Mudik Naik Motor: Pilihan Terakhir bagi Orang, Tapi Selalu Pertama buat Saya. Tetep Bisa Puasa dong!

Mudik naik motor

Puasa sebentar lagi usai. Lebaran tinggal menghitung hari. Momen yang paling ditunggu oleh semua umat, sebab inilah saatnya kembali ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga. Mudik adalah keniscayaan. Kapan lagi punya waktu yang lega buat keluarga?

Moda transportasi menjelang lebaran selalu membludak. Yang rumahnya di seberang pulau, memilih kapal, atau jika uangnya cukup, naik pesawat. Yang satu pulau pakai kereta, bus, mobil, dan motor pribadi. Khusus motor, seringkali cara ini jadi pilihan terakhir mudik, karena capek, sedikit berisiko, hingga males macet. Tapi saya beda, pilihan terakhir orang lain ini selalu asyik dan spesial buat saya.

ADVERTISEMENTS

Naik motor memang capek, tapi lelahmu sebanding dengan pengalaman spiritual yang bakal kamu resapi soal jarak

Mudik Naik Motor: Pilihan Terakhir bagi Orang, Tapi Selalu Pertama buat Saya. Tetep Bisa Puasa dong!

Bonus pemandangan alam yang syahdu. via boboadventure.wordpress.com

Nggak bisa dimungkiri bahwa daripada transportasi lainnya, motor jadi yang paling capek. Tapi ada keseruan dalam perjalanan yang saya dapatkan saat mudik pakai motor. Dengan motor, saya bisa merasakan keintiman membedong jarak yang membentang antara saya dan keluarga, saya dan kampung halaman.

Angin, terik, hujan, debu, jadi entitas yang bakal bikin saya bisa merasa, “Oh, jadi ini kenapa orang tua bisa sekangen itu?” Ya, saya jadi paham bagaimana jarak itu rindu. Pemandangan syahdu, kejadian-kejadian asyik di tengah jalan, juga petemuan dengan pemudik lain jadi penyeimbang yang selalu bikin lelah saya nggak terasa. Semuanya akan lengkap saat tiba dan ibu mendekap saya erat. Rindu terbalas.

Risiko berkendara pasti ada. Semua akan beres jika kamu selalu berwaspada dan mempersiapkan semua dengan masak

Mudik Naik Motor: Pilihan Terakhir bagi Orang, Tapi Selalu Pertama buat Saya. Tetep Bisa Puasa dong!

Service dulu motornya. via otomotif.kompas.com

Dibanding pilihan transpostasi lain, naik motor memang paling ekstrem buat mudik. Bayangin aja naik motor sendiri berkilo-kilometer dalam keadaan puasa di tengah terik yang memanggang kulit. Namun berdasarkan pengalaman saya bertahun-tahun mudik pakai motor, semuanya akan baik-baik saja jika kamu selalu waspada.

Jangan lupa lakukan persiapan sebelum mudik. Cek kondisi motor. Mulai dari mesin, oli, ban, sein kiri-kanan, sampai klakson. Semua penting demi kelancaran sampai tujuan. Jangan lupa pakai helm SNI. Safety can be fun!

Kata siapa, mudik naik motor puasanya bakal nggak kuat? Saya bertahun-tahun bisa tuh nggak batal di jalan. Belum tebiasa aja kali, Cuy! 😀
Mudik Naik Motor: Pilihan Terakhir bagi Orang, Tapi Selalu Pertama buat Saya. Tetep Bisa Puasa dong!

Mudik bareng saudara via www.hipwee.com

Selama kurang lebih 7 tahun saya selalu mudik dari Jogja ke Pekalongan (5-6 jam) pakai motor. Dan alhamdulillah, saya nggak pernah batal di jalan. Kuncinya, lagi-lagi persiapan. Asal sahur dan kalau capek istirahat di masjid sambil basahi muka, insyaallah bisa tetep puasa sampai rumah dengan selamat. Ini sih masih mending, dulu pas kecil saya pernah mudik dari Jakarta-Pekalongan (lebih kurang 8 jam) masih kuat puasa.

Mudik nanti mungkin saya akan naik motor lagi. Kalau dulu bareng temen-temen, kini bakal bareng adik/kakak saya yang kebetulan tahun ini kuliah di kota yang sama. Mudah-mudahan mudik nanti jadi momen perekat hubungan saya dan saudara yang sudah lama mengendur.

Hei, kamu yang mudiknya naik motor, coba deh #UpgradeDirimu. Sekali-kali mudik masih tetap dalam keadaan berpuasa. Rasakan sensasi #DramaMudik yang bakal kamu temui di jalan~ 😀

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Senois.