AIESEC in UPN “Veteran” Yogyakarta kembali mengadakan Impact Circle dengan tema #YOUthForTheFuture: Menuju Indonesia Maju. Impact Circle kali ini berfokus tujuan 11 Sustainable Development Goals, yaitu Sustainable Cities and Communities yang membahas permasalahan urbanisasi yang tidak hanya timbul di perkotaan, tetapi juga pedesaan. Acara ini dihadiri oleh tiga pembicara yang berkompeten di bidangnya yaitu, Nayaka Angger selaku Program Officer Kota Kita, Muhammad Naufal Wiratama Azhari selaku Corporate Secretary Gerakan Desa Emas (Indonesia Saemaul Undong Global League), dan Denisa Amelia Kawuryan selaku INFID Program Assistant for Sustainable Development Goals. Selain tiga pembicara tersebut, webinar yang dihadiri oleh 250 pemuda dari seluruh Indonesia ini dipandu oleh Naufal Julien Putra selaku Founder dan CEO dari Youth Empowerment Indonesia.
Acara dibuka dengan sambutan dari Rida Meylasari selaku ketua pelaksana Impact Circle #YOUthForTheFuture: Menuju Indonesia Maju. Setelah itu, Naufal Julien Putra sebagai moderator mengantarkan webinar pada sesi pertama, yaitu Urban Areas Perspective on Urbanization. Nayaka Angger berbagi pandangannya mengenai urbanisasi dengan membawakan materi bejudul “Terkotakan, Terkotakkan”. Urbanisasi biasa dipahami sebagai perpindahan penduduk dari wilayah non-kota ke kota, tetapi urbanisasi juga sebenarnya mencakup bagaimana sebuah daerah yang awalnya non-kota menjadi kota. Artinya, bukan hanya penduduk atau modal yang berpindah, tetapi tempatnya sendiri bisa secara ruang menjadi kota. Kota memiliki karakteristik yang lebih mumpuni dari non-kota, yaitu adanya keberagaman, kedekatan, kepadatan, dan persaingan pasar yang dapat membuat inovasi terjadi, tetapi kota di lain sisi juga menjadi sumber ketimpangan. Isu-isu yang timbul di perkotaan berhubungan dengan isu ekonomi, lingkungan dan sosial yang terkait dengan tempat, pekerjaan, dan masyarakat. Angger menyampaikan, semua bisa ada di kota, tetapi kota belum tentu bisa ada untuk semua.
Tidak lengkap apabila hanya kota yang dibahas, acara dilanjutkan ke sesi Rural Areas Perspective on Urbanization yang dibawakan oleh Muhammad Naufal Wiratama Azhari. Gerakan Desa Emas memiliki konsep Saemaul Undong yang berarti gerakan membangun desa baru melalui semangat tekun, swadaya dan kerjasama. Naufal menyampaikan bahwa ketika pembangunan mikro dilakukan, maka akan berdampak pada pembangunan makro. Jadi, pembangunan desa akan berdampak baik pada pembangunan nasional. Gerakan Desa Emas sudah membantu beberapa desa untuk mencapai ‘desa emas’, antara lain Desa Sumbermulyo Yogyakarta, Desa Ponggok Klaten, Desa Eretan Kulon Indramayu, Desa Pentagen Jambi, Desa Kamojan Karimun Jawa, Desa di Tanah Laut Kalimantan Selatan, Desa Taraju di Tasikmalaya, dan Desa Wonomarto Lampung.
Selanjutnya, Denisa Amelia Kawuryan membawakan materi untuk sesi An Overview of Indonesia’s Development. Denisa menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak cukup hanya melindungi generasi di masa sekarang, tetapi juga harus bisa melindungi generasi di masa depan. Ketimpangan di Indonesia masih sangat tinggi, di mana data INFID dan OXFAM menunjukkan bahwa 4 orang terkaya di Indonesia memiliki kesejahteraan yang lebih daripada 100 juta orang miskin. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-101 dalam pencapaian SDGs, dan khususnya pada goal 11, Indonesia mengalami stagnan atau tidak banyak pencapaian. Menurut data World Bank, 70% dari populasi Indonesia diproyeksikan tinggal di kota pada tahun 2045 mendatang. Namun pada kenyataanya, kita belum bisa mengoptimalkan potensi dari urbanisasi.
Setelah pemaparan materi dari ketiga pembicara, peserta webinar diajak untuk berdiskusi bersama dalam sesi An Exchange of Views. Webinar berlangsung interaktif dengan banyaknya pendapat yang diberikan dari para peserta mengenai pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan oleh moderator. Peserta selanjutnya diajak untuk melakukan call to action melalui Instagram dengan membagikan lesson learned yang mereka dapatkan dari acara Impact Circle #YOUthForTheFuture: Menuju Indonesia Maju dan bagaimana mereka dapat secara nyata mengimplementasikan hal tersebut.