Ada banyak alasan kenapa seseorang memutuskan untuk menulis. Salah satunya adalah karena ia butuh ruang untuk meluapkan segala unek-unek dan emosinya. Apalagi di masa pandemi begini, ketika obrolan lazim hanyalah sekadar virtual saja, menulis menjadi satu cara untuk “menyelamatkan diri” dari overthinking.
Meskipun begitu, tak dapat dimungkiri bahwa beberapa orang masih sulit mengungkapkan isi hatinya secara langsung. Entah sungkan atau malu-malu, orang-orang ini pun berusaha mengungkapkannya melalui sebuah tulisan. Lagipula, bukankah tulisan sejak dulu mampu menyampaikan maksud dan isi hati paling dalam dari penulisnya?
Karena alasan-alasan tersebut, Hipwee hadir sebagai wadah untuk menulis bagi butuh ruang untuk mengungkapkan. Tulisan yang masuk umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. Mulai dari kisah cinta, hubungan anak dengan orang tua, motivasi pendidikan dan kerja, berdamai dengan diri sendiri hingga hubungan pertemenan. Hampir semua kisah ditulis berdasarkan pengalaman pribadi lho!
ADVERTISEMENTS
Seftiana Elies Wulansari, (mantan) HRD yang giat belajar dan mengasah bakat menulis
Perjalanan menulis perempuan yang akrab disapa Elies ini dimulai ketika ia menginginkan sebuah link web yang bisa dipasang di bio Instagram. Namun, ia bingung karena ia tidak memiliki blog. Ketika melihat profile seorang temannya, diam-diam ia merasa iri sekaligus kagum. “Sepertinya keren juga kalau pasang link web sebagai penulis di salah satu platform yang cukup terkenal di Indonesia,” ujarnya kala itu.
Begitu kuatnya keinginan memiliki link, ia pun memberanikan diri untuk menulis. Ada rasa bangga ketika ia berhasil menyelesaikan tulisannya. Dari situlah, ia menyadari bahwa apapun yang menjadi keinginan, memang sebaiknya dimulai saja dulu. Menurutnya, dengan memulai sesuatu, bisa jadi bakat lainnya akan terlihat dan sudah pasti bisa menguntungkan jika dapat menempatkannya dengan tepat.
Selain itu, ia juga giat mendalami kembali hal-hal yang berkaitan dengan ilmu psikologi. Meski pernah berkarier menjadi HRD, tetapi hal tersebut tidak menghalanginya untuk belajar lebih banyak lagi. Bahkan ia juga ingin, semua yang dipelajarinya bisa dibagikan melalui tulisan di Hipwee.
Bagi saya berkarya di mana saja itu sama, asal kita memiliki niat dan tidak selalu mengharap imbalan. InsyaAllah usaha tak akan menghianati hasil. Intinya tetap berkarya, lakukan saja yang terbaik dan hasil adalah reward untuk kita.
Sampai sekarang sudah banyak artikel dia yang terbit di Hipwee dan menarik serta inspiratif tentunya. Untuk membaca artikelnya, kamu bisa klik di sini.
ADVERTISEMENTS
Shangrila Rosiana Djehadut, mantan wartawan yang juga giat menuliskan keresehannya
Shangrila rupanya sudah mencintai dunia literasi sejak masih duduk di bangku SD. Dulu, ketika keadaan ekonomi keluarga belum sebaik sekarang, ia sering numpang membaca majalah anak-anak terkenal di rumah seorang temannya. Karena majalah itulah, ia jadi berhasrat dalam dunia tulis-menulis. Bahkan, ia juga sempat berkontribusi di beberapa lomba cerita pendek.
Rezeki memang tak ke mana-mana. Melalui tulisan, ia juga mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai wartawan koran lokal di kota kelahirannya, Mojokerto. Kini, ia mengabdikan dirinya sebagai penulis cerita anak rohani.
Bagi Shangrila, tulisan itu adalah ungkapan keresahan. Ketika ia resah, ia pasti akan menulis. Ia percaya bahwa setiap keresahan yang seseorang alami, pasti juga dialami orang lain. Dengan kata lain, ketika ia sedang resah akan sesuatu hal, maka pasti ada orang lain juga yang resah akan hal tersebut.
Saya berharap bahwa setiap tulisan saya bisa menjadi sebuah harapan atau jawaban bagi mereka yang juga mengalami keresahan yang serupa dengan saya. Hingga akhirnya mulai merasakan sebuah dukungan dan perasaan yang mengisyaratkan bahwa mereka tidak pernah sendirian mengalami lika-liku proses hidup yang acapkali tidak mampu dipahami dengan jelas ini.
Sampai sekarang sudah banyak artikel dia yang terbit di Hipwee dan menarik serta inspiratif tentunya. Untuk membaca artikelnya, kamu bisa klik di sini.
ADVERTISEMENTS
Mardalena, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang ‘jatuh cinta’ kepada Hipwee
Ada cerita tak sengaja kenapa ia memutuskan menulis kisahnya di Hipwee. Di semester 4 ini, ia ada mata kuliah Penulisan Naskah Digital. Salah satu tugas yang diwajibkan adalah berhasil menerbitkan tulisan di media online. Karena sering membaca tulisan-tulisan di Hipwee, ia pun memilihnya sebagai wadah untuk menampung tulisan- tulisannya. Ketika tulisan pertamanya berhasil terbit, keinginan menulisnya pun semakin tumbuh.
Selain itu, ada kalimat yang mengajaknya untuk terus menulis. “Suara akan terbang lenyap bersama angin, tetapi tidak dengan tulisan. Ia akan abadi selamanya”. Yap, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Karena itulah, ia semakin yakin kalau Hipwee siap membantu membagikan ceritamu pada banyak orang.
Terima kasih banyak Hipwee sudah membuat aku jadi semakin semangat untuk menulis dan berbagi cerita kepada para pembaca, Terima kasih juga untuk kalian yang sudah membaca tulisan-tulisanku, jangan pernah bosen ya! Sebab, kalian adalah dari support sistem untukku terus menulis.
Sampai sekarang sudah banyak artikel dia yang terbit di Hipwee dan menarik serta inspiratif tentunya. Untuk membaca artikelnya, kamu bisa klik di sini.
ADVERTISEMENTS
Ayo Menulis!
Nah, mau seperti mereka juga? Ayo tulis dan buat artikelmu dengan klik “Tulis Artikel” di pojok kanan atas halaman Hipwee, jangan lupa untuk menyebarkannya di sosial media kalian ya, supaya kamu dapat menginspirasi anak muda Indonesia lebih dan lebih lagi. Karena setiap bulannya Hipwee akan memilih kontributor-kontributor terbaik untuk Hipwee ulas dan akan kita kirimkan kejutan ke rumahmu.