Janji bombastis Trump untuk larang umat muslim masuk Amerika sudah terealisasi. Selama 120 hari pintu masuk untuk pengungsi ditutup total dan orang dari 7 negara yang mayoritas islam dilarang masuk. Baru beberapa hari dilantik, Donald Trump sudah mendatangani berbagai kewenangan khusus presiden atau executive orders. Dengan dalih sebagai upaya pencegahan terorisme, warga dari negara Irak, Iran, Suriah, Somalia, Sudan, Libia, dan Yaman dilarang masuk ke AS, paling tidak untuk 90 hari.
Sontak saja kebijakan diskriminatif tersebut langsung menuai protes dan kritikan dari banyak pihak, termasuk warga Amerika Serikat sendiri. Bukannya bakal mengamankan Amerika Serikat, strategi ini dikhawatirkan justru bakal memperbanyak musuh dan memudahkan ISIS merekrut orang baru yang tersinggung dengan kebijakan Trump ini. Meski Hakim Federal AS memang telah menangguhkan perintah eksekutif Trump tersebut, masih terdapat kecemasan bahwa pemerintahan Trump akan terus mengeluarkan kebijakan baru yang serupa. Maka dari itu pada tanggal 19 Februari kemarin, ribuan warga AS di New York turun ke jalanan sebagai aksi damai menentang perlakuan Trump terhadap umat muslim.
ADVERTISEMENTS
1. Bertajuk ‘I Am a Muslim Too’, acara ini merupakan aksi protes dan solidaritas yang diikuti 7-10 ribu orang dari segala latar belakang agama dan etnisitas
ADVERTISEMENTS
2. Acara seperti ini sekali lagi membuktikan nilai kemanusiaan yang setinggi-tingginya. Ditengah munculnya figur pemecah, justru bisa ditemukan persatuan dan solidaritas
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Bahkan mayor kota New York, Bill de Blasio tidak segan-segan langsung turun ke jalan untuk mendukung gerakan ini
ADVERTISEMENTS
4. Aktris veteran Susan Sarandon tidak ketinggalan menyuarakan dukungannya untuk persatuan seluruh warga AS dan dunia, termasuk muslim di dalamnya
5. Amerika Serikat merupakan ‘tanah baru’ dimana awalnya para tahanan Inggris kabur mencari kebebasan. Apa jadinya jika negara yang dibangun imigran, sekarang menolak imigran?
6. Jalanan yang penuh sesak ini menjadi bukti bahwa kebijakan Trump tidaklah mewakili suara orang-orang ini
7. Dan mereka tidak akan diam saja dan membiarkan figur seperti Trump memecah belah negara yang terkenal dengan demokrasinya ini
8. Ironis, tapi memang benar adanya jika justru banyak orang yang merasa Donald Trump membuat dunia lebih bersatu
9. Sejumlah muslim bahkan sempat melakukan ibadah sholat di jalanan Times Square. Meski ada sejumlah pendukung Trump yang menyaksikan, aksi bisa berjalan dengan damai tanpa gangguan
10. Menariknya, kegiatan ini dipimpin oleh seorang tokoh Muslim Indonesia. Imam Shamsi Ali namanya, pria kelahiran Sulawesi Selatan
10. Dukungan anti-Islampofobia dari beragam keyakinan dan kalangan ini seolah ingin menunjukkan wajah Amerika yang sesungguhnya
Sebagian besar kalangan menilai bahwa komunitas Muslim hanya digunakan sebagai kambng hitam, dan mereka sepakat kalau nantinya keberagaman pasti akan menang. Banyak orang percaya, mereka hidup dalam satu kesatuan yang justru bisa membuat Amerika besar. Karena kebijakan kontroversial itu, Trump ternyata juga mampu membuat semua orang Amerika bersatu, mempromosikan kasih sayang dan kesetaraan bagi orang lain serta diri sendiri. Kita doakan saja, semoga aksi ini berbuah manis. Semoga tak ada lagi diskriminasi bagi agama-agama tertentu di muka bumi.