Alvin Noor Syawal
Hari Berganti, Tahun Berlalu. Harus Patah Hingga Remuk Berapa Kali Agar Bahagia itu Tiba?
Menjadi dewasa terkadang tidak menyenangkan. Ada perasaan yang sangat perlu dipertimbangkan.
Cerita di Bulan September
Semesta selalu memberikan kejutan-kejutan yang luar biasa. Tanpamu, aku masih bisa menuliskan tentang kita tanpa perlu lagi merasa terluka
Sebelum Cinta Mengakar Lebih Kuat Lagi, Maaf Kisah Kita Terpaksa Harus Sampai di Sini
Aku tak menyesali segala perbedaan yang ada, yang kusesali kenapa harus ada cinta di dalamnya 🙂
Tentang Kepastian yang Masih Kamu Simpan, Bahkan Sampai Rasa Ini Telah Memudar
Kini aku tahu…kamu bisa setega itu :')
Kita Semua Pendosa dan Sebaik-baiknya Pendosa Adalah yang Memohon Ampunan
Mari ber-muhasabah. Saling mengingatkan dalam kebenaran. Semoga taqwa bisa kita capai bersama. Aamiin.
Untuk Temanku Yang Meragukan Kondisi Hati Ini.
Hanya ini yang bisa kusampaikan lewat tulisan. Selebihnya mari kita berbincang ditemani kopi atau sinar senja.
Rinduku Berontak, Tak Berotak
Maafkan jika aku lancang. Tapi rasaku menggebu kencang. Aku rindu padamu sekarang.
Untukmu yang Sedang Patah Hati, Berbahagialah Kembali
"More smiling, less worrying. More compassion, less judgment. More blessed, less stressed. More love, less hate." ― Roy T. Bennett
Semoga Kamu Mampu Untuk Lebih Cepat Menyadarinya
Karena penyesalan selalu datang di akhir. Kalau di awal, itu adalah pendaftaran. Tapi jangan jadi orang yang mendaftar untuk menyesal.
Terbukalah Pada Dirimu Sendiri, Bukan Terus-terusan Menyalahkanku
Aku mencintaimu dengan patah hati parah. Rela jatuh sejatuh-jatuhnya demi rasaku padamu yang belum juga sirna.