Hubungan antara orangtua dan anak remaja memang susah-susah gampang dilalui. Karena pada saat remaja, anak mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju orang dewasa. Ketika remaja pun, bisa dibilang anak memiliki dunia sendiri dan ada rasa ingin tahu yang besar tentang beragam hal baru dalam hidupnya. Maka tak heran saat anak remaja, komunikasi yang terjalin dengan orangtua pun bergejolak.
Karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan SKATA.info – situs referensi yang berisi konten-konten perencanaan keluarga, parenting, kesehatan reproduksi dan seksual di bawah naungan Johns Hopkins Center for Communication Program (JHCCP), resmi meluncurkan kampanye untuk orangtua dan anak remaja: 1001 Cara Bicara. Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1001 Cara Bicara tidak hanya menambah pengetahuan orangtua, tapi juga keterampilan berkomunikasi dengan anak sesuai fase perkembangan dan kepribadian
“1001 Cara Bicara akan membantu orangtua untuk memahami diri, remaja, dan problematika yang muncul di dalam dunia remaja,” ungkap Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), pada Kamis (24/10/2019) di Jakarta.
Indonesia punya kekuatan yang nggak dimiliki negara lain, yaitu keluarga yang sangat solid. Keluarga di Indonesia adalah home base bagi anggota keluarganya. BKKBN pun sadar sangat penting fungsi keluarga terhadap pembangunan kualitas SDM, peningkatan kesejahteraan, dan penurunan jumlah Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu. Di ‘1001 Cara Bicara’, nggak cuma memperkaya pengetahuan, tapi orangtua juga punya keterampilan dalam berkomunikasi dengan anak sesuai fase perkembangan dan kepribadiannya.
“Biasanya orangtua masih bersemangat belajar parenting saat anak berusia 0-12 tahun. Namun, saat anak SMP dan SMA, seakan-akan orangtua menjadi auto pilot,” ujar Country Representative JHCCP for Indonesia, pada Kamis (24/10/2019) di Jakarta.
Padahal seiring bertambahnya usia anak, maka tugas perkembangan mereka pun menjadi semakin kompleks. Sehingga orangtua sudah seharusnya siap dan luwes dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Namun, nggak sedikit orangtua malah bingung dalam menghadapinya. Nah, ‘1001 Cara Bicara’ hadir sebagai upaya dalam menjembatani problem tersebut.
ADVERTISEMENTS
Tidak hanya berupa e-book atau buku versi cetak, tapi 1001 Cara Bicara juga hadir lewat video dan aktivasi digital lainnya
1001 Cara Bicara sengaja didesain menjadi sebuah program yang mudah dipahami dan dipraktikkan oleh orangtua. Seperti lewat e-book, video tips singkat berdurasi satu menit, dan berbagai produk dan aktivasi digital serta offline. Program ini diharapkan dapat berikan inspirasi bagi ornagtua dalam mencari cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak remaja secara luwes tanpa terkesan menggurui.
Nggak cuma gampang dipraktikkan, e-book 1001 Cara Bicara dan seluruh produk digital serta cetak lainnya juga ajak orangtua berefleksi, mengenal dirinya terlebih dahulu, lalu memutus pola asuh negatif masa lalu. Dengan mencakup tujuh tema besar, antara lain keluarga, pertemanan, perilaku berisiko, literasi digital kesehatan mental, kesehatan seksual dan reproduksi, serta perencanaan masa depan, buku ini diharapkan mampu menjadi teman orangtua dalam bangun hubungan yang hangat, terbuka, dan saling percaya dengan anak remaja.