menyatakan pada surat terbukanya untuk para karyawan Starbucks di Amerika Serikat bahwa Starbucks mendukung kesetaraan dan inklusi dalam kultur perusahaannya.
Pada surat bertanggal 24 Januari 2012 tersebut dukungan terhadap pernikahan sesama jenis dan kesetaraan terhadap semua gender dianggap sejalan dengan komitmen Starbucks untuk menerima perbedaan dan mendukung persamaan hak untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan inklusif bagi seluruh karyawannya.
Nah mengenai pernyataan kontroversial dari Howard Schultz yang bilang “We don’t want your bussiness”, faktanya dia nggak benar-benar bilang gitu lho guys. Seperti yang dilansir dari Forbes, CEO Starbucks pada saat itu, Howard Schultz, menanggapi soal anjloknya saham Starbucks terkait dengan isu dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis . Dia menyerahkan sepenuhnya keputusan penanaman modal kepada para investor dengan bilang “If you feel, respectfully, that you can get a higher return than the 38% you got last year, it’s a free country. You can sell your shares in Starbucks and buy shares in another company. Thank you very much.” Seperti yang bisa kita lihat pada video berikut:
Menariknya, pernyataan Schultz tersebut dikeluarkan dalam rapat internalnya dengan para pemegang saham pada Maret 2013, dan sekarang pun Schultz udah turun jabatan menjadi direktur sedangkan CEO Starbucks digantikan dengan Kevin Johnson sejak April 2017 lalu.
2. Seruan boikot Starbucks ternyata di Indonesia awal mulanya berasal dari grup chat!
Pengurus Pusat (PP) bidang ekonomi Muhammadiyah yang menyerukan boikot terhadap produk Starbucks, Anwar Abbas, mengaku kepada Reuters bahwa dia mendapatkan informasi tentang CEO Starbucks yang mendukung LGBT tersebut dari grup chat.
Wah sekarang grup chat bisa multifungsi jadi portal berita juga ya. Apalagi lewat pesan berantai yang entah sumber awalnya darimana. Tapi tetap hati-hati ya guys, selain penuh dengan hiburan jokes bapak-bapak, grup chat bisa juga disalahgunakan sebagai sarana penyebaran informasi yang belum tentu benar dan bertanggungjawab.
3. Nggak cuma Starbucks, berikut perusahaan-perusahaan yang ‘ramah’ terhadap LGBT;
Ternyata perusahaan yang mendukung kesetaraan terhadap LGBT dan legalisasi pernikahan sesama jenis nggak cuma Starbucks, guys. Ada banyak daftar perusahaan besar yang secara terang-terangan menyatakan dukungannya seperti Facebook, Twitter, Google, Yahoo, Microsoft, Apple, Amazon, Ebay, Nike, Levi’s, Prudential, Coca-cola, Pepsi, Disney dan masih banyak lagi.
Nah, gimana pendapatmu? Dalam isu sensitif seperti ini pro konta pasti ada, mau kamu termasuk yang pro ataupun yang kontra, semua sepenuhnya tergantung pilihan kamu. Yuk mulai sekarang biasakan tabayyun dulu dalam menerima informasi sebelum membagikannya, biar kamu jadi warganet yang keren dan cerdas guys!