“Piye kabare? Enak zamanku tho?”
Tulisan dengan poster bergambar Soeharto mungkin telah menjadi meme paling populer di jagad maya Indonesia sejak beberapa belakangan. Dalam poster tersebut Presiden RI ke 2 terlihat melambaikan tangan menyapa orang yang membacanya. Kamu yang sempat menikmati zaman pimpinan “yang terhormat Bapak Presiden Soeharto” (begini dulu tulisannya di koran-koran) ini pasti senyum-senyum sendiri karena paham dengan maksud poster tersebut.
Benar kah zaman Soeharto lebih enak dari pada saat ini? Hmmm… Coba kita ulas berdasarkan pengalaman empiris yang ditemui di lapangan.
ADVERTISEMENTS
Zaman Soeharto dulu beban hidupmu tidak terlalu berat seperti saat ini.
Masa-masa pemerintahan yang terhormat Presiden RI Bapak Soeharto adalah masa-masa indah dalam hidupmu. Pada masa itu hidupmu tidak sesulit saat ini. Barang yang kamu ingin bisa sesegera mungkin kamu beli, tak perlu menabung lama-lama.
Sebab, pada zaman itu kamu memang masih duduk di bangku sekolah. Tanggung jawab dan beban hidup belum terlalu berat seperti yang kamu rasakan seperti ini. Setiap hari kamu sekolah, pulang, main, makan, kadang-kadang les, kadang-kadang dimarahi; begitu saja sih, namanya juga masih anak-anak. Berbeda dengan saat ini, kamu harus mikir mau kerja di mana, kapan nikah, siapa juga yang mau dinikahi, gajian kok sebulan sekali padahal kerja setiap hari, dan lain sebagainya.
Enak zaman Soeharto ‘kan?
ADVERTISEMENTS
Kamu tidak perlu memikirkan kebutuhan hidup yang meningkat semua telah disubsidi dengan baik.
Itu karena pada masa tersebut kebanyakan dari kamu mungkin baru lahir atau baru masuk SD. Masa iya udah mikirin beli bensin dan beras. Semua kebutuhanmu sudah ada yang menyubsidi dengan baik, yakni oleh orang tuamu. Tidak seperti saat ini, kamu harus pusing mikir gimana caranya bisa pakai motor dan hape yang keren tanpa perlu keluar duit bensin atau pulsa mahal-mahal.
Dulu, kamu paling pusing mikirin gimana caranya dapat rangking sepuluh besar biar mama papa nggak keberatan kalau diminta beliin tamagochi. Dulu bahagia itu sederhana, sementara sekarang yang sederhana itu yang mahal.
ADVERTISEMENTS
Rezim Soeharto adalah era di saat kamu masih bisa melihat Mas Anjasmara lagi ganteng-gantengnya dan single pula!
Sekarang sih Mas Anjas memang masih ganteng, tapi sudah ada gandengan plus momongan. Kalau dulu, kamu bisa mengaguminya yang hampir tiap malam nongol di televisi, karena pilihan chanel televisinya cuma itu-itu aja. Mas Anjas yang sedang lucu-lucunya itu selalu hadir dalam benakmu. Duh, apalagi pas Mas Anjas main sinetron spesial Ramadhan, jadi pingin diimamin deh rasanya. Bayangan Mas Anjas pun buyar ketika dia jadi Cecep dalam sinetron ‘Wah Cantiknya’. Ya, jelas sekali. Waktu itu Presidennya bukan Pak Harto, kualitas Mas Anjas jadi menurun!
Selanjutnya, aktor-aktor yang muncul di televisi nggak sedewasa Mas Anjas. Ganteng sih, tapi rasanya kok mereka masih imut-imut ya? Wah, sepertinya setelah zaman Pak Harto, televisi suka menampilkan brondong. Tapi, setelah dipikir-pikir bukan aktornya yang masih brondong, tapi kamu yang sudah berumur!
ADVERTISEMENTS
Pada masa itu kamu nggak perlu bete karena internet providermu lemot padahal udah beli pulsa mahal-mahal.
Enggak ada ceritanya internet lemot di zaman Bapak Soeharto. Itu karena internet memang belum familiar dalam hidup masyarakat Indonesia. Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an. Itu juga nggak banyak orang yang menggunakannya. Apalagi kamu yang waktu itu punya laptop aja enggak.
Cara aman untuk berkomunikasi waktu itu adalah koin receh seratusan sama buku kecil yang kalau ditarik panjang banget yang berisi nama dan nomor telepon. Adanya wartel adalah anugerah terbesar buatmu, karena itu berarti kamu bisa menelpon agak lama dan tenang karena nggak terganggu oleh suara angkot yang lagi lewat.
ADVERTISEMENTS
Di era Yang Terhormat Bapak Presiden Soeharto, kamu gak perlu pusing kalau melihat para hater atau orang-orang nyinyir berkeliaran.
Saat ini mungkin kamu mengenal satu-dua akun di sosmed yang menurut kamu selalu menebar kebencian. Kamu sebel banget sama akun-akun itu. Enggak jarang kamu mengomentari postingan mereka dengan tajam, tapi mereka juga nggak kapok-kapok. Kalau di zaman yang terhormat Presiden Soeharto, kamu nggak perlu repot-repot melakukan hal itu. Ada yang ngomong ngaco, ya udah biarin aja. Paling besoknya juga udah hilang sendiri. Literally.
ADVERTISEMENTS
Dulu nonton tv mah enak, channel-nya itu-itu aja. Gak banyak pilihan, beritanya seragam. Jadi otak kita juga ikutan seragam.
Jumlah stasiun tv swasta dulu bisa dihitung dengan jari tangan kanan, sementara tv publik memproduksi acara berita yang direlay oleh semua tv. Enak banget ‘kan? Beritanya sama, dikontrol dan seragam.
Seorang Bapak mengaku bahwa zaman Presiden Soeharto jauh lebih enak…
Ketika bertanya enak mana zaman Soeharto apa saat ini? Dengan jujur, Bapak tersebut menjawab, bahwa zaman Soeharto jauh lebih enak. Alasan: pada saat zaman Soeharto dulu, hubungannya dengan istri jauh lebih harmonis dari pada saat ini.
“Ya jelas enak zaman Pak Harto. Dulu waktu zaman Pak Harto, istri saya masih umur dua puluhan. Masih cantik, mulus, dan kinyis-kinyis,” ujar bapak tersebut.
Enak atau gak enak itu tergantung kamu sendiri yang menjalani hidup, jadi tetap positif ya!
Ternyata, zaman yang terhormat Bapak Presiden Soeharto memang tampak lebih enak bagi kamu dari pada saat ini. Bukan karena apa-apa, tapi karena waktu itu kamu memang masih segar-segarnya. Beban hidup yang kamu rasakan belum terlalu banyak dan kamu belum bisa move on dari kenikmatan masa lalumu. Intinya, semua masa ada kurang dan lebihnya. Yang paling penting, bagaimana caranya menatap masa depan supaya zaman yang akan lebih enak.
Nah, kalau kamu sendiri lebih enak sama masa lalu apa udah bisa beralih ke masa depan nih?