Nendra Rengganis
Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.
nendraprimonik.wordpress.com
Urut berdasarkan
Tentang Kamu dan Harapan-harapan yang Berhenti Saya Panjatkan
Kamu adalah doa yang saya akhiri rapalnya sebelum mendapatkan jawaban.
Aku Sudah Berjuang Sekuat Ini. Apa Kamu Memang Tak Punya Hati?
Berenanglah dalam matanya, cobalah berjalan di hatinya jika bisa. Kau akan menemukan jejakmu di mana-mana.
……Saya Memilih, Berhenti di Kamu
Berhenti di kamu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat.
Jika Hijab Adalah Perjalanan Hati, Haruskah Kita Mengomentari Mereka yang Rambutnya Belum Ditutupi?
Bukankah ini bukan cuma soal baik-benar, surga-neraka — tapi juga soal hati?
Surat Terbuka Untuk Penutur Bahasa Bengali & Urdu yang Baik Hati. Dari Nilai Kemanusiaan yang Perlu Dijembatani
Sebagai sesama manusia hanya ini yang bisa kami upayakan demi menyuarakan kepedulian dan mengetuk hati.
Tentang Doa yang Kerap Mirip Perintah Pada Tuhan. Padahal Dia Lebih Tahu Apa yang Kita Butuhkan
Sebab kadang kita bisa jadi cecunguk menyebalkan yang sok tahu.
“Aku Siap Untuk Sesuatu yang Baru. Tak Lain, Hidup Bersamamu.”
Sesuatu yang baru tak pernah terasa semenjanjikan ini, selain bersamamu.
Jika Mau Bersabar Sedikit Saja, Bukankah Jodoh Sebenarnya Sederhana?
Jika jodoh memang sederhana, bolehkah mulai sekarang kita berusaha lalu berserah saja?
“Ih! Kok Bulenya Mau Sama Papan Penggilesan?” Lah, Menurut Ngana Situ Pantas?
Guys, memang kita sudah se-oke itu ya?