Kuliah sering jadi momen yang paling menyenangkan dalam kehidupan seseorang. Masa-masa menjadi mahasiswa menawarkan pengalaman baru dan kebebasan yang tidak didapatkan semasa SMA. Tentunya seru atau tidaknya pengalaman selama kuliah juga ditentukan oleh universitas tempatmu belajar.
Di antara sekian banyak universitas yang ada di Indonesia, Universitas Gadjah Mada atau UGM menjadi salah satu universitas favorit bagi banyak calon mahasiswa. Berada di Yogyakarta yang juga dikenal sebagai kota pelajar, UGM menawarkan pengalaman hidup dan belajar yang berbeda dari universitas favorit lainnya. Hal-hal yang akan Hipwee ungkapkan ini, cuma anak UGM yang bisa mengerti!
ADVERTISEMENTS
1. Pertama kali dinyatakan diterima di UGM, kamu merasa senang tak terkira
Maaan, keterima di universitas tertua di Indonesia maaan!
ADVERTISEMENTS
2. Bangga rasanya bisa jadi bagian di salah satu universitas terbaik di negeri ini
UGM memang terkenal dengan nama besarnya. Persaingan untuk bisa diterima di universitas pertama di Indonesia ini juga tidak bisa dibilang mudah. Kamu adalah orang pilihan yang sudah mampu jadi pemenang dalam persaingan ketat dengan ribuan pendaftar dari seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu mulai membayangkan bagaimana kehidupanmu kelak di Jogja. Mudahkah? Senangkah?
Selain menawarkan pendidikan berkualitas, lokasi UGM yang berada di Jogja juga jadi nilai plus tersendiri. Dikenal sebagai kota pelajar, Jogja punya atmosfer yang beda dari kota-kota lain di Indonesia.
Cuma di Jogja kamu bisa dengan mudah menemukan acara diskusi buku atau seminar dengan pembicara ternama yang bisa dimasuki secara gratis. Lingkungan Jogja memang mendukung pengembangan intelektualitas seseorang.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah daftar ulang, inilah kegiatan pertama yang akan kamu lakukan: ambil jaket almamater di KOPMA
Rumus ambil jaket almamater di UGM:
Ambil nomer + Antri dengan sabar + Kenalan sama anak baru lainnya = JAKET KEGEDEAN
ADVERTISEMENTS
5. Di situ kamu juga akan bertemu kakak angkatan yang akan mendatamu untuk kegiatan ospek fakultas
Kakak Angkatan: “Jurusan apa, jurusan apa?”
Kamu: “Geologi, Kak.”
Kakak Angkatan: (bersorak) “WOOOOO! Sini-sini, daftar dulu.”
Sambutan yang hangat itu membuatmu merasa diterima. Yeah, padahal belum tahu aja nanti ospeknya gimana. HEHE.
ADVERTISEMENTS
6. Pertama kali jadi mahasiswa baru, kamu merasa UGM itu gede banget!
UGM memang seakan “dibelah” menjadi 2 bagian oleh Jalan Kaliurang. Kluster eksakta berada di sebelah barat Jalan Kaliurang, kluster sosio-humaniora berada di sebelah timur. UGM emang benar-benar luas. Menurut Bulaksumur Pos, luas tanah UGM itu sebesar 183,36 hektar. Gede ‘kan?
7. Daerah Pogung, Klebengan, Karangwuni dan Karanggayam jadi tempat favorit buat berburu kos
Mau kos kayak apa? Sederhana, sederhana sekali, kamar mandi dalam, kamar mandi luar, ada parkiran mobil, sampai kos ber-cleaning service ala hotel. Semua tersedia.
8. Atau kamu juga bisa memilih untuk tinggal di hunian mahasiswa khusus UGM, Bulaksumur Residence
Yang konon berhantu itu~~
9. Awal di Jogja, inilah tempat belanja favorit anak-anak UGM
Entah karena namanya yang mengandung unsur “Kampus” yang sangat mahasiswa. Atau harganya memang murah. Yang jelas Mirota Kampus nggak pernah sepi dari jamahan tangan mahasiswa dan mahasiswi.
Beberapa bulan setelahnya, tempat belanjamu pindah ke Indo*a*et yang dekat sama kos. Mirota jauh.
10. Mulainya perjalananmu sebagai mahasiswa ditandai dengan upacara di GSP, ospek Universitas, dan ospek Fakultas
Ospek universitas UGM yang sempat “mati” sudah mulai diaktifkan lagi sejak 2012. Kalau kamu mahasiswa UGM angkatan 2011 kebawah, pasti udah akrab banget sama istilah GAMADA. Gadjah Mada Muda :”’)
Kalau GAMATU? Gadjah Mada Tua!
11. Sesudah di Jogja dan jadi anak UGM cukup lama, kamu jadi tahu perbedaan tanggapan orang saat tahu kamu diterima di UGM:
Di daerah asalmu:
“Waaah, keren banget. Pinter ya bisa diterima di UGM”
Di Jogja:
“Woooo, anak UGM? Universitas Gedung Manten ya? Hehehehhee” (Manten = pernikahan – red)
Iya sih. UGM memang gedungnya sering disewa untuk pernikahan. Grha Sabha Pramana, auditorium terbesar UGM sering digunakan untuk acara pernikahan. Wisma Kagama, Masjid Kampus, sampai University Club (UC) juga jadi langganan buat tempat kondangan. Ya tapi gak gitu juga…..
12. Kuliah di UGM, kamu sudah gak asing dengan dosen-dosen keren yang mukanya sering muncul di koran dan layar televisi
Boediono, Amien Rais, Alm. Ir. Suhardi, Revrisond Baswir sampai Anggito Abimanyu. Orang-orang hebat ini terasa sangat dekat, ilmu mereka bahkan bisa direguk dengan mata dan kepalamu sendiri.
13. Di UGM, kamu juga diajari untuk gak takut sama yang namanya “Teori”
Karena berada di Jogja yang notabene jauh dari geliat hingar-bingar industri, UGM memang menjadikan pemahaman teoretis yang mendalam jadi kekuatannya. Anak UGM memang gak punya perusahaan asing di seberang kampusnya yang bisa jadi tempat magang. Tapi, cuma anak UGM yang punya pemahaman teori yang matang.
14. Menjalani kehidupan Anak UGM sekian lama, akhirnya kamu sadar kalau mahasiswa UGM itu terbagi jadi beberapa kelompok:
a. Anak BEM
Kegiatan utamanya ngomongin politik kampus, bahas PEMIRA, mengkritik kebijakan rektorat, sampai mengatur agenda turun ke jalan saat ada isu yang dirasa harus diperjuangkan.
b. Anak Gerakan
Gerakan mahasiswa tumbuh dengan subur di UGM. Mulai dari yang berbasis agama seperti KAMMI, HMI, Tarbiyah. Gerakan berbasis idealisme politik macam GMNI, sampai ke gerakan mahasiswa berbasis daerah selayak Keluarga Mahasiswa Jombang dan Keluarga Mahasiswa Bontang.
c. Anak KM / Korps Mahasiswa
Mereka ini aktifnya di tingkat fakultas/jurusan. Seksi sibuk setiap ada event di fakultas dan jurusannya. Anak lain boleh koleksi kamera polaroid, gelang lucu, atau buku. Anak KM mah koleksinya ini…..
Macam-macam co-card kepanitiaan. Dipiliiiih, dipiliiiih~~ (nada suara orang yang jualan di kereta)
d. Anak Maskam
Pulang kuliah, ke Maskam (masjid kampus-red) ikut kajian. Setiap waktu sholat juga ke Maskam. Mereka yang anak Maskam sejati biasanya bergabung ke organisasi Jamaah Salahudin (JS). Mereka inilah yang jadi roda penggerak kegiatan religius di kampus. Kalau di setiap Ramadhan Maskam punya agenda menarik, merekalah yang ada di baliknya.
e. Anak UKM
Nongkrong di Gelanggang buat latihan, dari pagi sampai pagi lagi. NUFF SAID.
(Suatu Sabtu pagi yang cerah, lewat di depan Gelanggang)
Sekar: “Ya ampun, anak Marching latihan pagi amat ya?”
Arman: “Ya emang gitu mereka.”
(Lewat lagi, jam 6 sore)
Sekar: “Lah, itu apa lagi yang masih bawa-bawa bendera?”
Arman: “Marching juga. CG itu, latihan”
Sekar: (dalam hati) URIPMU CAH MARCHING….KOK LE MESAKKE 🙁 (Hidupmu, anak marching. Kok ya kasihan-red)
f. Mereka yang bertanya-tanya, “Aku anaknya siapaaaa?”
Kegiatan mahasiswa yang entah masuk golongan yang mana:
- Kuliah-kosan
- Kuliah-pacaran.
- Atau lebih parah: Nggak kuliah-nggak pacaran-di kos aja
15. Buat anak UGM lawas, SGPC Bu Wiryo adalah legenda
Buat anak UGM generasi milenium, Kantin Bu Siti lah yang jadi legenda
Nasi-ayam 4.500 perak. Juice cuma 1000 rupiah. Entah itu ayam apa, matinya kapan dan bagaimana. Yang penting murah dan kenyang :))
Versi sedikit elit dari Kantin Bu Siti buat anak UGM adalah ini: Penyetan Mas Kobis
Nasi ayam penyet cabe …… (bebas, isi sendiri jumlahnya. Mau 15 juga boleh) cukup Rp 9.500,00 . Kenyang, pedas, murah, enak.
16. Buat anak universitas lain, lirik “Sunday morning rain is falling” akan identik dengan….
MAS ADAM, MAS POTONG AKU MAS!
17. Khusus anak UGM liriknya bisa diganti, “Sunday morning, cilok I’m comiiing~”
Agenda wajib buat anak UGM setiap hari Minggu itu menyambangi Sunmor (Sunday Morning-red). Pasar tumpah mingguan ini jadi andalan untuk menemukan berbagai jajanan. Gak cuma buat jajan, disini kamu juga bisa menemukan semua kebutuhan sehari-hari dengan harga miring. Mulai dari beli baju, beli meja lipat buat belajar, beli buku dan alat tulis, sampai hiasan buat kamar kos.
Kayaknya kalau jodoh bisa dijual di Sunmor juga bakalan ada yang jual, deh.
18. Anak UGM gak perlu repot kalau harus ngabuburit. Setiap Ramadhan, Lembah UGM berubah jadi pusat jajanan
Mulai dari es pisang ijo, es buah, sampai sosis ala Jerman semua ada.
19. UGM patut berbangga. Saat Indonesia punya Armand Maulana…
…… UGM juga punya versi Maulana-nya sendiri, yang gak pake “Armand”
Jangan ngaku anak UGM kalau gak kenal Ustadz Maulana! Beliau adalah ustadz yang getol berdakwah di sekitaran UGM. Kadang saking getolnya, cewek-cowok yang boncengan aja ditegur oleh beliau. FYI aja, beliau baru saja menikah bulan lalu.
20. AC Milan boleh punya Stadion Sansiro
21. Kamu yang kuliah di UGM sampai tahun 2012-an juga pasti tahu UGM menyimpan Sansiro yang lain
Entah bagaimana dan entah kenapa, lapangan kecil di Fisipol UGM ini diberi nama Sansiro. Sekarang Sansiro sudah rata dengan tanah, digantikan oleh konblok kuat yang tak lagi menimbulkan debu.
22. Anak UGM yang datang dari kota yang punya banyak bioskop biasanya akan merasa merana. Gimana enggak? Bioskop di Jogja cuma 2!
Kalau ada film bagus, harus rela antri. Sementara di kota lain mah gak ngantri. WHY JOGJA, WHYYYYY?
23. Makanya, anak UGM punya rumus bahagianya sendiri
Rumus bahagia versi mahasiswa Jogja: Hard Disk External + Platinum/Luxury/Prima Net = Stok Film Berbulan-Bulan (‘0’)9
Warnet di Jogja bukan sekedar tempat untuk menyewa internet. Penyedia warnet di Jogja cerdik memanfaatkan peluang. Mereka menyediakan file film yang bisa diunduh di komputernya. Alhasil, mahasiswa di Jogja demen banget di warnet lama-lama buat download film.
24. Anak-anak UGM akan gatal telinganya kalau dengar kata KKN. Bukan karena kami generasi anti korupsi
Semester 1-3: Denger KKN masih mikir korupsi
Semester 6: KKN? D’oh, KKN dimana yaaaa? *buru-buru daftar kelompok KKN yang masih buka open recruitment*
Walau awalnya KZL harus KKN, kegiatan wajib ini juga jadi ladang bagi tumbuhnya cinta lokasi lintas Jurusan dan Fakultas <3
25. KKN usai, kata sensitif pun berganti jadi…..(((APA SAUDARA-SAUDARAAA???))) IYA, BETUL! SKRIPSI
Sama kayak KKN, anak UGM juga wajib menulis skripsi sebagai syarat kelulusan. Skripsi itu seperti lumpur hisap buat anak-anak UGM. Tanpa sadar, waktu berjalan cepat saat kamu bermalas-malasan mengerjakan skripsi. Tahu-tahu masa studi udah 6 tahun aja teman-teman udah pada lulus aja 🙁
26. Saat orang di luar sana sibuk apply kartu kredit, ada masanya anak UGM juga heboh apply kartu yang bernama…….
KIK (Kartu Identitas Kendaraan). Kartu ini sempat membuat UGM gonjang-ganjing. Pro dan kontra terhadap keberadaan kartu ini sangat lantang disuarakan oleh mahasiswa dan pihak rektorat. Setelah melalui proses panjang, KIK akhirnya di non-aktifkan dan diganti dengan sistem stiker di tiap fakultas.
Sekarang UGM kembali terbuka untuk masyarakat umum yang gak punya KIK. Yeiy!
Semakin lama menyelami kehidupan di UGM, kamu pun sadar. Tak ada universitas tanpa kekurangan
27. Katanya sih World Class Research University, tapi perpusnya kok…..
Sebagai WCRU, semestinya perpustakaan jadi fasilitas yang sangat diperhatikan. Jam buka yang panjang, koleksi buku dan jurnal yang memadai, sampai koneksi internet yang bisa diandalkan. Sebagai mahasiswa, tidak jarang kita berpikir:
“Ini WCRU beneran apa bukan sih? Kok kayaknya sama aja…”
………iri gak sih sama perpusnya UI? 🙁
28. Lahan parkir di dalam kampus juga masih perlu ditata ulang
Kurangnya lahan parkir memang jadi masalah utama di UGM. Hingga saat ini belum ada kantong parkir yang memadai dan mampu menampung lonjakan kendaraan mahasiswa. UGM juga tidak memiliki fasilitas bus untuk angkutan mahasiswanya.
Mau berharap ke bus Trans Jogja dan bus umum lainnya? Hmmmm….jujur, fasilitas transportasi umum di Jogja juga belum siap bagi warga UGM yang sepenuhnya ingin menggantungkan diri pada kendaraan angkutan massal.
2008: Kuliah jam 9, berangkat dari kos 08.50 = DAPAT PARKIR DI DALAM FAKULTAS
2014: Kuliah jam 9, berangkat dari kos 08.30 = DAPAT PARKIR DI LAPANGAN GSP JUGA UDAH SYUKUR
29. Melabeli diri sebagai “Kampus Kerakyatan”, toh gak semua “Rakyat” bisa jadi mahasiswa UGM
Gak cuma pintar, kini mereka yang mau masuk UGM juga harus punya modal finansial yang tidak sedikit. Sejak tahun 2013 UGM mulai menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) . UKT memang meniadakan sumbangan uang gedung, tapi kini tiap semester total biaya SPP dan BOP UGM sudah tidak lagi semurah dulu.
30. Menurut pendapat beberapa orang, KKN yang hukumnya wajib juga perlu ditinjau ulang
Cuma di UGM, kegiatan Kuliah Kerja Nyata masuk sebagai salah satu syarat kelulusan. Kalau gak punya sertifikat KKN, kamu gak akan bisa daftar ujian pendadaran skripsi. Menurut pendapat beberapa orang, KKN perlu dipertimbangkan ulang. Apakah memang KKN wajib buat semua mahasiswa, atau bisa jadi opsi yang bebas untuk dilakoni maupun tidak?
31. Kadang kamu berharap UGM punya bus kampus yang gratis dan bisa diandalkan
Jarak dari Rektorat ke Fakultas Teknik atau Rektorat ke Fakultas MIPA itu lumayan jauh, lho. Kalau ada bus kampus kan lumayan, irit bensin.
32. Atau jas almamater yang warnanya lebih jelas. Gak galau lagi
UI
The Yellow Jacket. JELAS!
UNPAD
Biru, warnanya JELAS!
UGM *melirik ke jas almamater*
INI NAMANYA JAKET APAAA? WARNANYA HARUS DISEBUT APAAA? The Karung Goni Jacket? The Yakult Jacket? Atau The Kaki Butek Jacket?
33. Prosesi wisuda UGM juga masih menyisakan pertanyaan di benak mahasiswanya
Pertanyaan tak berujung anak UGM sampai wisuda:
- Kenapa toganya harus dibalikin?
- Kenapa tali di toga harus dipindah sendiri kalau pada akhirnya maju juga buat salaman sama dekan?
- Kenapa harus ada pembekalan dari motivator saat gladi resik wisuda? CAPEK LHO PAK. KAMI PERLU BOBO CANTIK BIAR WISUDAANNYA FRESH
Tapi di balik semua kekurangannya, bagimu UGM akan tetap dan selalu istimewa
34. Di balik biaya kuliah yang kian menanjak, biaya hidup di UGM tetap murah. Orang tuamu tak perlu susah payah berhemat agar kamu bisa makan di perantauan
Bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jogja, jadi anak UGM itu……MURAH
Pengeluaran standar anak kos di UGM:
- Bensin motor : Rp 6.500 (ini kalau kampus-kos doang 3 hari juga masih sisa)
- Makan nastel di burjo 2x: Rp 10.000,00
- Makan yang agak enakan: Rp 20.000,00
- Laundry : Rp 15.000,00/minggu
Dibandingkan kota-kota besar lainnya, biaya hidup sehari-hari di Jogja memang murah. Kalau pintar-pintar mengatur uang, dalam sehari kamu bisa cuma mengeluarkan uang 20-30 ribu rupiah.
35. Senyum dan keramahan bisa dengan mudah kamu temukan di tiap sudut kampus UGM
Bapak penjaga parkiran di jurusan, ibu kantin, ibu penjaga perpus, sampai para SKK. Senyum selalu terulas di wajah mereka. Tidak sulit menemukan keramahan dan kehangatan di tengah luasnya UGM.
36. Seminar dan diskusi berkualitas juga selalu tersedia. Gratis, pula!
Salah satu keuntungan jadi mahasiswa UGM adalah bisa ikut acara diskusi dan seminar dengan pembicara ternama. Nama besar yang dimiliki UGM memang lebih mudah menarik orang-orang besar tersebut untuk datang. Selain dapat ilmu, acara seminar dan diskusi juga sering dimanfaatkan mahasiswa buat dapat makan siang gratis :p
37. Cuma di UGM, kamu dididik jadi pintar tapi tetap peduli pada lingkungan sekitar
Pengabdian masyarakat lewat KKN membuka matamu, ilmu seharusnya tidak hanya kamu hapal dan dituangkan dalam tulisan akademis semata. Ada masyarakat yang membutuhkan kerja nyatamu di luar sana.
38. Pendidikan di UGM membentuk logika berpikirmu lewat teori, lingkungan UGM membentukmu untuk tetap rendah hati
Ciri khas anak UGM ada di kerendahhatian mereka. Berbeda dengan anak-anak universitas besar lain yang sangat bangga pada almamater, kamu yang anak UGM kerap merasa biasa saja. Rasanya tidak ada yang perlu dibanggakan dengan ke UGM-an mu.
39. Dibandingkan anak-anak universitas favorit lainnya, sekilas anak UGM memang tampak kurang modis dan tidak meyakinkan. Tapi sekalinya angkat bicara…….semua orang diam dan hanya akan menganggukkan kepala
(ikut Model of United Nations di Singapura, ketemu sama anak universitas lain)
Kamu: (dalam hati) Ya ampun, pada keren-keren amat sih kayaknya… (minder)
Anak universitas lain: “Dari mana?”
Kamu: “UGM…”
Anak universitas lain: “Oooooh ya ya” (melirik jas-mu yang sedikit kedodoran dan mukamu yang bebas polesan make-up)
(Sesi dimulai)
Anak universitas lain: *ngomongnya biasa aja* *Ide dan diksi bahasa Inggrisnya juga gitu-gitu aja*
Giliranmu bicara: (mereka nganga) MEN, BAJU BOLEH GINI-GINI AJA. TAPI OTAK GAK BISA DIANGGAP REMEH!
40. Di UGM matamu terbuka. Menjadi pintar ternyata bukan segalanya
Mau adu pintar? Di UGM banyak yang lebih pintar. Mereka yang otaknya encer itu juga makan di angkringan, gojeg kere sama teman-teman, menjalani kehidupan sederhana ala mahasiswa Jogja. Pergaulan di UGM menyadarkanmu, menjadi pintar itu penting tapi menjadi pintar bukanlah segalanya.
41. Selasar GSP, tangga-tangga rektorat, riuh Gelanggang Mahasiswa, kantin dan burjo di sekitar kampus — semua jadi saksi bisu perjalananmu menjadi manusia dewasa yang bukan hanya berpendidikan, tapi juga bermanfaat bagi sesama
42. Idealisme andhap asor (rendah hati) dan mengabdi pada masyarakat khas UGM akan tetap terjaga ke manapun masa depan membawa
Kerja di MNC? Anak UGM akan tetap merasa belum ada apa-apanya dibanding anak-anak universitas lain.
Kerja di NGO asing dengan gaji dolar? Anak UGM tak akan merasa tinggi hati
Kerja di NGO lokal yang sumber dananya cekak? Anak UGM pun tak masalah, yang penting bisa membawa perubahan buat sesama
43. Ibarat jamuan makan malam resmi, UGM adalah three course meal yang lengkap
Otakmu ditempa dan dibentuk di ruang kelas, kemampuan organisasimu digodok dalam BEM dan berbagai gerakan mahasiswa, UKM UGM yang beragam juga memberimu kesempatan untuk menambah kemampuan. Tak ingin jauh dari Tuhan? UGM juga punya Masjid Kampus yang selalu menawarkan kajian. Apalagi yang kurang?
44. Uniknya, tak peduli sehebat apapun universitasnya, anak UGM sejati akan tetap merasa biasa saja pada almamaternya
(Habis lulus)
Saudara: “Mbak, kuliah di UGM enak ya? Pinter-pinter ya, dosennya hebat ya?”
Kamu: “Ha? Biasa ajaaaa. Sama aja kok kuliah dimana-mana.”
45. Kami cinta dan bangga, tapi UGM memang mengajarkan kami untuk tidak pernah merasa jumawa
Di UGM kamu belajar. Pencapaian tidak diukur dari banyaknya pujian. Melainkan dari berapa banyak hal yang bisa kamu berikan, seberapa besar kamu bisa menciptakan perubahan.
46. UGM bukan sekedar universitas dimana kamu bisa jadi mahasiswa…
47. Ia juga membekalimu dengan nilai luhur, agar kelak kamu bisa menjadi sebaik-baik manusia
Siapapun kamu, apapun latar belakangmu — UGM menerimamu dengan tangan terbuka. Di sini, kamu gak cuma belajar sebagai mahasiswa. Tanpa sadar, UGM telah membentukmu untuk bisa mengeluarkan versi terbaikmu sebagai manusia.
Anak-anak UGM, apakah kamu sepakat dengan berbagai hal di atas? Membicarakan UGM dan Jogja memang gak akan pernah ada habisnya.
Aaaaah UGM dan segala romantismenya…..