Polyglot Indonesia National Gathering 2018; Strategi Mengenalkan Indonesia Kepada Dunia

Seminar ini akan menggugah semangatmu untuk lebih mengenal kebudayaan Indonesia secara lebih luas!

Polyglot Indonesia National Gathering 2018; Strategi Mengenalkan Indonesia Kepada Dunia

Pelaksanaan Polyglot Indonesia National Gathering (PING) yang ke-6 telah diselenggarakan di Jakarta pada 6-8 Juli 2018. Bringing Indonesia to the World menjadi tema yang diangkat untuk tahun ini, dengan kepercayaan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat diangkat ke kancah internasional. Fokus PING 2018 adalah potensi Bangsa Indonesia yang memiliki generasi baru dengan segudang talenta, kekayaan budaya, dan bahasa.

Polyglot Indonesia percaya akan pentingnya kaum muda Indonesia untuk dapat menggunakan bahasa asing dan bahasa Ibu dengan baik, karena dengan penguasaan bahasa asing dan bahasa Ibu yang kuat, pemuda Indonesia dapat mengambil peran aktif dalam memperkuat kualitas SDM di dalam negeri, juga mempromosikan Indonesia di kancah internasional. Selaku founder Polyglot Indonesia, Arradi Nur Rizal mengatakan, “Polyglot Indonesia bisa memberikan dampak besar ke masyarakat, salah satunya sebagai jembatan antar budaya dan corong soft diplomacy Indonesia.”

Polyglot Indonesia dideklarasikan sebagai organisasi berbadan hukum pada 17 Agustus 2013 pukul 17:08 di Kota Yogyakarta, dengan disaksikan perwakilan Kementerian Luar Negeri – Republik Indonesia. Sejak 2013, Polyglot Indonesia telah menginisiasi kegiatan pertukaran linguistik dan kebudayaan di lebih dari 10 kota di Indonesia. Selain kegiatan utamanya, “Language Exchange Meetup”, Polyglot Indonesia telah mengadakan berbagai seminar dan lokakarya mengenai manfaat belajar bahasa serta berbagai profesi dalam bidang linguistik, serta kegiatan pengajaran dasar bahasa asing di berbagai kota di Indonesia.

Acara PING 2018 akan terdiri dari 1) Pertemuan internal untuk para pengurus dari berbagai kota di Indonesia pada tanggal 6-7 Juli 2018, diikuti dengan penandatanganan Memorandum of Understanding dengan Kata.ai, sebuah startup Artificial Intelligence di Indonesia yang membangun Natural Language Understanding untuk Bahasa Indonesia, dan 2) Acara puncak untuk publik pada tanggal 8 Juli 2018 berupa serangkaian gelar wicara (talk show). Total peserta umum dan delegasi pada kegiatan ini adalah 150 orang.

Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Filateli, Cocowork coworking space.

ADVERTISEMENTS

Rangkaian gelar wicara publik ini memiliki tiga topik besar:

1) Sesi pertama dengan tajuk Language Learning (Mempelajari Bahasa), menghadirkan  Ellen Jovin, pakar pembelajaran bahasa dan poliglot dari Amerika Serikat (melalui telewicara); Mr. D, tutor Bahasa Inggris dan selebgram di Indonesia, Ivan Lanin, wikipediawan dan pencinta bahasa Indonesia; dan Juniati Effendi, pengajar dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia. Komitmen Polyglot Indonesia terhadap pelestarian bahasa daerah pun akan diperkenalkan di sesi ini melalui proyek kerja sama dengan organisasi non-profit asal Amerika Serikat, Wikitongues.

2) Sesi kedua membedah topik mengenai Making Use of Languages in the Real World (Tepat Guna Bahasa di Dunia Nyata). Sesi ini menghadiri Anna Wiksmadhara, seorang penerjemah bahasa Inggris, dan kini menjabat sebagai Sekretaris Umum Asosiasi Penerjemah Indonesia (Himpunan Penerjemah Indonesia); Inanti Diran, salah satu dari tiga Juru Bahasa dari Indonesia yang tergabung dalam AIIC (The International Association of Conference Interpreters); Irzan Raditya, Co-Founder Kata.ai, sebuah Startup Artificial Intelligence di Indonesia yang membangun Natural Language Understanding untuk Bahasa Indonesia dan otomasi berkaitan dengan bahasa; Angga Dwi Putra, seorang polyglot traveller yang sudah berkeliling ke 43 negara.

3) Sesi ketiga: Becoming Individual Ambassadors and Agents of Change in Indonesia (Menjadi Duta dan Agen Perubahan di Indonesia). Sesi ini mengundang Ahmad Almaududy, seorang diplomat Kemenlu RI; Tessa Sugito, seorang entrepreneur dengan background food science, salah satu penulis buku Stranger at Home; Geni Isno Murti, alumni Indonesia yang kembali mengabdi di Indonesia melalui program Centre for International Migration and Development.

Acara ini diadakan untuk mempertemukan para delegasi Polyglot Indonesia dari berbagai daerah seperti Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, dan Mataram; serta pelajar dan mahasiswa, komunitas pemuda, profesional, lembaga pendidikan, wirausahawan, PNS dan penggemar budaya dan bahasa lainnya. Acara ini merupakan bentuk platform untuk mempromosikan pentingnya pembelajaran bahasa dan budaya kepada masyarakat umum melalui serangkaian kegiatan yang bermanfaat dan menghibur, serta untuk mempromosikan Polyglot Indonesia sebagai pusat informasi keanekaragaman bahasa dan budaya, juga mengundang semua pihak untuk terlibat dan bertukar pikiran.

Dalam setiap penyelenggaraan PING tiap tahunnya, Polyglot Indonesia berharap dapat memberikan dampak kuat dan gema yang lebih luas bagi penikmat bahasa dan budaya di Indonesia. Polyglot Indonesia adalah platform untuk meningkatkan kesadaran budaya dan kemampuan komunikasi. Polyglot Indonesia berharap dapat menyediakan platform bagi warga untuk menginspirasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran, praktik, pertukaran nilai dan untuk berkolaborasi pada bahasa dan budaya di semua jenis latar belakang. Dengan platform seperti Polyglot Indonesia, harapannya adalah dapat membantu untuk membawa perbedaan yang positif dan sejarah yang berharga yang dapat kita pelajari dan kontribusi dalam mosaik keragaman di dunia ini.

Acara ini didukung oleh CIM Migration for Development Programme, program ini mendukung orang-orang yang ingin menempatkan pengetahuan yang mereka peroleh di Jerman untuk digunakan dengan baik di negara asal mereka – misalnya, dengan bekerja sebagai returning experts, ahli diaspora, memulai bisnis mereka sendiri atau terlibat dalam organisasi diaspora. Dengan pengetahuan, pengalaman, dan kontak mereka, migran dapat memicu perubahan penting dan berkontribusi untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi negara asal mereka.

Program ini terdiri dari lima bidang kegiatan: Transfer pengetahuan melalui para returning experts, kerja sama dengan diaspora, ide-ide bisnis untuk pengembangan, saran migrasi, saran kebijakan migrasi.

Informasi lebih lanjut mengenai PING 2018:

I: http://www.polyglotindonesia.org

FB:  www.fb.com/polyglotindonesia

IG: @polyglotindonesia

Twitter: @polyglotindo

***

Kontak:

Mira Zakaria                                                                       Fathan Sembiring

Strategist a.k.a. Executive Director                                           Project Manager PING 2018 / Public Event

M: +62-811-1997576                                                                 M: +62-856-92288646

E: executive.director@polyglotindonesia.org                        E: ch.jakarta@polyglotindonesia.org

***

Polyglot Indonesia started its activities 2013 as an online community for language enthusiasts with the aim to support language practise in a fun and relaxed environment. Polyglot Indonesia also facilitates information exchange on language and culture and serves as a networking platform for all its members, no matter the nationality. Polyglot Indonesia aspires to become an organization for Indonesians to use as a base to practise their language skills. We are certain that our organization will contribute to a positive change to Indonesia and its people.

By June 2017, Polyglot Indonesia serves to a community of more than 19.000 members on the Facebook Discussion Group , with over 15.000 likes on the Facebook Page  and over 6.000 followers on the @polyglotindo Twitter Account. Polyglot Indonesia has initiated Language Exchange Meet-ups in 10 cities including: Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Aceh, Surabaya and Semarang. In addition to hosting Language Exchange Meet-ups regularly, Polyglot Indonesia also brings together its members to take part in foreign language Movie Nights events and provides contribution about foreign and local language facts through its Webforum, Facebook Fanpage and Twitter account. Participants of Polyglot Indonesia Meet-ups range over a wide variety of backgrounds and age: school children, high-school students, university students to entrepreneurs, researchers and working professionals.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang makmum yang taat :)