Urban Resort Yats Colony Yogyakarta Buka Kembali pada 1 Juli, Jalankan Campaign #Responsibleopening dan #Jogjakuat

YATS Colony menerapkan protokol kebersihan dan keamanan yang lebih ketat sesuai anjuran pemerintah.

Memasuki masa transisi menuju kenormalan baru, YATS Colony kembali beroperasi dengan mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah, sambil mencoba mencari rumusan tepat untuk standar operasional kenormalan baru yang mengutamakan kenyamanan tamu.

  • YATS Colony Jogjakarta kembali beroperasi pada 1 Juli dengan mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan untuk ruang publik, demi menjaga keamanan dan kenyamanan bersama.
  • Dari 36 kamar yang ada, untuk saat ini YATS Colony baru membuka 17 kamar untuk memastikan agar social distancing masih bisa terjaga, sambil mempelajari situasi yang baru dan melihat kebiasaan tamu.
  • YATS Colony berkomitmen mendukung pariwisata di Indonesia khususnya di Jogjakarta, dengan tetap aktif menyebar pesan positif dan berbagi inspirasi di berbagai platform digital bahkan selama tutup untuk sementara waktu pada akhir Maret hingga Juni.

Yogyakarta, 1 Juli 2020 – Mulai hari ini, warga kota dan traveler sudah kembali bisa beristirahat dan menikmati waktu luang di YATS Colony, sebuah urban resort favorit banyak kalangan termasuk selebriti, yang antara lain terkenal dengan desain kamar hotelnya, kurasi apik butiknya, juga bistro dan co-living space yang telah menjadi hub kegiatan seni dan budaya kontemporer di Jogjakarta sejak 2017.

Kembali buka dan memasuki masa transisi untuk menuju kenormalan baru, YATS Colony yang merupakan salah satu tempat menginap favorit banyak kalangan termasuk selebriti, menerapkan protokol kebersihan dan keamanan yang lebih ketat sesuai anjuran pemerintah.

Ari Respati, co-founder YATS Colony mengatakan ia mengerti bahwa orang-orang belum terlalu nyaman untuk kembali traveling–terutama dengan sederet protokol kesehatan dan keamanan–namun ia tetap yakin untuk kembali mengoperasikan hotelnya.

“Penerbangan masih dihentikan dan traveling juga belum dianjurkan. Kemarin kami mencoba perjalanan darat dari Jakarta menuju Jogja dan aman-aman saja, tapi kondisinya aneh dan sepi. Ini mengindikasikan bahwa orang belum terlalu nyaman untuk berjalan-jalan, tapi YATS Colony sudah membuka sistem dari seminggu yang lalu, dan kami cukup surprise karena dalam 10 hari ke depan sudah akan ada occupancy 50 persen padahal kami baru membuka 17 kamar,” Ari menjelaskan.

Soal dibukanya 17 kamar dari 36 unit yang ada, Ari mengatakan bahwa itu dikarenakan YATS Colony ingin melihat keadaan dan kondisi standar operasional kenormalan baru.

“Kami masih mau mempelajari kebiasaan tamu, karena hotel kami kecil dan dari awal sangat akrab serta banyak bertegur sapa dengan tamu, jadi kami tidak mau gegabah membuka semua kamar karena kalau kondisi ramai, kami khawatir, terutama di bagian poolside,” kata Ari.

Menjelang pembukaan kembali YATS Colony, Ari menyatakan bahwa timnya mengadakan general cleaning karena telah tutup selama tiga bulan.

Setelah beroperasi kembali, selain menjalankan SOP yang sama dengan hotel dan restoran lainnya seperti pengecekan suhu tubuh dan menyiapkan area cuci tangan, YATS Colony juga menyiapkan area concierge baru sebelum memasuki area reception. Tas dan koper tamu juga disimpan di tempat khusus dan disemprot disinfektan.

“Kami mencoba mencari rumusan baru untuk standar operasional kenormalan baru. Sebenarnya, dari sebelum pandemi pun kami merasa SOP selalu perlu disesuaikan dengan zaman. Nah, apalagi dengan kondisi sekarang. Tentunya banyak hal yang akan kami terapkan, dan belum tentu tamu akan merasa nyaman. Jadi ini masa-masa kami mengamati seberapa nyaman perasaan tamu dengan kenormalan baru,” kata Ari.

Lebih lanjut menurut Ari, penerapan berbagai protokol kesehatan dan keamanan ini mendatangkan kenyamanan bagi operasional YATS Colony. Ia pun memperkirakan bahwa tamu akan merasa nyaman karena protokol tersebut diterapkan demi kebaikan mereka, dan itu adalah yang paling utama.

Terus aktif di platform digital

Untuk menyambut hari-hari kembalinya YATS Colony beroperasi, urban resort ini juga mengangkat cerita suka duka hidup di masa COVID-19 dari beragam sosok seperti pengurus kebun, penjual sate, penari dan abdi dalem Kraton Jogja, hingga pemilik warung bakmi dan karyawan agency iklan. Interaksi ini adalah bagian dari campaign #responsibleopening dan #jogjakuat yang dijalankan YATS Colony.

Saat menghentikan sementara operasinya sejak akhir Maret, YATS Colony segera menyebarkan pesan positif bahwa kita harus melewati masa sulit ini bersama-sama, dan mendukung gerakan global #dontcancelmodify yang menyarankan agar wisatawan menjadwal ulang liburannya, untuk turut serta menyelamatkan dunia pariwisata.

Selama YATS Colony tutup, para stafnya yang oleh Ari disebut sebagai teman-teman, bekerja dari rumah, terutama untuk bagian marketing dan komunikasi.

“Selama PSBB kami mengisi program marketing dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya memberi peluang bagi beberapa teman untuk bicara ke publik atau follower YATS Colony di media sosial. Jadi kami mengundang beberapa speaker seperti founder ArtJog Heri Pemad dan seniman perhiasan Galuh Anindita yang labelnya, Mahija, sedang menanjak,” kata Ari.

Ia lantas menambahkan, bahwa berbagai inisiatif YATS Colony tidak melulu Jogja-sentris, melainkan juga menyoroti pegiat seni budaya lain yang memiliki suara berharga untuk disampaikan kepada publik.

Kontak media:
Five Fourina (Rina)
Media relations, Storyforte
M: +62 878 7585 3330

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini