Indonesia kembali berduka. Gempa berkekuatan 7,4 SR yang langsung diikuti oleh gelombang tsunami baru saja memporak-porandakan Sulawesi Tengah, di saat ibukota provinsi-nya yaitu kota Palu sedang bersiap-siap mengadakan perayaan hari jadinya yang ke-40. Kehancuran bisa dilihat dari daerah pesisir yang tersapu habis bersama tsunami, sampai gedung, hotel, dan perumahan yang rata dengan tanah karena diguncang gempa. Jumlah korban jiwa yang saat berita ini ditulis ada di angka 832 jiwa, sebagaimana dilansir Kompas, diperkirakan akan terus bertambah mengingat banyak wilayah yang masih terisolasi.
Meskipun getir dan pahit, itulah realita yang seringkali harus dihadapi oleh negara rawan bencana alam seperti Indonesia. Bukan hanya gempa bumi dan tsunami, Indonesia juga merupakan negara dengan potensi bencana gunung api tertinggi di dunia. Bencana alam memang mungkin tidak bisa dicegah dan sangat sulit diprediksi, tapi itu bukan berarti kita hanya bisa pasrah dan menyerah. Lihat saja cara orang Jepang hidup berdampingan dengan ancaman bencana alam. Kurikulum tentang risiko bencana alam bahkan sudah diajarkan di Negeri Sakura sejak anak-anak usia TK! Seperti apa sih kurikulumnya? Bagaimana juga cara lain yang digunakan pemerintahnya untuk memitigasi bencana? Yuk lihat potret selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
1. Edukasi tentang risiko bencana alam dilakukan secara rutin dan sejak usia dini. Anak-anak dari usia taman kanak-kanak, telah terbiasa mengadakan simulasi penyelamatan diri di sekolah
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Pemerintah juga selalu berinisiatif memastikan warganya selalu punya informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana. Seperti pemerintah Tokyo yang mengirimi semua warganya buku manual seperti ini
ADVERTISEMENTS
3. Melalui buku, brosur, situs web pemerintah, atau simulasi di sekolah, semua warga diharapkan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang. Bahkan titik-titik pengungsian sudah ditetapkan sebelumnya
ADVERTISEMENTS
4. Pemerintah Jepang juga paham pentingnya menyediakan informasi yang benar dan terpercaya saat bencana terjadi. Tiap warganya akan mendapat sms resmi jika terjadi gempa, tsunami, atau keadaan darurat lainnya
ADVERTISEMENTS
5. Namun keberhasilan sistem peringatan dini yang dinikmati warga Jepang itu juga karena segala teknologi pendeteksi bencana alam selalu berfungsi dan dijaga dengan baik
6. Beberapa kota di Jepang sudah membangun sejenis dinding untuk menahan agar air laut tidak masuk ke kota tersebut
7. Jepang juga membangun terowongan untuk menampung air akibat tsunami dan mengalirkannya ke Sungai Edo. Nggak ada lagi banjir karena bencana alam
8. Bangunan di Jepang juga sudah dibuat tahan gempa dan itu sudah jadi aturan dari pemerintahnya. Pokoknya bangunan harus tahan 100 tahun deh!
9. Acara TV di Jepang akan langsung berubah jadi peringatan gempa saat gempa terjadi. Ini bisa menimbulkan kesadaran masyarakat akan bencana alam
10. Setiap warga juga punya ransel darurat bencana yang isinya adalah perlengkapan yang bisa membuat mereka bertahan hidup selama 3 hari sampai 1 minggu
11. Karena kereta jadi sarana transportasi utama di Jepang, maka ketika ada gempa bumi, kereta akan otomatis berhenti agar mengurangi risiko kecelakaan
12. Agar punya sarana belajar dari masa lalu, Jepang membangun museum di daerah Kobe. Museum itu juga jadi sarana belajar tentang penanganan bencana alam
‘Indonesia kapan?’
Mungkin banyak orang Indonesia yang akan bereaksi pesimis melihat betapa majunya sistem peringatan dini dan edukasi bencana alam Jepang di atas. Banyak juga yang beranggapan ‘yah Jepang ‘kan negara maju, Indonesia tidak akan bisa~’. Ini bukan masalah negara maju atau negara berkembang, tapi negara yang rawan bencana. Melihat potensi bencana di tiap negara, Indonesia harus bisa semaju Jepang dalam urusan menghadapi bencana alam. Pemerintah dan warga Indonesia harus berinvestasi lebih untuk mengamankan negeri ini dari risiko bencana. Membangun sistem peringatan dini dan memupuk kesadaran masyarakat harus jadi prioritas bersama.