Meski tahu pada akhirnya yang akan saya dapatkan hanya sakit dan kecewa, tapi mengembangkan cinta ini kepadanya rasanya sungguh berbeda. Ada degup jantung di setiap melihatnya dari kejauhan. Selalu ada stok senyum saat kami berdua tak sengaja berpapasan. Pun selalu ada alasan untuk tetap menjaga cinta ini meski orang bilang saya dan dia terlalu mustahil untuk disatukan. Bukan, bukan karena beda keyakinan. Bukan juga karena latar belakang. Ini semua karena dia sudah mempunyai tangan untuk digenggam.
ADVERTISEMENTS
Kalau ditarik ke belakang kadang lucu juga. Ternyata selama ini kami berada dalam satu lingkaran pertemanan yang sama~
Saya ingat betul saat kami berdua pertama kali bertemu. Saya datang ke sebuah acara dan dia hadir di sana bersama teman-temannya. Entah ini skenario dari semesta atau apa, tapi ternyata salah satu temannya adalah sahabat teman baik saya. Karena berada di lingkungan pertemanan yang sama, akhirnya intensitas untuk bertemu semakin lama semakin sering saja. Saat itu saya terlalu polos untuk tahu kalau dia sudah ada yang punya. Sebab dilihat dari segala penjuru media sosialnya, tak ada tanda-tanda nama seseorang yang intens meninggalkan jejaknya. Dari sana saya berangkat untuk ingin lebih dekat lagi dengannya. Meski harus sering ikut kegiatan bersama teman-teman, tak apa. Toh dengan kesempatan itu saya bisa bertemu, ngobrol bahkan punya kesempatan lebih dengan dengannya.
ADVERTISEMENTS
Keinginan untuk bilang yang sebenarnya jelas ada. Tapi saya terlalu nyaman dengan ini semua
Rasanya setiap orang ingin cintanya bersambut, termasuk saya. Keinginan saya untuk berkata jujur ini datang beberapa tahun setelah pertemuan pertama. Ah, baru membayangkan bisa selalu dekat dengannya di atas status yang jelas saja saya sudah senang sendiri. Tak tahu lagi akan seperti apa jika keinginan ini disambut baik olehnya. Pasti seperti omongan kebanyakan orang, hidup akan jauh lebih berwarna. Lengkap dengan kupu-kupu di perut saat dia menggenggam tangan ini mesra.
ADVERTISEMENTS
Sialnya semesta selalu punya rencana. Sebelum saya nekat berkata yang sebenarnya, kabar dia akan melepas masa lanjangnya pun sampai di telinga
Iya, harus ada kata nekat untuk ini semua. Sebab saya terlalu cupu, terlalu ragu, dan terlalu takut untuk mengatakan apa yang selama ini saya rasa. Meski dari cara saya bilang “iya” untuk setiap ajakannya nonton atau di balik kalimat “nggak sibuk kok. Kamu mau ditemenin kemana?” sebenarnya sudah terlihat kalau ada cinta di sana. Tapi dasar dia orangnya lempeng-lempeng saja. Segala kode sepertinya tak akan bisa menembus dinding perasaannya.
Sampai di suatu siang, kabar itu tiba. Sepucuk undangan berwarna hijau muda datang lewat tangan seorang teman. Teman yang dulu juga (mungkin) jadi saksi pertemuan kami berdua. Iya, undangan pernikahan atas namanya dan seorang wanita yang entah siapa. Saat itu memang dunia seakan runtuh. Cinta yang diam-diam saya pupuk dengan sekejap layu sebelum dipanen pada saatnya. Dua minggu berturut-turut saya mengunci ceria. Bahkan saya sampai harus mengganti nada dering agar tak teringat bagaimana dulu kami berbagi cerita lewat suara.
ADVERTISEMENTS
Terima kasih untukmu, yang telah memilih dia. Meski sakit dan kecewa, biarlah ini semua menjadi urusan saya dan semesta
Tak apa kalau kamu ingin berkata saya bodoh atau apa. Tak apa pula kalau kamu berkata terlalu salah jika berharap pada laki-laki sepertinya. Namun saat berdekatan dengannya, saya merasa jadi orang yang berbeda. Ada muse yang membuat diri selalu semangat menjalani hari. Pun selalu ada tempat untuk segala keluh kesah ini. Meski tak sempat punya status apa-apa, tapi terima kasih ya sudah mampir dalam hidup saya. Biarkan rasa sakit dan kecewa karena kamu lebih memilihnya ini menjadi urusan saya. Semoga bersamanya kamu lebih bahagia. Dan semoga dia bisa menjadi pendengar yang lebih setia setiap kamu menggebu-gebu ingin menceritakan sesuatu.
Cinta #BertepukSebelahTangan memang sakitnya tak bisa lagi dibayangkan. Meski sembuhnya jelas butuh waktu, tapi paling tidak saya berani menyudahi ini. Kamu juga punya pengalaman yang sama soal cinta yang #BertepukSebelahTangan ini? Kenapa tidak dibagikan saja? Toh dengan berbagi, rasa sakitmu bisa sedikit terkurangi.
Yuk ikuti kompetisi menulis #BertepukSebelahTangan dari Hipwee. Selain “sakitmu” bisa berkurang, kamu juga berkesempatan untuk mendapatkan smartphone, voucher belanja senilai ratusan ribu rupiah dan merchandise keren spesial! Penasaran gimana caranya? Ini dia!
ADVERTISEMENTS
Ketentuan Tulisan
1. Tuliskan kisah #BertepukSebelahTanganmu dalam bentuk Listicle atau Narasi di Hipwee Community. Bingung caranya? Kamu bisa baca di sini!
2. Tema artikel bebas. Kamu bisa menulis kisah #BertepukSebelahTangan versimu dari sisi Tips, Motivasi, Hiburan atau bahkan Travel. Sebab kisah #BertepukSebelahTangan nggak hanya soal hubungan kan? Misalnya soal #BertepukSebelahTangan aplikasi beasiswamu atau kampus impianmu
3. Panjang tulisan minimal 350-700 kata ya! Jangan lupa sertakan tagar #BertepukSebelahTangan pada judul dan kolom tag-nya.
4. Oh iya, usahakan tulisanmu bebas dari plagiarisme dan unsur SARA ya. Tapi Hipwee yakin, calon penulis keren sepertimu pasti nggak mungkin melakukannya 😀
ADVERTISEMENTS
Ketentuan Teknis
1. Biar nggak ketinggalan informasi dari kompetisi menulis #BertepukSebelahTangan ini, yuk follow akun IG Hipwee dan IG Hipwee Community. Ssst, pengumuman pemenang juga akan diumumkan lewat 2 akun ini!
2. Sebarkan tulisanmu di media sosialmu ya. Biar banyak yang baca dan terinspirasi dari tulisanmu ini~
3. Jumlah tulisan yang masuk tidak dibatasi. Jadi kamu bisa mengumpulkan lebih dari 1 tulisan.
3. Oh iya, kompetisi menulis #BertepukSebelahTangan ini berlangsung dari 4-28 Februari 2019. So, jangan sampai ketinggalan!
Ada yang mau ditanyakan?
Untukmu yang masih memendam pertanyaan, ungkapkan saja ke Gufran@hipwee.com ya! Nggak perlu malu-malu, Hipwee tunggu karyamu 🙂