UMKM memainkan peran penting sebagai penggerak sektor riil untuk mendorong perekonomian Indonesia. Salah satu kekuatan UMKM ia mampu bertahan saat rupiah tertekan di bawah dolar. UMKM juga berhasil menciptakan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sampai pengurangan pengangguran.
Potensi dan peluang UMKM lokal sangatlah besar. Data Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo) mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia sebanyak 59,26 juta dengan kontribusi PDB mencapai 60,34% di tahun 2018.
Kedepannya UMKM harus lebih kuat, maju, dan besar hingga mampu melebarkan sayapnya di kancah internasional melalui ekspor dan membantu merealisasikan mimpi Indonesia di tahun 2045 menjadi negara maju. Lalu, bagaimana cara UMKM untuk siap menembus pasar ekspor?
APINDO UMKM AKADEMI 10 Februari 2021 kemarin kembali mengadakan webinar UMKM berjudul Ekosistem Ekspor Satu Atap untuk Akselerasi UKM Go Global. Narasumber yang hadir diantaranya Amalia Prabowo Direktur Eksekutif ExportHub.id dan Ghafran Cakradiwiraya Direktur PT Andalan Ekspor Indonesia (AEXI).
Human resources dinilai Amalia sebagai unsur yang sangat penting, namun algoritma yang dijalankan UKM di dalam platform B2B, B2C, dan e-commerce kebanyakan bukan sebagai pekerjaan sampingan.
“UKM kita dinilai sebagai “CEO” Chief Everything Officer. Mulai dari proses produksi, finance, sampai pengadaan barang semua dikerjakan sendirian,” jelas Amalia.
Menurutnya ketika sebuah usaha sudah masuk ke ranah online, melakukan semua pekerjaan sendirian jelas tidak bisa dilakukan. Harus ada sumber daya manusia yang mengelola operasional toko daring.
ExportHub.id biasanya akan melakukan kurasi dari sisi kesiapan perusahaan untuk menentukan sudah cocokkah UKM melebarkan bisnisnya ke ranah global atau masih lokal.
“Begitu perusahaan ada legal dan sertifikat, ia akan masuk ke keranjang siap ekspor. Kalau journey-nya masih local market, akan kami perkuat dan dampingi untuk menguasai pasar lokal,” jelas Amalia.
Kalau UKM sudah terampil mengoperasikan toko daringnya di pasar lokal, ExportHub.id akan membawa UKM tersebut ke pasar global melalui platform digital.
Amalia juga memberikan pesan kepada para pelaku UMKM, kalau mau memproduksi barang orientasinya sudah harus ekspor. Mulai dari nama, cari nama yang mudah diterima di berbagai negara. Biasakan dalam packaging juga lengkapi deskripsi dalam Bahasa Inggris.
“Go global harus sudah direncanakan dari awal. Tambahkan nutrition fact, label halal, cara pemakaian, sampai kolom khusus untuk expired date,” tambah Amalia.
Menurut Ghafran, di pasar global transaksi B2C mencapai 3,8 triliun USD, sedangkan B2B 6 kali lipat lebih banyak yakni sebesar 23,9 triliun USD. Jumlah inilah yang membuat kenapa B2B punya peluang besar untuk mengembangkan bisnis di pasar internasional.
Penting bagi UMKM untuk memiliki e-commerce atau website sendiri jika ingin menembus pasar B2B. E-commerce dan website akan menjadi identitas atau wajah yang mewakili sebuah bisnis agar siap dipasarkan ke dunia.
Webinar APINDO UMKM AKADEMI dengan tema Ekosistem Ekspor Satu Atap untuk Akselerasi UKM Go Global dapat Anda saksikan siaran lengkapnya di sini.
APINDO UMKM AKADEMI rutin mengadakan webinar kewirausahaan gratis setiap hari Rabu dengan menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif di dunia bisnis untuk berbagi pengalamannya. Di episode-episode selanjutnya APINDO UMKM AKADEMI akan membawa narasumber lain dan mengangkat tema yang tidak kalah menarik guna menambah wawasan pelaku UMKM untuk bisa maju dan naik kelas.
Daftarkan diri Anda di link berikut ini www.topkarir.com/kewirausahaan, dapatkan informasi eksklusif seputar webinar dan program UMKM lainnya yang bermanfaat untuk kemajuan bisnis Anda. Karena sekarang saatnya #UMKMNaikKelas.