Fenomena film bergenre science fiction atau sci-fi memang sedang jadi tren dimana-mana. Sejak era Star Trek dan Star Wars yang booming pada era 1960 sampai 1980-an hingga saat ini, sudah tak terhitung berapa banyak film sci-fi yang muncul. Ada yang bertema perjalanan waktu, menjelajahi ruang angkasa hingga kemungkinan bumi di masa depan. Semuanya unik dan pasti kamu nggak kepikiran.
Kalau ada satu kata yang bisa mewakili pemikiran penulis ceritanya, mungkin kata itu yang bisa menggambarkan betapa serunya cerita-cerita fiksi ilmiah. Tapi ada satu yang bikin penasaran. Setiap selesai nonton film-film bergenre fiksi ilmiah, entah kenapa selalu kepikiran soal kemungkinan plot cerita itu terjadi di masa depan. Seperti versi masa depan yang digambarkan oleh 9 film ini. Penasaran sih seberapa dekat ya penggambaran film-film ini dengan masa depan kita nantinya.
Oh iya, artikel ini mengandung spoiler loh. Kalau nggak mau kena spoiler filmnya, mending minta tolong temenmu yang baca dan biar dia aja yang jelasin ke kamunya. :p
ADVERTISEMENTS
1. Mungkin kisah cinta futuristik a la Her sebenarnya sudah cukup dekat dengan kenyataan. Coba lihat saja bagaimana smartphone sudah jadi bagian tak terlepaskan dari hidup kekinian
Dalam film ini sang tokoh utama jatuh cinta dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang tidak punya perwujudan fisik. Macam versi mutakhir dari jam weker lah, yang mengingatkan kapan harus bangun atau ada jadwal apa di hari itu. Di tengah dunia yang makin individualis, tokoh utama dalam film Her ini hanya berinteraksi dengan sistem AI di rumahnya sampai terhanyut dalam kisah asmara virtual. Individualisme dan bagaimana kita tergantung pada realita virtual yang bisa diakses lewat internet, sudah jadi kenyataan yang sebenarnya. Bahkan kasus ekstrem seperti orang yang jatuh cinta dengan tokoh game atau menikahi benda yang tak nyata, juga makin sering terdengar. Bisa dibilang film ini sama sekali tidak jauh dari realita saat ini.
ADVERTISEMENTS
2. Kehadiran robot dalam hidup keseharian kita, bukanlah skenario film belaka. Seperti robot polisi dalam film Robocop, perusahaan di Sillicon Valley juga sudah mempekerjakan robot jadi satpam
Meski bentuknya beda, di Silicon Valley sudah ada robot yang jadi petugas keamanan. Namanya Knightscope K5. Yah, meski bentuknya beda dengan Robocop, tapi fungsinya sama kok. Pun demikian dengan tubuh buatan. Di dunia ini sudah ada beberapa orang yang anggota tubuhnya hancur dan diganti dengan anggota tubuh buatan manusia. Kalau bisa menggabungkan keduanya, mungkin akan ada Robocop dalam waktu dekat di dunia kita.
ADVERTISEMENTS
3. Rise of the Planet of the Apes menggambarkan kemungkinan pemberontakan primata melawan ‘dominasi’ manusia. Meski sekadar fiksi, tapi probabilitasnya layak jadi bahan pemikiran
Mungkin nggak sih kalau di masa depan ada dunia yang di mana jenis primata memberontak dan menyerang manusia? Perkara dunia tersebut bisa kejadian atau nggaknya sih nggak tahu ya. Tapi setidaknya, primata punya kemungkinan untuk berontak terhadap manusia. Primata adalah makhluk yang cerdas dan disebut paling mirip manusia. Meski kita tidak bisa benar-benar memprediksi masa depan, tapi akar masalah dalam film ini yaitu bagaimana manusia bertindak semena-mena pada binatang sebenarnya sudah berlangsung sejak awal peradaban. Dari jadi ‘kelinci percobaan’ untuk obat dan komestik manusia, sampai terancam punah karena kelalaian manusia. Ya kalau memang sewaktu-waktu ada pemberontakan macam Rise of the Planet of the Apes ini, manusia sudah harus bersiap menerima risiko akan keegoisannya.
ADVERTISEMENTS
4. Meski bukan sepenuhnya fiksi ilmiah, Train to Busan menggambarkan kemungkinan kiamat. Penyebabnya? Manusia!
‘Zombie apocalypse’ jelas jadi kemungkinan menyeramkan soal bayangan hari akhir kelak. Gimana tidak, di film Train to Busan zombie ada karena ulah manusia yang bereksperimen. Beberapa tahun lalu, sosial media geger karena ada obat bernama ‘Flakka’ yang efeknya bikin orang-orang bertingkah layaknya zombie. Nah, kalau ternyata obat ini beneran ada, ‘zombie apocalypse’ bisa jadi nyata!
ADVERTISEMENTS
5. Pasti seru kalau bisa menjelajah waktu. Seberapa dekat sih kita sama teknologi Back to the Future?
Usia film ini mungkin sudah lebih dari 30 tahun. Pertama rilis pada 1985 silam, film ini berkisah soal perjalanan lintas waktu. Sampai sekarang, belum ada penemuan yang signifikan dalam hal kemungkinan manusia menjelajah waktu. Meski berbagai teori sudah mencuat ke permukaan, tapi nyatanya manusia belum ada tuh yang terbukti datang dari masa depan. Yah kalau orang-orang yang ‘mengaku’ penjelajah waktu sih ada. Tapi bener nggaknya sih belum ada buktinya.
ADVERTISEMENTS
6. Kamu pasti pengen punya NZT seperti yang ada di film Limitless. Bayangkan kamu bisa jadi apa aja setelah minum obatnya!
Siapa sih yang nggak pengen mimpinya jadi kenyataan? Dengan pil NZT-48 yang ada dalam film Limitless, fungsi otakmu akan berjalan 100% sehingga kamu bisa meraih apa yang kamu inginkan. Kalau pil ini beneran ada, siapa sih yang nggak rela bayar mahal? Tapi sejauh ini, perkembangan obat baru pada tahap suplemen yang efeknya cuma mempercepat proses belajar. Kalau perkara memaksimalkan kerja otak, kayaknya teknologi kita belum nyampek deh.
7. Manusia sampai sekarang masih meneliti kemungkinan hidup di Mars. Bertanam di Mars kayak cerita The Martian mungkin nggak ya kejadian?
Sejauh ini, manusia masih meneliti soal kemungkinan hidup di planet lain dan belum ada temuan signifikan yang mendukung potensi kehidupan di planet Mars. Nah di film The Martian kita melihat sedikit harapan soal kemungkinan untuk bercocok tanam di sana. Seandainya teori pendukung agar bisa hidup di Mars bisa dibuktikan dengan nyata, mungkin migrasi ke sana nggak cuma jadi wacana. Perkembangan misi ke Mars ini sangat menarik untuk terus dipantau karena NASA lagi giat-giatnya mengirim misi tak berawak ke planet Merah. Dari situ akan bisa lebih banyak didapat gambaran riil yang jadi misteri semua penduduk dunia.
8. Film Arrival juga menawarkan gambaran masa depan akan interaksi pertama dengan makhluk dari planet lain. Tidak semua orang bumi juga sih percaya akan keberadaan alien
Arrival punya cerita unik soal manusia dan alien. Mungkin iya. Kita takut alien karena memang tak bisa berkomunikasi dengan mereka. Ah jangankan dengan alien. Dengan sesama manusia yang bahasanya sama aja masih banyak yang nggak mau saling memahami karena tembok ego, gimana mau hidup damai coba? Pesan ini yang bisa diambil dari cerita Arrival. Eh tapi kalau alien beneran yang datang, kayaknya seru juga deh. Bayangin deh gimana ngomong sama mereka. Satu-satunya fakta yang bisa dikaitkan dengan bertukar pesan dengan alien adalah upaya mengumandangkan lagu-lagu populer seperti lagu The Beatles yang berjudul Across The Universe di satelit luar angkasa. Siapa tahu ada yang membalas…
9. Salah satu film fiksi paling epik adalah Interstellar. Keberaniannya menggambarkan misteri alam semesta terbesar, black hole itu patut diacungi jempol
Kamu yang udah nonton Interstellar pasti terperangah dengan pemaparan ‘black hole’ yang ada dalam film tersebut. Yah kalau di dunia nyata, secara teori hal itu sudah ada. Bahwa tak mungkin sekecil dan secepat apapun — bahkan cahaya sekalipun — tak bisa lepas dari si ‘lubang hitam’ ini. Tapi soal pembuktian secara fisik belum pernah ada. Ya siapa juga yang mau atau bisa nyoba ya. Hanya saja, membayangkan kemungkinan efek black hole seperti yang ditampilkan Interstellar sepertinya asik juga.
Kalian sendiri bagaimana membayangkan kemungkinan-kemungkinan dari film-film tersebut? Mana kira-kira cerita film fiksi yang bisa jadi kenyataan ya? Bukan sama sekali tidak mungkin lho. Lihat deh film-film lama yang membayangkan telepon atau jaringan internet, nah sekarang sudah beneran ada. Menarik banget deh kalau salah satu cerita film ini bisa terjadi di masa hidup kita. Bisa melihat kembali film-film yang sebenarnya fiksi ini jadi nyata. Kalau kalian punya teori atau pemikiran sendiri, jangan ragu tulisin di kolom komentar, ya… 🙂