IDI Catat 100 Dokter Telah Gugur Selama Pandemi. Tak Seharusnya Kita Terlena dan Menutup Mata

100 dokter meninggal

Masih ingat saat-saat awal virus corona mulai menyebar di Indonesia? Saat itu banyak orang yang panik dan ketakutan. Kita berusaha sebisa mungkin tetap di rumah dan menerapkan protokol kesehatan demi menekan angka penularan. Namun setelah berbulan-bulan berlalu, banyak sekali orang yang mulai mengendorkan disiplin diri. Padahal, kondisi di rumah sakit masih sangat gawat.

Setiap hari para tenaga medis seperti dokter dan perawat bertaruh nyawa untuk merawat para pasien corona. Banyak yang akhirnya terpapar dari pasien karena prosedur medis yang harus dilakukan, tidak sedikit pula yang sampai kelelahan dan jatuh sakit. Baru saja Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan laporan yang makin membuat hati kita teriris, jumlah dokter yang meninggal dunia telah mencapai 100 orang dalam waktu enam bulan terakhir. Kemudian Pengurus Besar IDI (PB IDI) juga memberi instruksi-instruksi yang harus segera dilakukan demi mencegah kehilangan dan tragedi yang lebih besar…

ADVERTISEMENTS

Mari kita mengheningkan cipta untuk 100 dokter yang meninggal saat pandemi corona. Selama berbulan-bulan, mereka telah berjuang menyelamatkan sesama

IDI Catat 100 Dokter Telah Gugur Selama Pandemi. Tak Seharusnya Kita Terlena dan Menutup Mata

Ucapan dukacita dari IDI via www.instagram.com

Kabar duka disampaikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Hingga 30 Agustus 2020, ada 100 dokter yang meninggal dunia selama pandemi corona. Mereka semua positif terinfeksi Covid-19. Sedih dan miris sekali rasanya. Sebelum meninggal, para dokter ini telah berjuang keras menyelamatkan banyak pasien di rumah sakit. Mereka mengorbankan nyawa sendiri demi kepentingan bersama.

Meskipun raganya telah tiada, kebaikan hati dan semangat para dokter ini tak akan dilupakan. Seratus nama dokter yang telah gugur pun sudah diumumkan seperti dilaman CNN ini . Ternyata para dokter ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah terbanyak yang meninggal berada di Jawa Timur, yaitu 25 orang. Mari kita mengheningkan cipta untuk mereka semua agar tenang di alam sana.

ADVERTISEMENTS

Gugurnya para dokter membuktikan bahwa pandemi corona masih berbahaya. Maka, IDI menyerukan agar semua pihak bergotong royong memastikan dokter dan tenaga medis lainnya mendapatkan 4 hal ini

IDI Catat 100 Dokter Telah Gugur Selama Pandemi. Tak Seharusnya Kita Terlena dan Menutup Mata

Perlindungan untuk tenaga medis sangat mendesak. Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay via pixabay.com

Melindungi para tenaga medis adalah satu hal yang sudah seharusnya jadi prioritas bersama. Para tenaga medis perlu dilindungi agar aman agar bisa tetap bertugas melindungi kita semua. Namun setelah mendengar update terbaru bahwa jumlah dokter yang gugur terus naik sampai kini di angka 100 orang, kondisi saat ini jelas masih sangat memprihatinkan.

Karenanya, IDI melalui pernyataan Ketua Umum PB IDI, Daeng M. Faqih sebagaimana dikutip dari laman Detik , menyerukan empat instruksi penting demi menjaga keselamatan dokter dan tenaga medis lain saat bertugas.

  1. Kita wajib menjaga persediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter maupun tenaga medis lain yang bertugas.
  2. Rumah sakit harus membuat jadwal jaga petugas agar mereka tidak kelelahan dan berisiko tertular.
  3. Jika ada petugas kesehatan yang memiliki risiko tinggi untuk tertular, rumah sakit harus memberlakukan kebijakan khusus agar mereka bisa tidak praktik untuk sementara atau jumlah praktiknya sangat dibatasi.
  4. Rumah sakit didorong melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) pada petugas kesehatan secara rutin untuk mencegah penularan Covid-19 di rumah sakit.

PB IDI melanjutkan bahwa badannya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk menjamin ke-4 hal tersebut. Namun anak muda atau rakyat biasa seperti kita pun wajib turut andil. Bagaimana caranya? Ya dengan sebisa mungkin menghindari penularan virus untuk meringankan beban sistem kesehatan kita yang sudah kewalahan.

Kafe atau mall boleh saja sudah buka, pembaca acara TV atau Youtuber favoritmu pun boleh saja tampak santai tanpa masker, tapi please jangan terlena. Karena kenormalan yang mulai banyak kita lihat sehari-hari ini, sayangnya bukan berarti virus sudah pergi maupun keadaan jauh lebih aman. Pertarungan hidup dan mati tiap hari memenuhi lorong-lorong rumah sakit. Bukan hanya pasien yang berjuang untuk keselamatannya, tapi juga dokter, perawat, dan pegawai rumah sakit yang harus merawat mereka.

ADVERTISEMENTS

Setelah mengetahui kabar meninggalnya para dokter, apakah kita masih tega bersikap egois di tengah pandemi corona? Yuk lindungi diri sendiri dan orang lain

IDI Catat 100 Dokter Telah Gugur Selama Pandemi. Tak Seharusnya Kita Terlena dan Menutup Mata

Mulai dari mencuci tangan / Credit: Photo by Rizal Hilman on Unsplash via unsplash.com

Seratus bukanlah jumlah yang sedikit. Jangan biarkan perjuangan para dokter yang telah meninggal ini sia-sia karena kita tak menjaga kesehatan. Sebisa mungkin, tetaplah sehat agar kita tak menambah beban tenaga medis di rumah sakit. Hindari kegiatan yang tidak perlu di luar rumah. Gunakan masker jika harus bepergian. Jangan lupa mencuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer untuk menjaga kebersihan.

Dengan menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain, berarti kita telah meringankan pekerjaan para dokter. Jadi mereka bisa beristirahat lebih banyak sehingga tak jatuh sakit. Jangan sampai ada lagi dokter yang meninggal karena Covid-19. Mari kita berjuang bersama!

Sudah waktunya kita lebih peduli, kenal, dan memahami virus corona yang sudah hidup di antara kita. Dapatkan E-book Panduan Normal yang Baru di sini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE