Manusia dan sampah telah hidup berdampingan selama puluhan abad. Secara sederhana, sampah adalah segala material sisa yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang umumnya tidak diinginkan lagi. Menurut WHO (World Health Organization), sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi ataupun yang dibuang. Contohnya yaitu kotoran, kaleng minuman, daun-daunan, kertas, dan lain-lain.
Pengetahuan dasar yang harus kita ketahui terkait sampah antara lain:
- Berdasarkan Sumber
Sampah dapat berasal dari manusia, sampah dari alam, sampah konsumsi, sampah nuklir atau limbah radioaktif, sampah industri, sampah pertambangan.
- Berdasarkan Sifat
Sampah organik (degradable) adalah sampah yang secara alami dapat membusuk dan terurai menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
Sampah anorganik (undegradable) adalah sampah yang sulit membusuk dan bahkan tidak dapat terurai. Sampah anorganik ini hanya dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat (walaupun sebagian besar memiliki kualitas lebih rendah dari produk awalnya). Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.
- Berdasarkan Bentuk
Sampah padat contohnya plastik bekas, pecahan gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
Sampah cair yaitu sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur dan tempat cucian.
Sampah tidak hanya sebagai pencemar saja tetapi juga berdampak signifikan pada manusia dan lingkungan, yaitu:
1. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia di sekitarnya. Sampah berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti penyakit diare, tifus, kolera, jamur, cacingan.
2. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, sampah yang tidak dikelola dengan baik juga berdampak buruk bagi lingkungan. Sampah yang menumpuk di saluran air berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang dibuang di saluran air akan menimbulkan bau tak sedap. Pada akhirnya sampah tidak terurai terutama plastik akan menjadi limbah pencemar tanah hingga pencemar lautan.
3. Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi
Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan ekonomi. Antara lain meningkatnya pengeluaran untuk biaya pengobatan akibat penyakit karena buruknya kondisi lingkungan dari sampah yang tidak terolah.
Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan. Banyak berita menunjukkan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) yang akhirnya akan ditutup atau ditutup paksa oleh warga karena pengelolaan yang tidak baik. Kemanakah sampah kita jika tidak ada lagi tempat pembuangan sampah akhir? Untuk mengantisipasi hal tersebut kita harus mulai membatasi jumlah sampah dengan mengelolanya dengan lebih baik.
Sebagai generasi yang peduli keadaan ini, kita harus memulai dengan langkah membatasi penggunaan plastik karena dalam setiap kegiatan konsumsi manusia selalu melibatkan plastik.
Sampah plastik sudah menjadi ancaman yang signifikan bagi bumi dan kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Plastik yang tidak mudah terurai (perlu puluhan hingga ratusan tahun untuk hancur secara alami) akhirnya akan semakin banyak dan semakin tidak tertangani. Plastik yang hancur akhirnya menjadi micro-plastic yang akan tetap ada di alam, bahkan micro-plastic ini berpotensi akan kembali dikonsumsi oleh manusia.
Kita tahu bagaimana plastik mencemari lautan dan pulau-pulau tidak berpenghuni. Banyak ditemukan hewan laut mati dan terdapat banyak sampah plastik di dalam tubuh hewan tersebut. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa terdapat micro-plastic yang mencemari lautan dan daratan. Hewan laut seperti ikan, cumi-cumi dan pemakan plankton secara tidak sadar memakan micro-plastic yang ukurannya seperti plankton dan tersebar di lautan. Saat hewan laut yang tercemar tadi dikonsumsi oleh manusia, maka akhirnya micro-plastic akan kembali kepada manusia dan menimbulkan penyakit bagi manusia sendiri.
Terkait hal tersebut, upaya pengelolaan sampah yang dapat kita lakukan antara lain:
1. Refuse (Menolak): tolak kemasan atau bungkus sekali pakai.
2. Reduce (Mengurangi): kurangi penggunaan barang yang tidak bisa terurai.
3. Reuse (Menggunakan Kembali): gunakan barang-barang yang awet atau tahan lama.
4. Recycle (Daur Ulang): manfaatkan sampah menjadi barang baru.
5. Composed/Rot (Mengkomposkan): olah sampah organik atau dapur menjadi kompos atau pupuk alami.
Sampah plastik sebagai pencemar utama harus dibatasi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan barang yang tidak sekali pakai/reusable menjadi pilihan utama dalam mengurangi konsumsi plastik. Kesadaran pengelolaan sampah ini harus dimulai dari diri sendiri untuk berkomitmen “sampahmu adalah tanggungjawabmu” sehingga dampak akibat sampah akan berkurang secara perlahan dan lingkungan akan menjadi lebih baik bagi masa depan.