Hari ini, 26 Oktober 2018, untuk terakhir kalinya tabloid sepak bola kesayangan rakyat Indonesia BOLA menerbitkan versi cetaknya. Terbitan nomor 2.915-nya ini akan menjadi tabloid cetak terakhir yang bisa kita nikmati. Selanjutnya, BOLA bisa dinikmati dala versi online. Tabloid BOLA akhirnya bernasib sama dengan banyak tabloid cetak yang ‘berguguran’ di era digital. Dalam satu dekade terakhir, kita berulang kali harus mengucapkan perpisahan kepada versi cetak dari tabloid atau majalah-majalah iconic negeri ini.
Membaca lembaran majalah atau tabloid tampaknya bakal segera jadi nostalgia masa lalu. Kini semua orang tak perlu lagi menunggu terbitan mingguan dari majalah kesayangan dan membelinya di kios langganan, semua berita sudah bisa diakses dengan mudah lewat satu sentuhan smartphone. Nah adakah di antara kalian yang masih suka baca majalan cetak? Yuk nostalgia sedikit bareng Hipwee News & Feature dan mengingat-ingat lagi majalah tabloid favorit kita yang kini versi cetaknya sudah tiada~
ADVERTISEMENTS
1. Setelah 34 tahun menemani pembaca, tabloid BOLA yang diterbitkan hari ini jadi edisi cetak terakhir di mana mereka mengucapkan ‘Selesai’ dan ‘Terimakasih’
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Remaja cowok pasti familiar dengan majalah Hai. Sayangnya majalah ini sudah lebih dahulu berpindah ke media online dan nggak lagi mencetak majalahnya
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Sedangkan majalah andalan remaja cewek, Kawanku, terpaksa menyudahi versi cetaknya juga. Sekarang sih sudah digantikan dengan versi media online
ADVERTISEMENTS
4. Seperti Kawanku, akhirnya majalah GoGirl juga menyusul berubah jadi versi online. Sebelumnya, majalah GoGirl sempat terbit dua bulan sekali
5. Majalah gaya hidup sepertiah Reader’s Digest Indonesia malah sudah tutup usia terlebih dahulu yaitu pada bulan Oktober 2015
6. Kalian yang suka baca majalah National Geographic Traveler Indonesia sudah nggak bisa menemukan mereka di rak toko buku sejak akhir tahun 2017 lalu lho
7. The Rolling Stone Indonesia pun kalah saing. Pecinta musik tampaknya lebih suka membaca berita secara online dibandingkan dalam wujud cetak
8. Nggak hanya pecinta musik yang beralih ke media online, pecinta otomotif malah lebih dahulu. Buktinya, majalah Motor sudah nggak lagi terbit
9. Tabloid Sinyal yang membahas tentang ponsel juga akhirnya mengaku kalah pada media online. Informasi gadget terkini sekarang sangat mudah ditemui di internet
10. Nggak hanya tabloid Sinyal aja yang gulung tikar, majalah Chip juga mengalami hal serupa. Tapi majalah itu kemudian beralih ke ranah online
11. Majalah seperti Maxim yang memuat soal gaya hidup nggak lagi terbit sejak akhir 2017. Konten majalah sudah tergantikan Instagram dan media online lainnya
12. Setelah Maxim, majalah FHM akhirnya menyusul menghilangkan versi cetaknya. Di akhir edisinya, mereka menampilkan Maria Ozawa sebagai model sampul
Fenomena bergugurannya versi cetak dari berbagai majalah atau tabloid ini, seakan-akan kembali mengingatkan kalau kita benar-benar sudah ada di akhir sebuah era. Teknologi telah mengubah hampir semua aspek kehidupan kita menjadi digital dan virtual. Sama seperti zaman dulu, tiap perkembangan dalam peradaban manusia pasti diwarnai dengan pro-kontra. Termasuk proses digitalisasi ini. Sisi positifnya, kita tidak lagi perlu menggunakan kertas untuk menulis atau membaca sehingga jumlah kertas atau pohon yang harus ditebang bisa dikurangi — lebih ramah lingkungan. Sedangkan sisi negatifnya, kita semakin tidak bisa lepas dari gawai elektronik dan jaringan internet.
Apalagi kalau lihat video di bawah ini. Bayi jaman sekarang sudah nggak tahu lagi cara buka majalah karena dikira tablet. ‘Kan jadi sedih~