Berbeda dengan di Indonesia, kampanye politik di Jepang teratur banget. Para kandidat nggak boleh sembarangan menempel billboard di pinggir jalan, seperti yang terjadi di Indonesia saat menjelang pemilu begini. Mereka disediakan space khusus untuk menempel poster di pinggir jalan. Ukurannya sama, bahkan ada nomor urutannya. Soal jadwal kampanye juga diatur sedemikian rupa, nggak bisa sewaktu-waktu kampanye seperti di sini.
Bentuk kampanye di Jepang, sekilas memang terlihat old-fashioned, dengan kata lain, ketinggalan zaman. Di saat kita sudah memakai media sosial dan internet buat mempromosikan diri sebagai calon presiden atau anggota legislatif, di sana nggak semudah itu. Tapi keterbatasan itu justru bikin sejumlah kandidat kepikiran buat mengemas kampanye yang cukup unik bin ajaib! Wah, gimana aja tuh bentuknya? Simak bareng ulasan Hipwee News & Feature kali ini, yuk~
ADVERTISEMENTS
1. Di Jepang, memasang billboard atau spanduk besar-besar di pinggir jalan seperti di Indonesia, jadi sesuatu yang haram dilakukan. Sebagai gantinya, pemerintah menyediakan space khusus ini
ADVERTISEMENTS
2. Karena nggak mau monoton dan pengin kelihatan “stand-out”, ada kandidat bernama Teruki Goto memasang poster kampanye dirinya sedang bugil! Posternya sempat viral di media sosial tahun 2015 lalu
ADVERTISEMENTS
3. Mau kampanye lewat media massa seperti televisi juga sulit banget di Jepang. Terus sampai ada yang kepikiran buat mendandani anjingnya dengan poster kampanye gini, kocak!
ADVERTISEMENTS
4. Di sana, kampanye paling populer tuh pakai mobil van begini. Mereka menyusuri kota pakai mobil yang sudah ditempel foto wajahnya. Nggak lupa sambil menjulurkan kepala dan melambai-lambai ke masyarakat sekitar
ADVERTISEMENTS
5. Saat menyusuri jalanan kota pakai van, biasanya kandidat memakai sarung tangan putih. Dikutip dari ABC, tujuannya untuk membentuk image “bersih” dan agar orang dari kejauhan bisa melihat lambaian tangannya
ADVERTISEMENTS
6. Setelah mengitari kota, biasanya mereka akan berhenti di suatu tempat buat melakukan orasi, memaparkan visi misi, dan lain sebagainya, di atas mobil vannya
7. Kampanye semacam ini cuma boleh dilakukan antara jam 8 pagi sampai 8 malam, seperti dilansir The Straits Times. Kalau mau menyebarkan selebaran, dibatasi cuma 70.000 lembar, benar-benar nggak boleh lebih!
8. Mereka boleh mencari relawan buat membantu kampanye, tapi maksimal jumlahnya cuma 15 orang, nggak boleh lebih
9. Karena aturan yang begitu ketat ini, para kandidat di Jepang seolah nggak punya cara lain buat kampanye selain promosi dan bertemu langsung orang-orang yang jadi target pemilihnya
10. Padahal tahun 2013 kemarin, pemerintah sudah memperbolehkan kampanye lewat media sosial lo. Tapi entah kenapa, banyak partai yang enggan mencoba cara baru itu dan tetap memakai cara-cara tradisional
11. Kalau menurut Rob Fahey dari pascasarjana Fakultas Ilmu Politik di Waseda University Tokyo, dilansir ABC, kebanyakan partai nggak tahu cara memanfaatkan Facebook atau Twitter buat kampanye
12. Dr. Yu Uchiyama dari University of Tokyo mengatakan bahwa undang-undang kampanye di Jepang yang cukup ketat ini membantu memastikan netralitas politik, dan sama sekali melupakan politik uang –seperti biaya kampanye yang tinggi
13. Tapi di tengah keterbatasan itu masih ada yang cara kampanyenya unik begini. Satoshi Shima pakai ikon kucing, karena katanya kucing putih akan menebarkan kebahagiaan bagi siapapun yang melihat~
Kalau kampanye di Indonesia diperketat seperti di Jepang gini mungkin gesekan-gesekan konflik terkait politik bisa jauh lebih diminimalisir ya. Tapi katanya pemilu di Jepang ini memang nggak seheboh di negara lain, soalnya kebanyakan yang meneruskan posisi seseorang di kancah politik pasti dari keluarganya sendiri.