‘Red light district’ atau kawasan prostitusi sepertinya tidak bisa dilewatkan jika membahas mengenai pariwisata negeri Kincir Angin, Belanda. Red light district di Amsterdam Belanda yang dikenal dengan istilah De Wallen ini disebut-sebut sebagai pusat prostitusi terbesar di dunia. Di samping statusnya yang legal, uniknya De Wallen di Belanda ini tak ubahnya sebagai kawasan perkantoran. Bila kamu tinggal di Jakarta, De Wallen mungkin mirip dengan SCBD. Hanya saja bisnis yang berjalan adalah bisnis selangkangan.
Di Belanda, prostitusi sudah legal sejak tahun 1811. Diawali saat masa perang, para wanita penghibur dikonsentrasikan dan diwajibkan untuk tes kesehatan agar bisa melayani nafsu prajurit dengan aman. Nah, di De Wallen inilah kegiatan seks komersial dikonsentrasikan agar lebih mudah diatur dan tidak tersebar kemana-mana. Tapi tentu saja tak semua orang boleh ke sana. Tetap ada batasan usia dan kemampuan untuk membayar biaya yang jelas sama sekali tidak murah.
1.Di sepanjang area De Wallen, kamu bisa menemukan kelab malam, bioskop dewasa, dan tentu saja penjaja seks komersial yang memajang diri di balik kaca-kaca display toko
2. Di siang hari, kawasan ini sepi dan kurang menarik layaknya ruko-ruko kosong tak berpenghuni. Coba datang ke sana di jam 11 malam, suasananya jelas berbeda
3. Lebih dari 400 PSK bersaing ketat merebut hati calon pelanggan. Tiap PSK memiliki caranya sendiri untuk menarik perhatian, dari kostum unik sampai pose menggoda
4. Tak seperti di Indonesia yang suka colak-colek di pinggir jalan, di De Wallen penjaja seks komersial aman di balik kaca jendela
5. Bila lampunya merah menyala dia adalah perempuan tulen dan available. Jika lampunya biru, itu tandanya orang yang dibalik kaca adalah transgender atau transeksual
6. Di jantung area De Wallen biasanya juga ada banyak Sex Shop. Toko yang menjual berbagai macam alat kontrasepsi dan alat pemuas hasrat lainnya
7. PSK itu profesi yang diakui di Belanda. Karena itu mereka punya organisasi dan bayar pajak pada pemerintah
8. Tak semua orang bisa menjadi PSK di Belanda. Harus ada sertifikat dan rutin melakukan cek medis dengan biaya pemerintah
9. Sama seperti kantormu yang harus memenuhi standar tempat kerja yang layak, rumah bordil di Belanda juga harus lolos tes kesehatan dan menyediakan lingkungan yang layak bagi para pekerja
10. Soal harga jangan ditanya. Sementara di Indonesia banyak PSK yang dibayar puluhan ribu saja, di Belanda tarif short-time ataupun long-term bisa sampai berjuta-juta
11. Kalau kamu jalan-jalan ke De Wallen, jangan sekali-kali memotret salah seorang PSK. Hal itu dilarang keras untuk menghargai para pekerja seks
12. Berbeda dengan kawasan prostitusi pada umumnya, De Wallen jauh dari kata kumuh atau kotor
13. Tak hanya legal, Belanda juga punya museum prostitusi dan patung seni yang didedikasikan untuk pekerja seks komersil
14. Prostitusi memang masih dianggap sisi gelap kemanusiaan. Tapi tak disangkal red light district menjadi daya tarik wisata terbesar di Belanda
15. Anehnya meski prostitusi legal dan tersohor di seluruh pelosok bumi, anak-anak Belanda moralnya tidak rusak dan justru dinobatkan jadi yang paling bahagia di dunia
Belanda bukan satu-satunya negara yang dikenal punya kawasanya yang identik dengan pelacuran. Di Jerman ada kawasan Reeperbahn. Lalu di Tokyo, ada kawasan Kabukicho yang menyediakan berbagai hiburan berupa fantasi seksual dengan hostess-hostess yang siap menemani. Di Thailand, hiburan malam berbau seks bisa kamu dapatkan di Patpong. Tapi agaknya memang hanya di Belanda yang prostitusi dianggap legal diperlakukan sebagai bisnis pada umumnya. PSK di De Wallen juga membayar pajak dan punya asuransi kesehatan, selayaknya pekerja kantoran.