Minggu pagi, 4 Desember 2016, Desa Kepek ramai dipadati pengunjung yang menyaksikan seniman-seniman teater boneka mancanegara memasak. Ya, pada gelaran hari terakhir Pesta Boneka #5, para seniman memasak masakan khas negara masing-masing. Sesi memasak tersebut selesai tepat sebelum waktu makan siang dan para pengunjung diajak untuk ikut mencicipi hasil masakan para seniman.
Berbeda dengan dua hari sebelumnya, di hari terakhir ini, semua pengunjung bebas datang, menonton pertunjukan, dan mengikuti workshop yang diberikan oleh para seniman. Dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, Tim Spooner (Inggris), For What Theater (Thailand), dan Wayang Sampah (Indonesia) memberikan workshop yang dilakukan di teras-teras rumah warga setempat. Tahun ini menjadi kali kedua tim Papermoon Puppet Theater bekerja sama dengan Organisasi Pemuda-Pemudi Kepek 3 (OPEKA 3) dalam menyelenggaran festival Pesta Boneka #5. Selain melibatkan warga sebagai panitia, di penyelenggaraan hari terakhir ini, warga juga dipersilakan membuka stand makanan dan minuman.
Pukul 15.00 WIB, pertunjukan pertama dilakukan oleh Ting A Tong (Thailand) yang mengeksplorasi bunyi dengan mainan anak-anak. Selanjutnya, LemonyS Puppet Theater (Australia) mempersembahkan hasil workshop bersama beberapa mahasiswa-mahasiswa lokal yang sudah dilakukan sejak hari pertama penyelenggaraan festival. Menjelang malam, pengunjung semakin ramai. Baik pengunjung lokal maupun mancanegara terlihat lalu lalang di lokasi festival. Sebagian sudah siap duduk di depan panggung, sebagian lagi sibuk jajan di stand makanan dan minuman, dan tidak sedikit yang terlihat duduk-duduk di halaman rumah warga untuk berbincang-bincang sambil menikmati pertunjukan di panggung dari kejauhan.
Setelah istirahat sholat maghrib, pertunjukan kembali berjalan pukul 19.00 WIB oleh Wayang Sampah (Indonesia). “Kelompok ini adalah Indonesia plus-plus”, demikian Ria, yang selain menjadi kurator festival juga merangkap menjadi MC selama perhelatan Pesta Boneka #5, memberi istilah. Meskipun berasal dari Indonesia, beberapa anggota Wayang Sampah merupakan warga negara asing. Kelompok ini membawakan karya berjudul “Kong Kali Kong” menggunakan barang-barang bekas yang disulap menjadi boneka. Selanjutnya, Taikuh Jikang (Jepang) tampil seorang diri dengan membawakan karya “Kawamura Kohesai’s Shadow & Music”. Seniman yang fasih berbahasa Indonesia ini berhasil menimbulkan tawa di tengah-tengah penonton melalui kalimat-kalimat guyonan yang dilontarkannya di atas panggung.
Sebagai penutup malam, sekaligus penutup acara Pesta Boneka #5, Babymime (Thailand) membawakan karya “The Friendship”. Meskipun karya mereka tanpa dialog, namun penonton tidak hentinya dibuat terpingkal-pingkal lewat tingah ketiga anggotanya di atas panggung. Tepuk tangan riuh mengisi malam di Desa Kepek ketika lampu panggung semuanya dinyalakan, tanda bahwa penampilan Babymime sudah usai, demikian pula dengan penyelenggaraan Pesta Boneka #5. Ucapan sampai jumpa disambut dengan sorak sorai dan pelukan sesama seniman yang saling memberi selamat satu sama lain. Kebetulan, malam itu, semua seniman yang terlibat di tiga hari penyelenggaran Pesta Boneka #5 turut hadir. Pesta Boneka #5 memang sudah selesai, namun kehangatannya tidak hilang. Semoga kehangatan itu akan tetap tinggal. Jadi, sampai jumpa di Pesta Boneka #6 dua tahun lagi!
hai kamu, kunjungi dewa168.com untuk mendapatkan hadiah sampai jutaan rupiah, kapan lagi~ harus kemana lagi .. gabung di sini.. 🙂