Satu hal yang paling nggak disuka kalau lagi sakit adalah minum obatnya. Selain rasa yang sudah pasti jauh dari enak, jadwal minum obat yang biasanya 3 kali sehari juga bikin malas. Apalagi kalau di dalam resepnya, dokter juga memberikan antibiotik yang wajib dihabiskan. Meski sudah sembuh dan merasa kalau badan sudah membaik, yang namanya antibiotik tetaplah harus diminum sampai habis. Sayangnya, banyak orang yang nggak tertib dalam mengonsumsi antibiotik. Aturan dokter dilawan dengan seenaknya. Merasa sudah sehat, antibiotik dilupakan begitu saja.
Kamu pernah bertanya-tanya nggak sih kenapa antibiotik harus habis? Memangnya kenapa kalau nggak habis? Hipwee Tips akan menguak mengenai kasus ini. Walaupun kedengarannya sepele, efek yang timbul akibat antibiotik yang tidak dihabiskan bisa fatal lho! Biar kamu juga nggak asal kalau minum obat, yuk, kita pelajari sama-sama!
ADVERTISEMENTS
Antibiotik ditujukan untuk kasus infeksi oleh bakteri. Yang akan terjadi kalau tidak dihabiskan adalah…
Sangat penting untuk terus mengonsumsi antibiotik sampai tuntas atau mengikuti petunjuk dokter, meskipun kamu sudah merasa jauh lebih baik. Kalau kamu berhenti di tengah jalan padahal bakteri penyebab penyakitmu masih ada, maka bakteri itu akan bangkit kembali dan akan menjadi lebih kebal atau resisten terhadap antibiotik. Bahaya banget, ‘kan?
ADVERTISEMENTS
Mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengungkapkan penyebab kematian suaminya juga dikarenakan resisten terhadap antibiotik
Suami Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan di era Presiden SBY, meninggal dunia pada tahun 2015 silam. Nafsiah Mboi sendiri mengungkapkan bahwa penyebab kematian suaminya adalah karena komplikasi berbagai penyakit akibat usia ditambah adanya resistensi antibiotik. Untuk mengatasi infeksi di tubuhnya, sang suami saat itu sampai harus diberikan antibiotik hingga lini kelima, namun tidak ada satu pun yang memberikan hasil.
“Antibiotik pertama gagal, kedua sampai keempat gagal, kemudian saat diberikan yang kelima, jantung dan ginjalnya sudah tidak kuat lagi. Dia menyerah,” beritasatu.com
ADVERTISEMENTS
Kenyatannya, ada beberapa dokter yang katanya masih suka asal-asalan dalam memberi antibiotik, sebagai pasien kita juga harus cerdas
Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama atau sering meskipun sesuai anjuran dokter akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Termasuk penggunaan antibiotik untuk kondisi-kondisi penyakit ringan. Nah, biasanya ada dokter yang dikenal mudah memberikan antibiotik di resepnya. Untuk itu, kamu bisa menanyakan lebih dulu apakah di resep tersebut ada antibiotiknya. Mengapa diberikan atibiotik? Apakah sakit yang diderita akibat infeksi oleh bakteri? Ingat ya, sebagai pasien kita juga harus cerdas!
ADVERTISEMENTS
Lalu, apa jadinya ya kalau kamu lupa mengonsumsi antibiotik?
Sering lupa minum obat memang jadi hal biasa. Tapi, bagaimana dengan antibiotik yang harus habis dan diminum secara teratur? Kalau kamu lupa meminum antibiotik, maka minumlah segera di saat ingat dan dilanjutkan dengan waktu dan dosis seperti biasa. Tapi, saat kamu ingat sudah hampir memasuki waktu untuk dosis berikutnya, maka lewatkan saja dosis yang terlupakan itu.
Jangan mengonsumsi dua dosis antibiotik sekaligus untuk mengganti “kelupaan” yang terjadi. Ingat, minum dua dosis antibiotik dalam jarak waktu yang berdekatan akan meningkatkan risiko efek samping. Untuk kasus ini, ada baiknya kamu tanyakan terlebih dahulu ke dokter mengenai apa yang harus dilakukan seandainya kejadian seperti ini terjadi, karena tidak semua antibiotik dapat diperlukan seperti cara di atas. Hal ini untuk menghindari risiko yang nggak diinginkan.
Setelah ini semoga kamu jadi makin paham dan nggak asal-asalan kalau suatu ketika sakit dan harus minum antibiotik. Walaupun inginnya sehat terus, tapi kalau sakit, jangan sampai menambah efek samping lain ‘cuma’ gara-gara antibiotik tidak dihabiskan.