Pesona Jayabakti, Desa terpadat di Dunia

1 Agustus 2012, perjalanan ini dimulai. Setelah beberapa hari menghabiskan liburan di Kota Luwuk, Sulawesi Tengah aku memutuskan untuk segera kembali ke Kota Palu. Namun, tidak lengkap rasanya jika kembali tidak membawa buah tangan untuk keluarga dan teman-teman. Pagimana adalah tempat yang wajib dikunjungi untuk mewujudkan keinginan itu.

Pagimana adalah sebuah kecamatan yang dapat dijangkau dengan kendaraan sepeda motor atau mobil dengan waktu kurang lebih 3 jam dari kota Luwuk dengan perjalanan yang dijamin tidak akan membosankan karena di sisi kiri maupun kanan jalan, kita akan disuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Hutan dengan pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi sepanjang jalan, wisata air terjun bersusun yang terletak di salodik dan juga bukit cinta di Desa Lenyek.

 <>1. Pesona Laut Pagimana
Rumah Makan di atas Laut

Rumah Makan di atas Laut via http://www.panoramio.com

Saat tiba di kecamatan Pagimana, pemandangan laut dengan rumah-rumah makan yang di bangun di atasnya tidak kalah indah mempesona mata bagi setiap pengunjung yang datang.

<>2. Ole-ole Unik Khas Pagimana
Gelang Sisik dari Kulit Penyu

Gelang Sisik dari Kulit Penyu via https://www.facebook.com

Sebuah kecamatan yang ramai penduduk ini sangat dikenal dengan buah tangan ikan asin yang berkualitas. Tidak hanya itu saja, hasil kreativitas penduduk sekitar dari pengelolaan kulit penyu menjadi gelang dan cincin menjadi pilihan ole-ole unik jika bertandang ke wilayah yang masih termasuk Kabupaten Banggai ini.

<>3. Melihat Desa Jayabakti dari Pelabuhan Pagimana
Desa Jayabakti

Desa Jayabakti via https://www.facebook.com

Saat akan kembali berbalik arah ke kota Luwuk, aku teringat dengan sebuah nama Desa ‘’Jayabakti’’ yang pernah disebut-sebut oleh seorang teman. Letaknya tidak jauh dari pasar Pagimana. Menurut ceritanya, Desa Jayabakti yang merupakan desa terpadat di dunia versi on the spot karena jumlah kepala keluarganya berjumlah kurang lebih 4800 jiwa/1400kk yang terdiri dari nelayan dan petani rumput laut. Padahal, desa ini menempati area yang tidak begitu luas. Rasa penasaran itu membawaku menuju tempat orang-orang bersuku bajo ini.

<>4. Bentuk Rumah Desa Jayabakti

Jayabakti. Saat mengunjungi desa ini, kita akan menemui orang-orang dengan suku bajo. Suku yang sangat terkenal dengan kehidupannya di laut. Ada berbagai hal unik dan menarik yang dapat kita temui di tempat ini. Mereka mendirikan rumah-rumah di atas laut, bahkan mereka juga membuang air di laut. Jadi, sudah menjadi sesuatu yang lumrah ketika melihat kotoran manusia melayang-layang di atas air. Mitosnya, mereka tidak bisa hidup jika tidak mendengar suara deburan ombak. Lebih uniknya lagi, dalam satu rumah dihuni oleh 3 bahkan 5 kepala keluarga sekaligus yang di dalamnya hanya dibatasi dengan tirai-tirai. Bisa dibayangkan bagaimana aktivitas mereka sehari-hari di dalam rumah. Tidak heran, jika dalam waktu bersamaan ada 2 atau 3 ibu hamil di dalamnya.

Semua rumah penduduk di Jayabakti tersebut merupakan rumah tradisional non-permanen, dengan dinding rumah terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari bahan seng atau daun rumbia. Lahan rumah penduduk suku bajo seluruhnya terbuat dari bahan papan kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga kokoh untuk dipijak.

<>5. Mengintip Keindahan alam Sekitar Desa Jayabakti

Desa Jayabakti, bukan hanya merupakan tempat dimana kita bisa menyaksikan kehidupan masyarakat adat yang hidup secara tradisional. Sajian pemandangan alam sekitar kawasan yang indah, seperti Pulau Tinalapu juga menambah alasan untuk memasukan Desa ini sebagai salah satu destinasi wisata menarik yang perlu dikunjungi. Untuk penginapan, jangan khawatir rumah-rumah warga bisa kita jadikan homestay, karena masyarakatnya ramah-ramah.

<>6. Surga Bawah Laut Tinalapu
Keindahan Bawah Laut Tinalapu

Keindahan Bawah Laut Tinalapu via http://memoirs-musafir.blogspot.co.id

Pulau Tinalapu yang terletak tidak jauh dari Desa Jayabakti, menjadi salah satu wisata menarik yang dapat dilakukan di desa ini. Perjalanan ke pulau tersebut, dapat ditempuh dalam waktu satu jam dengan menggunakan perahu ketinting milik warga dengan harga sesuai kesepakatan. Meskipun tidak cukup terkenal dan tak berpenghuni, tapi pulau kecil ini sangat eksotis karena memiliki pasir putih yang cantik dan air laut yang masih jernih membuat terumbu karang tumbuh besar-besar sehingga beberapa jenis ikan betah berada di tempat ini. Surga bawah laut pun tercipta.

<>7. Wisata Kuliner Khas Pagimana

Selain dapat menikmati keindahan alam, kuliner serta budaya masyarakat Desa Jayabakti, aktivitas antimainstream yang dapat dilakukan selama kunjungan wisata ke kawasan tersebut adalah dengan ikut menangkap ikan di laut, mencari kepiting di hutan bakau, atau menelusuri sungai mengikuti warga mengambil air bersih.

So, wisata tidak harus selalu selfi dan merusak, kita bisa melakukan hal yang lebih seru dan bermanfaat. #IniPlesirku

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

One Comments

  1. Ipin Utoyo berkata:

    Artikelnya menarik! namun sy lebih senang melihat penyu2 itu berenang bebas di lautan ketimbang melihat kulit mereka yg sudah jadi gelang dan cincin mengantung di gerai pernak-pernik!