Dampak Belajar Daring, Moral Saat Luring Jadi Genting

Dua tahun yang lalu bangsa indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Pada 2 Maret 2020 tepatnya di Depok, COVID-19 pertama kalinya masuk ke Indonesia. Sejak saat itu semua kegiatan dilakukan di rumah warga masing-masing, mulai dari sekolah, kerja perkantoran, perdagangan dan bidang pekerjaan lainnya. Hal tersebut dilakukan demi mengurangi penyebaran virus COVID-19. Pada jenjang SMA sendiri awalnya libur 2 minggu itu karena siswa kelas 12 akan menghadapi ujian sekolah namun karena adanya pandemi ini  berlanjut hingga 2 tahun, bukan libur melainkan sekolah daring (dalam jaringan) atau biasa disebut sekolah online. 

Advertisement

Sekolah online dilakukan dengan menggunakan aplikasi pembelajaran atau dengan media online yang tersedia. Para bapak dan ibu guru sering menggunakan platform media sosial berupa Youtube karena di platform ini terdapat banyak video pembelajaran yang dapat membantu para siswa lebih mudah dalam memahami materi, aplikasi Zoom dan G-meet juga digunakan dengan aplikasi ini guru dan siswa dapat bertemu lewat tatap maya. Aplikasi lainnya yang sering digunakan oleh para guru adalah Google Classroom yaitu sebuat aplikasi yang dapat digunakan untuk memberikan penugasan kepada para siswa dan dapat membagikan materi pembelajaran dalam bentuk file.

Dengan adanya sekolah online para siswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Terdapat dua tipe siswa dalam mengikuti pembelajaran daring yaitu siswa yang rajin dan siswa yang malas. Para siswa yang rajin dalam mengikuti pembelajaran daring, mereka akan menggunakan handphone-nya untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan dan mencoba untuk memahami serta mencari tahu materi yang telah di sampaikan oleh bapak atau ibu guru melalui aplikasi pembelajaran yang tersedia. Sedangkan, para siswa yang tidak mempunyai rasa semangat sekolah akan bermalas-malasan karena mereka menganggap bahwa sekolah daring ini sama dengan libur sekolah. Akibat hal tersebut para siswa yang malas tidak akan mengerjakan tugas dan tidak mau mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Mereka lebih suka untuk bermain handpone namun tidak untuk mengakses platform yang mendukung pembelajaran, melainkan mereka mengakses game online dan berbagai aplikasi sosial media. 

Sikap buruk lainnya yang muncul akibat pembelajaran daring yaitu saat para guru memberikan tugas kepada siswa, tetapi terdapat siswa yang sebenarnya tidak mengerjakan tugas melainkan orang lain seperti orang tuanya, saudara maupun temannya yang mengerjakan tugas siswa tersebut. Pembelajaran sekolah dilaksanakan dengan daring maka pelaksanaan ujian pun dilakukan secara online. Hal ini akan membuka kesempatan bagi siswa untuk bertindak tidak jujur. Mereka dapat mencari di Google, membuka buku pembelajaran serta mereka dapat bekerjasama dengan temannya mengerjakan ujian itu bersama dalam satu tempat. Sekolah daring juga membuat motivasi belajar para siswa menurun, hal ini dilihat dari semakin berkurangnya partisipasi para siswa saat pembelajaran online.

Advertisement

Efek dari pembelajaran daring yaitu para guru memberikan banyak tugas sebagai bentuk metode pembelajaran. Namun, disisi lain para siswa akan merasa tertekan dan kesulitan dalam mengatur waktu untuk mengerjakan tugas yang banyak tersebut. hal ini dapat mengakibatkan siswa stress, tugas yang banyak membuat mereka tidak memiliki waktu untuk menghibur diri mereka dan melakukan hal yang mereka sukai. Tugas yang banyak juga membuat para siswa tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.

Perilaku-perilaku buruk yang dilakukan para siswa semasa sekolah daring yang berlangsung selama kurang lebih dua tahun berakibat menjadi suatu kebaisaan bahkan sampai saat ini yang mana PTM sudah dilaksanakan sepenuhnya. Sebelum pandemi setiap sekolah pasti membiasakan kebudayaan 5-S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun). Namun karena sekolah daring yang lama dilakukan mengakibatkan para siswa banyak yang sudah tidak menerapkan kebiasaan tersebut. Hal ini dapat melunturkan nilai tatakrama yang menjadi karakter bangsa kita. Pada saat pandemi tingkah laku siswa yang melenceng seperti tidak mengerjakan tugas, tidak mengikuti pembelajaran sering dimaklumi oleh para guru. Akibat hal tersebut kini para siswa bertindak tidak disiplin dan bertanggungjawab.

Advertisement

PTM sudah dilakukan, tapi karena para siswa sudah lama melaksanakan sekolah daring maka mereka sulit untuk beradaptasi kembali. Sekolah daring mengakibatkan terbentuknya karakter siswa yang lebih senang menyendiri dan individualis. Selain itu mereka kurang mandiri dalam menyelesaikan suatu masalah. Terdapat siswa yang malas untuk sekolah offline karena mereka sudah lama menjalani sekolah online dirumah. 

Jadi pandemi COVID-19 sangat memberikan dampak bagi bidang kehidupan salah satunya pendidikan. Sekolah diadakan secara daring yang menimbulkan berbagai efek negatif.  Meskipun sekarang sekolah sudah diadakan secara luring kembali namun kebiasaan buruk para siswa masih terbawa. Sekolah perlu mengembalikan norma-norma dan semangat para siswa. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai serta para siswa menjunjung tata kramanya kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa UNS, FKIP, Prodi Pendidikan Kimia