Asian Games 2018 baru berlangsung selama beberapa hari. Tapi rasanya sudah banyak cerita menarik yang bisa dibagikan. Seperti yang baru aja dilakukan para pendukung timnas Jepang di Jakarta. Sebuah unggahan di Facebook viral lantaran menunjukkan aksi dua orang Jepang yang memunguti puntung rokok saat Asian Games berlangsung dan membuangnya ke tempat sampah. Meski ada di negeri orang, mereka tetap tidak lupa menjaga kebersihan. Padahal itu juga bukan sampah milik mereka lho.
Aksi mereka itu menuai pujian dari berbagai pihak. Tidak sedikit juga yang berpendapat kalau peristiwa itu seharusnya jadi tamparan keras bagi kita, masyarakat Indonesia. Tapi kalau tahu gimana tata cara mereka memperlakukan sampah di negaranya, rasanya kejadian macam di atas jadi hal wajar, yang mungkin emang udah jadi semacam kebiasaan yang mendarah daging. Kali ini Hipwee News & Feature sudah merangkum sederet bukti orang Jepang tuh beneran gila-gilaan soal sampah. Yuk, simak, siapa tahu bisa diadaptasi~
ADVERTISEMENTS
1. Orang yang pernah tinggal di Jepang dalam waktu lama pasti paham, kalau hal pertama yang harus dipelajari di sana justru bukan yang aneh-aneh, melainkan gimana cara buang sampahnya
ADVERTISEMENTS
2. Soalnya di Jepang, aturan pembuangan sampah sangat sistematis. Pada dasarnya jenis sampah di sana terbagi jadi 4 jenis; dapat dibakar, tidak dapat dibakar, sampah berukuran besar, dan daur ulang
Sampah yang dapat dibakar: sampah organik (yang sudah dibuang airnya), sampah kertas, kantong plastik dan bungkus, karet dan kulit, pipa, wadah plastik (bungkus makanan, minyak, dll)
Sampah yang tidak dapat dibakar: plastik panjang (kabel, selang, tali), kaset, rekaman video, disket, barang keramik, besi, kaca, alat elektronik berukuran kecil
Sampah besar: sofa, kasur, lemari, rak buku, sepeda motor, kipas angin, penyedot debu, dll
Sampah daur ulang: botol wadah kaca kosong, kaleng timah, kaleng aluminium, botol air minum (dengan angka 1 di dalam simbol segitiga), dll
ADVERTISEMENTS
3. Setiap jenis sampah di atas ada jadwal masing-masing kapan harusnya dibuang ke tempat pembuangan. Kalau yang kelewat jadwalnya, ya harus nunggu minggu depan atau bahkan bulan depannya
ADVERTISEMENTS
4. Tapi tidak semua kota menerapkan aturan yang sama lho, bisa beda-beda. Biasanya warga bakal dapat buku panduan membuang sampah di daerah tersebut
ADVERTISEMENTS
5. Meskipun beda-beda, tapi umumnya waktu pengumpulan sampah dilakukan di pagi hari. Lebih baik siapkan sampah yang mau dibuang malam harinya, tapi dikeluarinnya pagi aja
ADVERTISEMENTS
6. Kalau mau membuang benda-benda besar, ternyata tidak bisa sembarangan juga, karena per barang ditarik biaya
Kayak di Tokyo, kalau mau buang sofa harus bayar sekitar Rp220.000, tempat tidur Rp122.000, dan kursi Rp44.000. Sekali lagi, tiap kota tarifnya bisa beda-beda. Kalau udah bayar, kamu harus menempelkan stiker di benda itu, sebagai tanda kalau kamu udah melakukan pembayaran pembuangan.
7. Hmm, ribet ya? Boro-boro sampah gede, untuk barang sesimpel minyak goreng bekas yang biasa ditemui sehari-hari aja, harus dibekukan dulu, baru digolongkan sampah mudah terbakar
Nggak bisa tuh kayak di Indonesia, yang langsung buang ke wastafel atau got. Cairan kental minyak bekas katanya bisa bikin saluran pembuangan tersumbat.
8. Atau kotak karton susu, kalau di Indo sih langsung buang aja begitu susunya habis. Di Jepang, kamu harus mencucinya dulu, mengguntingnya biar jadi lembaran, dan menjemurnya sampai kering, baru dibuang!
9. Selain aturan buang sampah yang emang cukup strict, penduduk Jepang juga dihimbau buat memakai prinsip 3R; reduce, reuse, recycle
Kalau memang ada sampah yang bisa digunakan kembali, mending dimanfaatkan jadi barang lain daripada dibuang. Misalnya kotak kado bekas, yang bisa dipakai buat wadah aksesoris, makeup, atau alat tulis. Bahkan kardus gulungan toilet basa dipakai buat mainan hamster peliharaan lho!
10. Jangan kira urusan sampah di Jepang ini sepele ya. Kalau ada yang kedapatan tidak membuang sampah dengan benar, sampah-sampah itu akan dikembalikan ke pemiliknya, karena setiap orang wajib menuliskan nama di kantong sampahnya
Ada juga yang mungkin sembarangan menyimpan sampah yang bisa menimbulkan bau, para tetangga punya hak buat melaporkan ke polisi dengan alasan perbuatan tidak menyenangkan lho.
11. Ada juga istilah “sticker of shame“, yang mana kalau kita salah menggolongkan sampah, di kantong sampah kita ditempeli stiker merah mencolok yang bisa dilihat orang lain
12. Pantes aja sampai segitunya, meski mereka lagi di luar negeri, tetap peduli sama sampah, mungkin emang udah kebawa dari lahir ya~
Masalah sampah di Jepang memang seserius itu. Sabda “Buang sampah pada tempatnya” yang begitu dielu-elukan di sini jelas kurang relevan kalau dibawa ke Jepang ya. Semoga aja Indonesia bisa lebih serius menyikapi sampah-sampah yang kian menumpuk dari hari ke hari ini ya guys…