Prestasi itu bukan tentang harapan atau mimpi melainkan buah dari kemauan untuk meraih pencapaian yang tersedia di depan mata. Terlebih lagi, perkembangan teknologi membuat langkah menuju prestasi yang unggul menjadi lebih mudah. Sebab, perkembangan ini sejalan dengan kreativitas mahasiswa yang terus meningkat. Inovasi dan produktivitas seperti itulah yang terus ditanamkan pada mahasiswa UII untuk menciptakan hal-hal baru, termasuk prestasi-prestasi baru yang membanggakan.
ADVERTISEMENTS
Selain di bidang akademis, UII juga menang pada aspek non akademis! Mereka enyabet tiga penghargaan dari ajang International Universities Search and Rescue Games 2018
Kompetisi tersebut diadakan di Republik Turki Siprus Utara pada 21 April–1 Mei 2018 lalu. Pada perlombaan tersebut, tim UII yang merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia harus bersaing dengan 41 tim dari negara lainnya, termasuk Turkey dan Cyprus selaku tuan rumah.
Terdapat lima kategori perlombaan dalam ajang ini, yaitu pemindahan batu dari posisi A ke posisi B, penanggulangan bencana dari tebing ke bawah dan sebaliknya, penanggulangan bencana dari hard stage, pertolongan pertama dari kecelakaan bermotor, dan penanggulangan bencana dari reruntuhan bangunan. Perjuangan tim UII tersebut akhirnya berbuah hasil, mereka membawa pulang tiga penghargaan dari tiga kategori, yakni Juara 2 IUSAR Games 2018, Best Team Leader, dan Best Orienteering games.
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya, mahasiswa UII lainnya juga menorehkan prestasi internasional pada ajang International Conference on Technology and Social Science 2018 di Jepang
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh NPO E-JIKEI Network Promotion Institute (ENPI) bersama International Research Enthusiast Society Inc. (IRES) dan Fuji Laboratory at Gunma University (FLGU). Kegiatan yang digelar di Negeri Sakura ini diikuti oleh peserta dari Jepang, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Sebagai informasi, dari banyaknya peserta yang berpartisipasi, hanya UII yang merupakan peserta dari jenjang Pendidikan S1, di antara peserta dari negara lainya yang berasal dari jenjang pendidikan S2 dan S3. Perjuangan dari perwakilan UII ini akhirnya membuahkan hasil. Mereka pulang dengan membawa peringkat Best Student Paper Award, Best Presentation Award, serta Best Poster.
ADVERTISEMENTS
Tak cuma itu, mahasiswa UII juga memborong penghargaan dari ajang European Model United Nation (EuroMUN) 2018 yang digelar di Maastricht, Belanda
EuroMUN merupakan salah satu acara yang sangat bergengsi di Eropa karena delegasi yang berpartisipasi benar-benar diseleksi secara ketat. Tahun ini, EuroMUN mengambil tema, “Shaping the Future from The Heart of Europe”. Total keseluruhan peserta pada acara ini adalah 500 delegasi. Indonesia mengirimkan masing-masing satu delegasi dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, dan Universitas Islam Indonesia. Delegasi lainnya berasal dari seluruh belahan dunia, di antaranya Asia, Australia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Pada ajang tersebut, perwakilan UII, Zul Hazmi Lutfi, berkesempatan mewakili negara Myanmar dalam Dewan Tinggi Komisi Pengungsi PBB atau United Nations High Comissioner for Refugee (UNHCR). Topik bahasan yang pertama adalah, “Expanding the scope and capacity of the 1951 refugee convention” dan yang kedua adalah “The evaluation of refugee camps”. Lutfi pulang dengan buah tangan yang membanggakan. Ia berhasil menyabet gelar Best Diplomacy Award.
ADVERTISEMENTS
Ada juga prestasi membanggakan lainnya yang berasal dari hasil perlombaan European Exhibition of Creativity and Innovation (Euroinvent-2018)
Euroinvent merupakan ajang tahunan yang mempromosikan kreativitas dan inovasi dalam konteks internasional. Para perwakilan UII dari Prodi Teknik Lingkungan ini membawa inovasi baru, yaitu alat pengukuran kualitas air. Inovasi bernama WatesQy (Water Test Quality) ini dapat mengukur lima kualitas air sekaligus dengan satu alat. Pengukuran kualitas dilakukan secara realtime dan terkoneksikan dengan smartphone untuk lebih mudah dalam membaca datanya. Lima parameter kualitas air tersebut adalah suhu, pH, kekeruhan, TDS, dan konduktivitas. Tidak heran jika inovasi perwakilan dari UII ini mendapatkan apresiasi berupa Gold Medal (Special Prize from Association of Thai Innovation and Invention Promotion, ATIP), Silver Medal (Special Prize from Euroinvent 2018, Iasi, Romania), dan Trofi Best Monitoring Device (Special Prize From INCDMTM, Bucharest, Romania). Kegiatan ini diadakan di Iasi, Rumania, dan diikuti ratusan peserta dari 33 negara, termasuk Indonesia. Dalam acara ini, Tim UII tidak hanya membanggakan kampus UII, namun juga membanggakan Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Belum lagi penghargaan yang diraih UII dalam ajang ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting 2018. Keren!
7 perwakilan mahasiswa UII juga berhasil meraih penghargaan “The Best Diplomatic Delegation Team representing Lao PDR” pada ajang ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting (AFMAM) 2018 yang diadakan di National University of Singapore, Singapura pada 3-8 Juli 2018. Kompetisi yang adakan oleh ASEAN Foundation ini mempertemukan para mahasiswa tingkat sarjana dari seluruh negara ASEAN dengan tujuan, agar dapat mempromosikan pemahaman diplomasi antar negara ASEAN serta memperkenalkan bagaimana negara-negara ASEAN menyelenggarakan pertemuan di tingkat kepala negara maupun menteri guna membahas isu-isu penting di dunia.
Banyaknya prestasi yang didapatkan oleh kampus UII, semakin membuktikan bahwa kampus ini berdaya saing tinggi dan setara dengan perguruan tinggi di luar negeri. Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam mengenai kampus UII, kamu bisa kepoin langsung di www.uii.ac.id atau akun Instagram @uiiyogyakarta, ya Sob.