Ubud Writers & Readers Festival Buka Penjualan Tiket Main Program untuk Tahun ke-18

Untuk tahun ke-18, sebagai acara sastra terkemuka di Asia Tenggara, Ubud Writers & Readers Festival hari ini, Rabu (08/09/2021), mengumumkan daftar lengkap acara Main Program. Lebih dari 130 penulis, jurnalis, seniman, dan aktivis akan hadir secara online dan on-site di Ubud, Bali, mulai dari 8-17 Oktober 2021.

Kami juga dengan bangga mempersembahkan program acara khusus di Perth, Australia, dari 8-10 Oktober 2021, bekerja sama dengan Writing Western Australia (Writing WA) dengan investasi dari Pemerintah Negara Bagian melalui Department of Local Government, Sport, and Cultural Industries. Penjualan tiket sekarang tersedia secara online di situs web kami.

Dari Gaza ke Gorontalo, Sydney ke Singapura, Lampung ke Lombok, dan puluhan kota di antaranya, Festival ini menghadirkan sepuluh hari percakapan, diskusi panel, lokakarya penulisan, dan banyak lagi melalui lensa tema tahun ini, Mulat Sarira, diterjemahkan sebagai Refleksi Diri.

“Ini bukan waktu yang normal, dan banyak dari kita masih mencoba menilai dan mengevaluasi turbulensi perjalanan ini, untuk menavigasi jalan menuju ketenangan, dan kenyamanan,” komentar Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe. “Festival ini akan mengajak untuk refleksi diri, ke dalam retrospeksi budaya, hak asasi manusia, hak hewan, lingkungan, dan untuk melihat siapa kita dan apa yang menyatukan dan memisahkan kita.”

Pemenang penghargaan Jnanpith ke-54, Amitav Ghosh, akan berbagi cerita tentang bagaimana kolonialisme Barat dan eksploitasi kekerasan di Kepulauan Banda, Maluku, menjadi cikal bakal dinamika perubahan iklim saat ini. Ia akan bergabung dengan Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hilmar Farid, untuk membahas peran rempah-rempah dalam pembangunan suatu bangsa.

Festival ini juga menyambut André Aciman, penulis Call Me by Your Name yang telah menerima berbagai penghargaan internasional. Dia akan berbicara tentang karya terbarunya, Homo Irrealis, dan mengeksplorasi apa arti waktu bagi seniman yang tidak dapat memahami kehidupan di masa sekarang. Selain itu, penyair yang sangat terkenal, Ada Limón, juga akan mengeksplorasi apa artinya hidup di dunia yang tidak sempurna saat ia membahas kumpulan puisinya, The Carrying.

Mengikuti tema refleksi diri tahun ini, jurnalis Australia Julia Bard dan penyiar Indonesia Desi Anwar akan berbagi perjalanan refleksi diri mereka yang mencerahkan. Sementara penyair dan prosais Bali Cok Sawitri akan menggali lebih dalam filosofi Bali di balik Mulat Sarira dan perannya dalam sastra.

Di sesi lain, salah satu penyair kontemporer paling berpengaruh dari Korea Selatan Kim Hyesoon akan berbicara tentang bagaimana dia menyuarakan kematian dan trauma melalui puisinya di Autobiography of Death. Penulis pemenang penghargaan Ruth Ozeki juga akan membagikan proses penulisan The Book of Form and Emptiness, sebuah kisah yang memilukan dan manusiawi tentang kekacauan dunia dan makna di baliknya.

Kemudian, penulis terkenal Indonesia Ayu Utami, bersama dengan pemenang Fogarty Award Rebecca Higgie, akan berbagi panggung dan layar dengan Profesor Krishna Sen untuk mengeksplorasi penggunaan karakter mitos dan realisme magis dalam sastra Australia dan Indonesia. Untuk membahas bagaimana perjalanan bisa menjadi sumber inspirasi kreatif dan tantangan yang dihadapi penulis selama waktu COVID ini, Agustinus Wibowo juga akan berbincang dengan travel writer dari Australia, David Allan-Petale.

Para pemenang seleksi Penulis Emerging Indonesia juga akan mendapatkan pelatihan khusus dari Cynthia Dewi Oka. Bekerja sama dengan University of Iowa, sepuluh penulis terpilih akan dibimbing untuk mendapatkan untuk bisa menjadi penulis internasional. “Tahun ini, kami akan mempelajari lanskap nyata dan imajiner. Bagian normal mana yang ingin kita kembalikan dan pelajaran apa yang akan kita ambil untuk masa depan? Kami bangga membawakan platform internasional untuk diskusi, pertunjukan, dan ide lintas budaya,” lanjut DeNeefe.

“Untuk Anda yang menikmati kisah-kisah luar biasa, ide-ide berani, dan wawasan unik tentang Pulau kami yang indah, ikuti tahun ke-18 kami untuk mengalami keajaiban Festival yang sudah dikenal secara luas.”

Tentang Festival

Tentang Festival Ubud Writers & Readers Festival yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004, kini dikenal sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara. Misi dari UWRF adalah mewujudkan festival sastra berskala internasional yang merayakan ide serta isu-isu global. UWRF adalah proyek tahunan utama dari yayasan nirlaba Mudra Swari Saraswati yang didirikan oleh Co-Founder, Janet DeNeefe sebagai bentuk pemulihan setelah tragedi bom Bali pertama. Penjualan tiket sudah dibuka di website kami .

Tentang Program Penulis Emerging Indonesia

Program yang ditujukan untuk menemukan calon bintang-bintang sastra muda Indonesia ini sudah diadakan setiap tahun sejak 2008. Emerging adalah istilah yang digunakan oleh UWRF untuk para penulis Indonesia yang memiliki karya berkualitas namun belum memperoleh publikasi yang memadai. Program Seleksi Penulis Emerging Indonesia ini adalah bagian dari komitmen Yayasan Mudra Swari Saraswati untuk mendukung kehidupan masyarakat Indonesia melalui program-program seni dan budaya. Selain itu, tujuan diselenggarakannya program ini adalah untuk menemukan bakat-bakat sastra dari pelosok Nusantara, terutama di Bali.

Ubud Writers & Readers Festival 2021

UWRF ke-18 akan kembali diselenggarakan secara online dan on-site di Ubud, Bali, pada tanggal 8-17 Oktober 2021. 

Kontak

Tim Program UWRF

Email: indonesia@ubudwritersfestival.com

Telepon: (0361) 977-408

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini