Bagi beberapa orang, mungkin judul artikel ini terasa janggal. Sebab perihal mudik itu dianggap ritual yang nyaris mutlak dilaksanakan saat Lebaran. Lagipula, kapan kamu mudik itu nggak ada urusannya sama kapan kamu nikah.
Berhubung masa-masa sekarang sudah memasuki waktu Indonesia bagian mudik, baik yang merayakan Lebaran maupun yang nggak, maka akan ada banyak orang yang bertanya, “Kapan mudik?”.
ADVERTISEMENTS
Memang, pertanyaan “Kapan mudik?” itu bukan bermaksud nggak sopan, bahkan jauh lebih etis ketimbang pertanyaan “Kapan nikah?”
Wajar ketika mendekati momen Lebaran, akan ada banyak orang yang menanyakan kepulanganmu, terutama para perantau. Selain karena mudik sudah menjadi budaya, dan bakal dirasa aneh kalau nggak mudik — meski nggak merayakan Lebaran, menanyakan “Kapan mudik?” juga menjadi salah satu bentuk perhatian dan solidaritas, terutama bagi sesama perantau.
Berbeda dengan pertanyaan “Kapan nikah?” yang (sorry to say) sama sekali nggak sopan — tapi marak terjadi di Indonesia, apalagi kalau nggak kenal dekat.
Nggak ada orang yang nggak ingin pulang ke kampung halaman. Kenyataannya, ada beberapa dari mereka yang terpaksa bertahan di perantauan
Masalahnya, nggak semua perantau bisa mudik seperti kebanyakan orang. Alasannya pun beragam. Mulai dari tuntutan pekerjaan, nggak punya ongkos, nggak kebagian tiket angkutan umum, hingga karena masalah pribadi seperti kondisi keluarga yang ‘terpecah’ atau masalah-masalah tak terungkap lainnya.
Jadi, tolong jangan hakimi mereka yang terpaksa memilih untuk nggak mudik saat Lebaran. Karena mungkin akan lebih baik jika mereka tetap menunggu dan bertahan di perantauan.
Mereka yang nggak bisa mudik lebih tersakiti ketika dihujani dengan pertanyaan “Kapan mudik?” ketimbang “Kapan nikah?”. Maka, pahamilah
Barangkali, bagi orang-orang yang nggak bisa mudik ini, pertanyaan “Kapan nikah?” terasa lebih mudah dijawab ketimbang “Kapan mudik?”. Tinggal balas saja, “Secepatnya”, “Kalau nggak Sabtu, ya Minggu”, atau “Doakan, ya!”. Lagipula sudah banyak tips yang menyediakan aneka pilihan jawaban ketika ditanya “Kapan nikah?”, bukan?
Tapi ketika ditanya “Kapan mudik?” yang sesungguhnya berkaitan langsung dengan keluarga, mereka yang nggak melaksanakan ritual ini tentu bakal merasa nggak nyaman, bahkan tertohok. Melebihi rasa sakit hati karena diselingkuhi pasangan atau meratapi status jomblo tahunan.
Mulai saat ini, #UpgradeDirimu dengan nggak sembarangan menanyakan “Kapan mudik?” pada siapa pun yang belum dikenal dekat. Atau setidaknya, hargai keputusan mereka yang memilih untuk menunda kepulangannya, apa pun alasannya.
Sebaliknya, saya, yang termasuk di antara orang-orang yang belum tahu kapan mudiknya, ikut senang dengan kepulangan teman-teman ke kampung halaman. Selamat merayakan libur Lebaran dan salam untuk keluarga di rumah, ya!