Sebagai orang Indonesia, kita tentu paham gimana was-wasnya hidup di kawasan rawan bencana. Setiap harinya harus bersiap sama bencana yang mungkin datang kapan aja, salah satunya erupsi gunung berapi. Belum lama Merapi di Yogyakarta mengalami erupsi freatik. Statusnya naik jadi waspada. Warga di sana mendadak flashback ke peristiwa yang terjadi tahun 2010 lalu, saat Merapi meletus dan menelan banyak korban. Trauma tak dapat dihindari.
Di Guatemala, Amerika Tengah, ternyata baru saja terjadi peristiwa serupa. Gunung Fuego meletus begitu dahsyatnya. Banyak orang kehilangan keluarga dan harta benda dalam waktu sekejap. Meski menurut laporan beberapa ahli erupsi kini telah berakhir, tapi dampaknya tidak bisa dihapuskan begitu saja. Belum lagi rasa trauma, sedih, dan pilu yang dirasakan para korban. Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum potret kengerian pasca Gunung Fuego meletus di Guatemala. Mari simak bersama.
ADVERTISEMENTS
1. Gunung Fuego di Guatemala yang meletus pada Minggu (3/6) memuntahkan lava dan asap setinggi 9 km ke udara. Sama kayak wedhus gembel saat Merapi meletus beberapa tahun lalu
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Letusan maha dahsyat itu memakan korban tewas sebanyak 62 orang. Dari jumlah itu baru 17 orang yang berhasil diidentifikasi, seperti dilansir CNN
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Sedangkan 15 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit. Anak-anak dan hewan peliharaan juga tak luput dari bencana ini
ADVERTISEMENTS
4. Jumlah itu belum seberapa, karena setidaknya 192 orang dinyatakan hilang setelah erupsi terjadi, merujuk keterangan Sergio Cabañas, sekretaris eksekutif Guatemala’s National Coordination for Disaster
5. Sejauh ini, sudah lebih dari 3.100 orang dievakuasi. Diperkirakan 1,7 juta orang telah terkena dampak dari erupsi Fuego
6. Saat meletus, Gunung Fuego sempat memuntahkan gas panas dan materi vulkanis yang kemudian melanda desa-desa, seperti El Rodeo dan San Miguel Los Lotes
7. Gas panas, bebatuan, dan debu vulkanik seolah ‘menyapu’ rumah-rumah penduduk, menutup jalanan, hingga menyulitkan relawan menavigasi dan memetakan daerah
8. Jorge Luis Altuve, bagian tim tanggap darurat, mengatakan saat debu turun, suasana siang mendadak jadi seperti malam
9. Pada hari Seninnya (4/6), masyarakat tampak menggelar upacara pemakaman keluarga dan kerabat, di tengah ketakutan yang masih melanda
10. Keesokannya, Selasa (5/6), ada laporan kalau sekumpulan debu, gas, dan bebatuan membentuk aliran baru dan melanda daerah El Jute dan Las Lajas
Ini juga diperparah oleh hujan lebat yang bisa bercampur dengan abu untuk membentuk hujan asam dan menyebabkan lumpur atau banjir
11. Kondisi yang masih sulit, membuat tim penyelamat kesulitan melakukan tugasnya. Tanah yang diselimuti debu panas membuat sol sepatu beberapa orang sobek, membuat mereka harus jalan pakai papan kayu
12. Abu juga mencapai ibukota Guatemala City yang jauhnya mencapai 25 mil. Bandara terpaksa harus ditutup karena landasan pacu penuh dengan abu
Meski Guatemala’s National Institute of Seismology, Vulcanology, Meteorology and Hydrology telah menyatakan kalau erupsi sudah berhenti, tapi masyarakat diimbau untuk tetap waspada akan kemungkinan erupsi susulan. Presiden Jimmy Morales mengajak semua turut bekerja bersama mengatasi bencana maha dahsyat ini.
Bencana di atas sejenak mengingatkan kita pada peristiwa mematikan serupa yang terjadi 25 tahun ke belakang, seperti Gunung Ontake Jepang (2014), Gunung Sinabung Indonesia (2014), Gunung Nyiragongo Kongo (2002), dan lain-lain.